Israel Jatuhkan Selebaran Berisi Foto Jenazah Pemimpin Tertinggi Yahya Sinwar di Jalur Gaza

Pesan selebaran yang dijatuhkan tersebut menyebut bahwa Hamas tidak akan lagi memerintah Gaza.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 20 Okt 2024, 09:04 WIB
Seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada AFP, dengan memilih Sinwar, Hamas mengirimkan pesan yang kuat kepada Israel bahwa Hamas akan terus melanjutkan jalur perlawanan. (Emmanuel DUNAND / AFP)

Liputan6.com, Gaza - Tentara Israel menjatuhkan selebaran yang memperlihatkan foto Pemimpin Tertinggi Hamas Yahya Sinwar yang tewas akibat serangan udara beberapa hari lalu.

Pesan selebaran yang dijatuhkan tersebut menyebut bahwa "Hamas tidak akan lagi memerintah Gaza," dikutip dari laman Alarabiya, Minggu (20/10/2024).

Kata-kata dalam selebaran tersebut berasal dari pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis (17/10) setelah Sinwar tewas oleh tentara Israel yang beroperasi di Rafah, di selatan dekat perbatasan Mesir.

Hamas pada Jumat (18/10) mengonfirmasi tewasnya Yahya Sinwar. Hal ini diungkap oleh kepala biro politik kelompok tersebut.

Dalam pernyataan yang disiarkan di televisi, pejabat Hamas Khalil al-Hayya memuji Sinwar sebagai "pahlawan yang melawan pasukan Israel hingga napas terakhirnya".

Hayya juga menekankan bahwa sandera Israel tidak akan dibebaskan hingga agresi Israel di Jalur Gaza benar-benar berhenti, tahanan Palestina dibebaskan, dan pasukan Israel benar-benar ditarik dari Jalur Gaza.

Hamas, melalui Hayya, menegaskan kembali komitmennya untuk melanjutkan perjuangan hingga berdirinya Negara Palestina dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.

Serangan 7 Oktober yang direncanakan Sinwar terhadap komunitas Israel setahun lalu menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut penghitungan Israel.

Perang Israel berikutnya telah menghancurkan Gaza, menewaskan lebih dari 42.500 warga Palestina, dengan 10.000 korban tewas lainnya yang tidak terhitung jumlahnya diduga terkubur di bawah reruntuhan, kata Otoritas Kesehatan Gaza.

 


Serangan di Kamp Al-Maghzai

Warga Palestina yang terluka tiba di Rumah Sakit al-Shifa dengan menaiki truk menyusul serangan udara Israel di Kota Gaza, Jalur Gaza, Kamis (19/10/2023). (AP Photo/Abed Khaled)

Di kamp Al-Maghzai di Jalur Gaza tengah, serangan Israel terhadap sebuah rumah menewaskan 11 orang, sementara serangan lain di kamp Nuseirat di dekatnya menewaskan empat orang lainnya.

Lima orang lainnya tewas dalam dua serangan terpisah di kota-kota Gaza selatan Khan Younis dan Rafah, kata petugas medis, sementara tujuh warga Palestina tewas di kamp Shati di Jalur Gaza utara.

Pada Jumat (18/10) malam, petugas medis mengatakan bahwa 33 orang yang sebagian besar wanita dan anak-anak, tewas dan 85 lainnya terluka dalam serangan Israel yang menghancurkan sedikitnya tiga rumah di Jabalia.

Militer Israel mengatakan, tidak mengetahui insiden tersebut.

Dikatakan bahwa pasukan Israel terus melakukan operasi terhadap Hamas di seluruh wilayah kantong itu, menewaskan beberapa orang bersenjata di Rafah dan Jabalia serta membongkar infrastruktur militer.

Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya