Temuan Gua Bawah Tanah Gunungkidul, Ahli UGM Petakan Gua di Sepanjang Jalur JJLS

Baru-baru ini, masyarakat digemparkan dengan penemuan gua bawah tanah yang ada di Desa Planjan, Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, DIY pada 15 Oktober lalu.

oleh Yanuar H diperbarui 22 Okt 2024, 08:00 WIB
Gua Pindul. | via: initempatwisata.com

Liputan6.com, Yogyakarta Temuan gua bawah tanah di lokasi pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) Desa Planjan, Saptosari, Kabupaten Gunungkidul beberapa waktu lalu menurut Guru Besar dari Fakultas Geografi UGM, Eko Haryono, adalah hal yang wajar karena Gunungkidul adalah daerah dengan susunan karst. Gua bawah tanah berisi stalaktit dan stalakmit berusia jutaan tahun ini tersibak akibat adanya aktivitas pembuatan JJLS, maka kajian sebaran gua penting dan proyek harus menyesuaikan dengan sebaran gua tersebut.

“Standar operasional prosedur mengharuskan untuk dilakukan penelitian terlebih dahulu mengenai jangkauan sebaran gua,” ujarnya, Senin 21 Oktober 2024.

Eko berencana pada bulan November mendatang akan mulai eksekusi pemetaan gua bersama tim ahli. Ia akan berkoordinasi terlebih dahulu sebelum terjun ke lapangan.

“Jika sudah diketahui sebaran gua, maka desain jalannya perlu untuk diubah atau digeser,” tegas Pakar ilmu geomorfologi.

Eko mengatakan kehebohan warga untuk datang dan berusaha untuk berfoto di dalam badan gua, maka kemungkinan untuk menjadi objek wisata. Syarat gua bawah tanah ini untuk wisata perlu diketahui terlebih dahulu daya dukung dan kapasitas gua untuk dimasuki pengunjung per harinya.

“Nantinya hal ini akan kami teliti dari sisi geologi dan geofisika dengan mengukur temperatur dan CO2. Sirkulasi udara perlu dipastikan dulu keamanannya.”

Pengujian yang dilakukan Eko nantinya juga menghasilkan penilaian kondisi awal untuk menjamin keamanan manusia sekaligus lingkungan. Selain diolah menjadi rekomendasi pembangunan jalan, hasil kajian ini nantinya dimanfaatkan untuk pembuatan jalur gua bagi wisatawan demi meminimalisasi risiko kerusakan stalaktit dan stalakmit yang saat ini masih aktif dibuktikan dengan masih adanya kucuran air.

“Pembentukan gua purba di Gunungkidul diperkirakan berusia ratusan ribu tahun, maka sebisa mungkin perlu dijaga.”

Eko mengatakan di negara lain menemukan hal serupa dengan memberi kaca pada stalaktit dan stalakmit demi menjaga kehidupan di gua ini. Saat ini, mulut gua telah ditutup dengan bebatuan hingga agar analisis dapat dilakukan semaksimal mungkin.

Diketahui Gunungkidul adalah kawasan karst sehingga tersusun atas batuan kapur berpori. Pembentukan gua bawah tanah banyak terjadi di wilayah ini karena adanya aktivitas pelarutan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya