Liputan6.com, Jakarta - Indonesia berencana untuk ekspor material berbasis nikel yang digunakan untuk membuat baterai kendaraan listrik ke Amerika Serikat (AS) pada bulan depan. Hal tersebut, diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia.
Menteri Bahlil mengatakan, Indonesia akan menyediakan material yang dikenal sebagai prekursor baterai kepada produsen mobil listrik AS, Tesla.
Advertisement
Namun, politikus Golkar itu tidak memberikan rincian mengenai volume ekspor yang akan dikirim ke Negeri Paman Sam.
"Kami akan mengekspor prekursor ke AS bulan depan, ke Tesla dari Weda Bay," ucap Bahlil.
Sebelumnya, Indonesia sendiri telah melaporkan sudah melakukan ekspor prekursor ini ke China.
Sementara itu, Indonesia memang berencana mengembangkan industri kendaraan listrik, dan selama bertahun-tahun telah merayu Tesla untuk berinvestasi untuk membangun fasilitas pembuatan baterai dan manufaktur mobil listrik di Tanah Air dengan mencoba memanfaatkan cadangan nikel yang melimpah, yang dapat diproses untuk digunakan dalam pembuatan baterai.
Sedangkan Tesla tidak segera menanggapi permintaan komentar, terkait wacana ekspor material dari Indonesia ini.
Menteri Bahlil Sebut Industri EV Dunia Bergantung pada Indonesia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, Indonesia akan menjadi faktor penentu utama dalam industri kendaraan listrik global. Hal tersebut karena kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, seperti nikel.
"Sekarang ketika dunia berbicara green energy dan green industry, Indonesia itu mempunyai keunggulan komparatif yang tidak banyak dimiliki oleh negara negara lain," ujar Bahlil, disitat dari Antara, dalam kegiatan Repnas National Conference & Awarding Night di Jakarta.
Bahlil menerangkan keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia adalah cadangan nikel dunia. Di mana pada 2023 menurut data Geologi Amerika mengatakan bahwa Indonesia memiliki 20 persen cadangan nikel di dunia.
"Tapi empat bulan yang lalu data Geologi Amerika itu mengatakan bahwa kita cadangan nikel dunia itu 40 sampai 45 persen," ujarnya.
Advertisement