Liputan6.com, Jakarta - Stroke mata, atau yang dikenal sebagai iskemia optik, terjadi akibat kurangnya aliran darah ke jaringan di bagian depan saraf optik. Kondisi ini dapat menyebabkan perubahan penglihatan yang mendadak, seperti penglihatan kabur, munculnya area gelap, atau bayangan.
Melansir dari Times of India, Senin (21/10/2024), stroke mata umumnya hanya terjadi pada satu mata. Data menunjukkan bahwa 80% pasien dapat memulihkan penglihatan jika penyumbatan terjadi di arteri yang lebih kecil dan tidak terlalu serius. Namun, penundaan pengobatan dapat berakibat fatal, mengakibatkan kerusakan permanen pada penglihatan akibat kurangnya pasokan darah.
Advertisement
Mengutip laman Universitas Penn, menyebutkan bahwa banyak individu yang mengalami stroke mata biasanya menyadari kehilangan penglihatan ini saat bangun di pagi hari. Keadaan ini biasanya tidak disertai rasa sakit.
Beberapa pasien melaporkan melihat area gelap atau bayangan yang memengaruhi bagian atas atau bawah bidang visual mereka. Gejala lain yang mungkin muncul termasuk hilangnya kontras visual dan sensitivitas terhadap cahaya.
Selain itu, Penn Medicine mengungkapkan bahwa individu dengan masalah kardiovaskular yang signifikan dan yang mengonsumsi obat Viagra mungkin berisiko lebih tinggi terkena stroke mata. Meskipun hubungan antara kedua faktor ini belum sepenuhnya dipahami, penting untuk waspada.
Jika mengalami gejala ini, segera periksakan ke dokter
Cakram optik yang berbentuk tidak normal dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke mata. Serabut saraf yang menghubungkan mata ke otak melewati bukaan yang dikenal sebagai foramen optik.
Jika foramen ini lebih kecil dari rata-rata, saraf optik dapat terjepit, yang berpotensi menyebabkan masalah serius pada penglihatan.
Dalam situasi kehilangan penglihatan yang tiba-tiba, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Idealnya, stroke mata perlu didiagnosis dalam waktu empat jam.
Dalam beberapa kasus, penanganan awal seperti memijat area sekitar mata dapat membantu mengeluarkan bekuan darah dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
Menghadapi gejala stroke mata dengan cepat dan tepat dapat menjadi kunci untuk menjaga kesehatan penglihatan. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala ini, jangan ragu untuk mencari bantuan medis.
Advertisement
Kenali ciri sakit kepala yang jadi awal tanda stroke
Tanda-tanda peringatan stroke seringkali muncul pada wajah, lengan, dan saat berbicara. Namun, dalam beberapa kasus, sakit kepala tiba-tiba juga bisa menjadi indikator bahwa seseorang mengalami stroke.
Menurut pakar kesehatan, stroke dapat dimulai dari arteri karotis di leher, yang bertugas mengalirkan darah ke otak. Kondisi ini bisa menyebabkan sakit kepala hebat di bagian dahi. Pusat Neurologi Premier di AS melaporkan bahwa hingga 65 persen pasien mengalami sakit kepala sebelum mengalami stroke.
Perlu diingat, sakit kepala yang terkait dengan stroke berbeda dengan sakit kepala biasa.
"Orang menggambarkan sakit kepala terkait stroke sebagai sakit kepala yang sangat parah yang datang dalam hitungan detik atau menit," ucap Premier Neurology Centre.
Selain sakit kepala, gejala lain yang mungkin muncul adalah kehilangan indra peraba atau penglihatan, baik di satu sisi atau keduanya. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala-gejala ini, segera cari bantuan medis untuk mencegah dampak yang lebih serius.
Sakit kepala bisa mengindikasikan lokasi stroke
Menurut Premier Neurology Centre, lokasi sakit kepala dapat berkaitan langsung dengan area otak yang terkena dampak stroke.
Misalnya, penyumbatan di arteri karotis dapat menyebabkan sakit kepala di dahi. Sebaliknya, penyumbatan di bagian belakang otak dapat memicu sakit kepala di bagian belakang kepala.
“Tidak ada satu lokasi tertentu untuk sakit kepala yang menandakan stroke, karena bisa terjadi di mana saja di kepala,” ungkap pihak Premier Neurology Centre.
Mengingat pentingnya mengenali gejala ini, setiap sakit kepala yang datang dengan cepat dan terasa sangat parah sebaiknya tidak diabaikan.
Advertisement