Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bisnis panas bumi dari hulu ke hilir, telah selesai melaksanakan program Management and Employee Stock Option Program (MESOP) Tahap I dan Tahap II.
Corporate Secretary Pertamina Geothermal Energy Kitty Andhora menjelaskan, jumlah hak opsi yang dikonversi menjadi saham atau jumlah saham MESOP yang diterbitkan sebesar 13.016.558 lembar saham. Nominal exercise dari MESOP ini sebesar Rp 10,41 miliar.
Advertisement
Sebelum penerbitan saham MESOP tahap I dan II, jumlah saham PGEO mencapai 41.495.007.591 lembar. Dengan demikian, jumlah saham PGEO usai program ini meningkat menjadi 41.508.024.149 lembar.
"Hak opsi yang belum dilaksanakan pada periode ini dapat dilaksanakan pada periode pelaksanaan MESOP PGEO tahap selanjutnya," ungkap Kitty dikutip dari keterbukaan informasi, Minggu (20/10/2024).
Program MESOP PGEO didasarkan pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.32/POJK.04/2015 tentang penambahan modal perusahaan terbuka dengan hak memesan efek terlebih dahulu, sebagaimana telah diubah dengan POJK No.14/POJK.04/2019.
Pertamina Geothermal Energy Garap 2 Proyek Panas Bumi di Kenya
Sebelumnya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) mencapai kesepakatan dengan perusahaan pengembang panas bumi Kenya, Geothermal Development Company Ltd (GDC) dan Africa Geothermal International Ltd (AGIL). Dalam kesepakatan ini emiten dengan kode saham PGEO ini akan mengembangkan lapangan panas bumi di Kenya.
Eksplorasi dua lapangan panas bumi di Kenya yang dikembangkan PGEO bersama kedua mitranya ini diharapkan bisa dimulai pada tahun 2024 ini.
Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi mengatakan, kesepakatan ini merupakan tindak lanjut kesepakatan awal yang telah dicapai dengan GDC dan AGIL pada 2023. PGE dan GDC pada 15 September 2023 menandatangani Non-Disclosure Agreement (NDA) untuk pengembangan potensi panas bumi di Kenya dan Indonesia.
Sebelumnya, pada 22 Agustus 2023, PGE dan AGIL juga telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk pengembangan lapangan panas bumi Longonot yang terletak di kawasan Great Rift Valley, Kenya.
Salah satu agenda utama pertemuan lanjutan dengan GDC adalah membahas hasil kajian teknis awal oleh PGE terhadap lapangan Suswa yang diperkirakan memiliki potensi sumber daya sebesar 200 MW.
Namun, masih diperlukan kajian lebih lanjut untuk mengonfirmasi besaran potensi tersebut melalui pengeboran eksplorasi.
Untuk itu, PGE dan GDC telah merencanakan penandatanganan Joint Development Agreement (JDA) yang akan mengatur peran GDC dalam eksplorasi pada 2 sumur pertama melalui skema government drilling dan kemungkinan eksplorasi lanjutan pada tiga sumur lain yang akan dilakukan oleh PGE.
Advertisement
Pembelian Tenaga Listrik
Selain itu, PGE dan AGIL telah menyepakati pembelian tenaga listrik (power purchase agreement) sebesar 140 MW dan untuk tahap awal PGE akan melakukan pengeboran eksplorasi sebesar 35 MW yang ditargetkan akan on stream pada 2027.
“Untuk mengakselerasi implementasi kesepakatan ini, para pihak akan menandatangani definitive agreement setelah mendapat persetujuan internal korporasi masing-masing,” kata Julfi Hadi dalam keterangan tertulis, Minggu (10/3/2024).
Kolaborasi PGE dan mitranya pada pengembangan lapangan Suswa dan Longonot di Kenya ini menandai langkah PGE menjadi global player di sektor panas bumi.
Serta menjadikan Kenya sebagai hub pengembangan panas bumi PGE di luar negeri sebagai bagian dari kontribusi menuju Net Zero Emission (NZE) secara global.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan kerja sama pengembangan bisnis internasional merupakan bagian dari semangat Pertamina Go Global untuk mendukung visi Pertamina sebagai perusahaan energi kelas dunia.