Profil Fadli Zon, Putra Ranah Minang yang Ditunjuk jadi Menteri Kebudayaan

Fadli Zon merupakan putra asli Sumatera Barat, ia lahir 1 Juni 1971 di Jakarta, putra pertama dari tiga bersaudara pasangan Zon Harjo dan Ellyda Yatim.

oleh Novia Harlina diperbarui 21 Okt 2024, 00:11 WIB
Fadli Zon. Presiden Terpilih Prabowo Subianto mulai memanggil sejumlah tokoh yang digadang menjadi calon menteri di kabinetnya. Pemanggilan dilakukan pada sore hari ini.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu politisi yang dikenal karena kiprahnya di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Fadli Zon resmi ditunjuk oleh Prabowo Subianto menjadi Menteri Kebudayaan dalam Kabinet Merah Putih.

Fadli Zon merupakan putra asli Sumatera Barat, ia lahir 1 Juni 1971 di Jakarta, putra pertama dari tiga bersaudara pasangan Zon Harjo dan Ellyda Yatim. Kedua orang tuanya bersuku Minangkabau berasal dari Payakumbuh, Sumatera Barat.

Fadli Zon menghabiskan masa kecilnya dan menyelesaikan pendidikan dasar di desa Cisarua, Bogor. Ia menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDN Cibereum 3, Cisarua, Bogor dan melanjutkan di SMPN 1 Cisarua, di Gadog, Bogor, kemudian pindah ke SMP Fajar Jakarta.

Kemudian ia pindah ke Jakarta dan melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 31 Jakarta. Fadli belajar selama dua tahun di SMA Negeri 31, Jakarta Timur, sebelum akhirnya mendapat beasiswa dari AFS (American Field Service) ke San Antonio, Texas, Amerika Serikat dan lulus dengan predikat summa cum laude.

Fadli lalu melanjutkan studinya di program studi Sastra Rusia, Fakultas Sastra Universitas Indonesia (kini FIB UI). Pada 2002, ia mengenyam pendidikan di London School of Economics and Political Science (LSE) di bawah bimbingan John Harriss dan Robert Wade.

Ia meraih gelar Master of Science (M.Sc) Development Studies dari The London School of Economics and Political Science (LSE) Inggris.

Kemudian pada 2016, setelah menyelesaikan disertasi berjudul Pemikiran Ekonomi Kerakyatan Mohammad Hatta 1926-1959 dan meraih gelar doktor ilmu sejarah dari Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB), Universitas Indonesia

Fadli Zon merupakan seorang politikus dan mantan aktivis Indonesia. Ia menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 2014–2019. Bersama Prabowo Subianto, ia ikut mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan menjabat sebagai Wakil Ketua Umum.

Sejak 8 Oktober 2015 hingga 2019, ia juga dipercaya sebagai Presiden Organisasi Parlemen Antikorupsi Se-Dunia.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Aktif di Kebudayaan

Karier politk Fadli Zon mulai terlihat pada pada 1997-1999, ia menjadi anggota MPR RI dari golongan pemuda dan aktif sebagai asisten Badan Pekerja Panitia Adhoc I yang membuat GBHN.

Untuk mendukung intelektualitasnya, Fadil Zon juga mendirikan lembaga kajian publik dengan nama Institute for Policy Studies (IPS).

Selain aktif dibidang politik, Fadli Zon juga aktif dalam organisasi dan kebudayaan. Fadli Zon adalah penggiat kebudayaan sejak masih remaja. Ia mendirikan Fadli Zon Library di Jakarta Pusat, Pendiri Rumah Kreatif Fadli Zon, Cimangggis, Depok, Rumah Budaya di Aie Angek, Tanah Datar, Sumatera Barat, dan Dewan Pembina Rumah Puisi Taufiq Ismail di Aia Angek.

Fadli Zon Library (FZL) yang didirikan pada tahun 2008 merupakan oase intelektual Fadli Zon. Fadli Zon Library sering menggelar acara diskusi secara reguler tentang berbagai tema, dari mulai sejarah, budaya, politik, ekonomi, maupun tema-tema lainnya yang aktual, serta menjadi tempat persinggahan tokoh-tokoh intelektual Indonesia dari dalam dan luar negeri.

Fadli Zon tercatat sebagai Ketua Umum Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI), 2019-2024. Ketua Umum Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM), 2017-2019, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) 2015-2020, dan periode berikutnya 2020-2025. Ketua Umum Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI), 2016-2021, dan Ketua Umum Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI), 2017-2022.

Selain aktif di organisasi dan kebudayaan, Fadli Zon juga aktif menulis. Pengalaman jurnalistik Fadli Zon dimulai dengan menulis sejumlah artikel di majalah remaja seperti Nona dan Hai (1989-1990).

Kemudian menjadi wartawan di majalah Suara Hidayatullah dan Harian Terbit (1990-1991). Semasa kuliah mengasuh majalah Gema (1992-1994) milik DHN Angkatan 45, Redaktur dan Dewan Redaksi majalah sastra Horison (sejak 1993), redaktur majalah Tajuk (1995-1996) dan lain-lain.

Pemimpin Redaksi Jurnal VISI (sejak 1997), Dewan Redaksi Majalah Tani Merdeka (sejak 2007), dan juga pemimpin redaksi Tabloid Gema Indonesia Raya (sejak 2011). Tulisan-tulisan Fadli Zon juga banyak dimuat di sejumlah buku, bunga rampai, jurnal dan media massa nasional.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya