Liputan6.com, Jakarta Menyambut pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, pendiri Advokasi Inklusi Disabilitas (AUDISI) Yustitia Arief menitip lima isu disabilitas yang perlu diperhatikan.
Kelima isu disabilitas yang perlu diperhatikan di pemerintahan Prabowo-Gibran yakni:
Advertisement
- Terlaksananya sosialisasi yang merata dari pusat ke daerah terkait berbagai program untuk penyandang disabilitas.
- Pengarusutamaan disabilitas di semua sektor.
- Infrastruktur universal design di seluruh fasilitas umum di seluruh daerah.
- Partisipasi bermakna dari penyandang disabilitas dalam pembangunan yang inklusif serta pendataan yang terpilah dan terpusat untuk disabilitas.
- Penyandang disabilitas dikuatkan menjadi subjek dalam pembangunan negara dan tidak hanya sebagai penerima manfaat.
Yustitia yang juga merupakan penyandang disabilitas fisik berharap, kepemimpinan baru Prabowo Subianto dapat mengimplementasikan peraturan yang disahkan selama era Joko Widodo (Jokowi) dengan lebih baik.
“Selamat untuk presiden dan wapres terpilih, penyandang disabilitas berharap dengan kepemimpinan baru Prabowo Subianto, berbagai peraturan yang telah disahkan selama 10 tahun presiden Jokowi (Joko Widodo) dapat terimplementasi dengan lebih baik,” kata Yustitia pada Disabilitas Liputan6.com lewat pesan teks, Minggu (20/10/2024).
Sebelumnya, presiden dan wakil presiden baru Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi dilantik pada Minggu, 20 Oktober 2024. Keduanya dilantik di Gedung DPR-MPR diikuti dengan pengambilan sumpah.
Sumpah Jabatan Prabowo-Gibran
Prabowo mengucapkan sumpah jabatan sekitar pukul 10.31 WIB. Dalam sumpahnya, ia mengucapkan janji untuk memegang teguh Undang-Undang Dasar (UUD 1945).
"Bismillahirrahmannirrahim, Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada nusa dan bangsa," kata Prabowo di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Minggu (20/10/2024).
Disusul Gibran Rakabuming Raka yang mengucapkan sumpah sebagai Wakil Presiden.
"Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Wakil Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada nusa dan bangsa," ucap Gibran.
Advertisement
Program Prabowo Selama Masa Jabatan
Setelah resmi dilantik, Presiden ke-8 Indonesia menyampaikan pidato perdananya terkait proyeksi program yang akan dijalankan selama masa jabatannya.
Salah satu poin utama yang dibahas dalam pidato tersebut, Prabowo menekankan soal ketahanan dan swasembada pangan. Hal ini menjadi prioritas utama pemerintah karena ketahanan pangan adalah langkah strategis untuk menjamin kesejahteraan dan kemandirian bangsa di tengah tantangan global yang terus berkembang.
"Saya tekankan, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, kita harus mencapai swasembada pangan. Kita harus mampu memenuhi dan memproduksi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia,” ujar Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pidato perdananya di Gedung MPR, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2024) mengutip News Liputan6.com.
Presiden Prabowo menargetkan bahwa dalam 4-5 tahun, Indonesia akan mampu memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat dan menjadi lumbung pangan dunia dengan dukungan para pakar.
Tak Boleh Bergantung pada Sumber Makanan dari Luar
Tak lupa, ia menyoroti risiko ketergantungan pada impor pangan, terutama di tengah krisis global yang sedang berlangsung.
“Kita tidak boleh tergantung pada sumber makanan dari luar. Dalam keadaan genting, tidak ada yang akan mengizinkan barang-barang mereka untuk kita beli,” tegasnya.
Prabowo juga menggarisbawahi tentang Indonesia yang memiliki potensi besar memajukan sektor pertanian dan mengurangi ketergantungan pada pangan impor. Ia menekankan pentingnya kolaborasi nasional untuk memberantas kemiskinan dan kelaparan, serta mengajak seluruh pemimpin dan masyarakat bekerja sama mencapai ketahanan pangan dan kesejahteraan nasional.
Adapun beberapa isu yang juga harus diperhatikan dalam strategi jangka panjang ketahanan pangan yang menjadi tantangan global meliputi perubahan iklim, ketidakstabilan ekonomi, dan perkembangan teknologi.
“Ini adalah masa depan bangsa, dan kita semua harus terlibat dalam membangunnya,” ujarnya.
Advertisement