Meteorit yang Menghantam Bumi, Berasal dari Tempat yang Sama

Selama ini, meteorit dibagi menjadi dua kategori besar yakni kondrit dan akondrit. Meteorit kondrit adalah batuan yang berasal dari bagian-bagian yang hampir murni dari tata surya awal sebelum planet terbentuk

oleh Switzy Sabandar diperbarui 22 Okt 2024, 05:00 WIB
Batu Meteorit Ini Harganya Rp 1.6 Miliar Hanya Jadi Ganjal Pintu (Sumber: Youtube/Central Michigan University)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap hari, bumi dibombardir sekitar 44 ribu kilogram material meteor. Sebagian besar batu luar angkasa tersebut terbakar tanpa membahayakan, namun beberapa yang berhasil mencapai atmosfer dan permukaan.

Tiga penelitian baru telah mengungkap asal usul sebagian besar meteorit yang menghantam bumi. Hasil penelitian menghubungkannya dengan tabrakan di masa lalu yang relatif baru.

Melansir IFL Science pada Senin (21/10/2024), hanya sekitar 6 persen meteorit yang telah dilacak kembali ke sumbernya hingga saat ini. Mereka adalah meteorit yang berasal dari Vesta (asteroid terbesar kedua di tata surya), bulan, dan Mars, dan dikenal sebagai akondrit.

Selama ini, meteorit dibagi menjadi dua kategori besar yakni kondrit dan akondrit. Meteorit kondrit adalah batuan yang berasal dari bagian-bagian yang hampir murni dari tata surya awal sebelum planet terbentuk

Sementara itu, akondrit adalah meteorit yang berasal dari benda-benda yang berbeda seperti, planet atau asteroid dengan lapisan inti, mantel, dan kerak. Kondrit mungkin tidak terlihat semenarik akondrit, namun secara ilmiah objek ini dapat menjadi lorong waktu sejarah pembentukan alam semesta.

Sebuah tim peneliti internasional, yang dipimpin oleh French National Centre for Scientific Research (CNRS), European Southern Observatory (ESO), dan Charles University, telah mempelajari kelas meteorit ini secara terperinci. Tim tersebut menemukan bahwa 70 persen dari semua meteorit yang jatuh ke bumi berasal dari tiga keluarga asteroid, yang dikenal sebagai Karin, Koronis, dan Massalia.

 


Keluarga Meteorit

Keluarga meteorit yang lebih kecil ini kemungkinan besar terbentuk oleh tabrakan yang relatif baru. Para astronom memprediksi tabrakan terjadi sekitar 5,8 juta, 7,5 juta, dan 40 juta tahun yang lalu.

Keluarga asteroid Karin terletak di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter. Keluarga ini terbentuk akibat tabrakan yang terjadi sekitar 5,8 juta tahun yang lalu.

Meteorit dari keluarga ini umumnya memiliki komposisi yang mirip, dan mereka seringkali dikategorikan sebagai meteorit tipe H chondrite. Sementara itu, asteroid Koronis terbentuk akibat tabrakan yang terjadi sekitar 7,5 juta tahun yang lalu.

Meteorit dari Koronis seringkali berjenis S chondrite, yang menunjukkan bahwa mereka kaya akan silikat dan logam. Terakhir, adalah keluarga Massalia yang menjadi keluarga asteroid yang lebih tua, terbentuk sekitar 40 juta tahun yang lalu.

Meteorit dari keluarga ini juga termasuk dalam berbagai tipe, seperti M chondrite yang kaya akan logam. Keluarga asteroid Massalia menyumbang lebih dari 20 persen meteorit yang jatuh saat ini.

Studi mikrometeorit di batu kapur pertengahan Ordovisium dan kawah tumbukan di Bumi menunjukkan bahwa planet dihantam material kondrit biasa L secara besar-besaran sekitar 466 juta tahun yang lalu. Fenomena ini merupakan asal mula zaman es Ordovisium dan pergantian besar dalam keanekaragaman hayati.

Pecahnya asteroid besar di sabuk utama kemungkinan menjadi penyebab jatuhnya meteorit ini. Sementara Karin, Koronis, dan Massalia merupakan sebagian besar meteorit, objek dekat Bumi (NEO) yang lebih besar dan lebih menakutkan ditemukan berasal dari tempat lain.

(Tifani)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya