Banyak Duit Lusuh, BI Sebar Rp 5 Miliar Uang Baru di 5 Pulau Timur Indonesia

Bank Indonesia (BI) siapkan uang tunai sebanyak Rp 5 miliar untuk lima pulau di sekitar Kepulauan Maluku.

oleh Arief Rahman H diperbarui 21 Okt 2024, 09:30 WIB
Bank Indonesia (BI) terus menggenjot penggunaan uang tunai yang layak pakai ke sejumlah pulau di wilayah Timur Indonesia. (Foto: Liputan6.com/Arier RH)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) terus menggenjot penggunaan uang tunai yang layak pakai ke sejumlah pulau di wilayah Timur Indonesia. Menyusul, banyak beredarnya uang tunai dengan kondisi yang lusuh dan rusak di beberapa pulau kecil di Indonesia.

Sedikitnya, BI menyiapkan uang tunai sebanyak Rp 5 miliar untuk 5 pulau di sekitar Kepulauan Maluku. Diantaranya, Pulau Banda, Pulau Gorom, Pulau Geser, Pulau Manipa, dan Pulai Tifu. Nominal paling banyak disebar di Banda Neira sebanyak Rp 2 miliar.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aida S Budiman menyampaikan penggunaan uang layak pakai jadi upaya memudahkan transaksi masyarakat. Lantaran, uang lusuh kerap ditemui ketika adanya praktik transaksi, terutama di wilayah pulau-pulau kecil. Selain uang yang rusak, persebaran uang dengan nominal yang tak seimbang juga menjadi tantangan di masyarakat. 

"Kalau kita melakukan transaksi jual beli uang kita uang besar pas mau dibalikin uangnya gak ada. Jadi itu menimbulkan keengganan atau kesusahan dalam kita melakukan transaksi," ucap Aida dalam rangkaian Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB), di Banda Neira, Maluku, dikutip Senin (21/10/2024).

Selama 2024 ini, BI melakukan edukasi sekaligus melayani penukaran uang ke 90 pulau di 18 provinsi se-Indonesia. Harapannya, langkah tersebut bisa meningkatkan stabilitas ekonomi masyarakat.

"Untuk menjaga stabilitas ekonomi, satu hal yang penting dilakukan adalah menjamin supaya ekonomi tersebut berjalan ada uangnya, kalau tidak ada uangnya bapak ibu gak bisa bertransaksi," bebernya.

 

 


Imbauan kepada Masyarakat

Rangkaian Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB), di Banda Neira, Maluku, dikutip Senin (21/10/2024). (Foto: Liputan6.com/Arief RH)

Aida turut mengimbau masyarakat untuk menjaga kualitas uang tunai yang dimilikinya. Tujuannya, agar bisa tetap dalam kondisi yang layak untuk transaksi.

"Kenapa penting? Karena rupiah itu adalah simbol negara kita. Jadi kalau cinta rupiah pastikan rupiah itu mesti kita dijaga, pemakaiannya kita pastikan jangan diucel-ucel, jangan dicekrek dipakaikan streples, jadi nanti bisa cepat rusak, kita cintai dan juga kita pastikan tidak ada yang memalsukan rupiah," urai Aida.

Sebagaimana diketahui, Ekspedisi Rupiah Berdaulat merupakan program kolaborasi antara BI dengan TNI AL. Sejumlah perwakilan dari kantor perwakilan BI di berbagai daerah turut serta dalam kegiatan tersebut.

Selain penukaran uang, ada pula layanan kesehatan yang bisa diakses masyarakat sekitar. Tak lupa, ada program sosial BI yang menyumbangkan sejumlah keperluan bagi rumah-rumah ibadah.


Masyarakat Terbantu

Rangkaian Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB), di Banda Neira, Maluku, dikutip Senin (21/10/2024). (Foto: Liputan6.com/Arief RH)

Sementara itu, salah satu masyarakat, Abdullah (55) mengaku terbantu dengan adanya layanan penukaran uang tunai dari BI. Dia menjadi bisa mengganti uang-uang lusuh yang sengaja dikumpulkannya dari setiap transaksi.

"Karena kalau uang sudah rusak itu banyak orang tidak mau, saya pun tidak enak kasih kembalian dengan uang rusak," kata Abdullah, di lokasi.

Pria yang berdagang air minum tersebut mengaku sering mengumpulkan uang yang rusak atau lusuh. Setidaknya, dalam satu bulan dia bisa mengumpulkan sebanyak Rp 1 juta uang dengan nominal yang beragam.

"Dengan adanya ini (penukaran uang baru) kita jadi terbantu," ucap Abdullah yang menukarkan uang lusuh dengan total Rp 3 juta tersebut.

Tak cuma Abdullah, antusiasme juga turut datang dari seorang bocah bernama Anton (15). Dia terlihat datang berbondong-bondong dengan kawannya ke lokasi penukaran uang BI. 

Tak banyak yang dia bawa, hanya berkisar Rp 180 ribu dengan pecahan uang Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000 dan Rp 20.000. Dia mengatakan, uang tersebut merupakan pemberian orang tuanya untuk jajan sehari-hari dan ditabung. Hanya saja, kondisi uangnya tak sepenuhnya dalam kondisi baik.

"Iya, saya mau tukar uang ini karena sudah banyak yang rusak," ucap Anton.

Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya