Sakti Wahyu Trenggono Tak Punya Program 100 Hari Kerja, Langsung Tancap Gas

Wahyu Sakti Trenggono didapuk kembali menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) dalam kabinet periode 2024-2029.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Okt 2024, 14:37 WIB
Wahyu Sakti Trenggono didapuk kembali menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) dalam kabinet periode 2024-2029.

 

Liputan6.com, Jakarta Presiden Prabowo Subianto kembali menunjuk Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) dalam kabinet periode 2024-2029. Ini adalah kali kedua Sakti Wahyu Trenggono mengemban posisi yang sama, menunjukkan kepercayaan besar terhadap kinerjanya.

Dalam Konferensi Pers Menteri Kelautan dan Perikanan di Jakarta pada Senin (21/10), Trenggono menegaskan komitmennya untuk segera bergerak cepat dalam mencapai target-target strategis Kementerian.

"Kalau saya diberikan kepercayaan kembali, tancap gas, start engine untuk segera melaju," ungkapnya, menegaskan kesiapannya untuk menjalankan program kementerian tanpa menunggu periode 100 hari kerja.

Komitmen Terhadap Ketahanan Pangan

Meski tidak mengusung program khusus 100 hari kerja, Trenggono berkomitmen mendukung penuh kebijakan ketahanan pangan yang diusung Presiden Prabowo.

"Program 100 hari itu lebih cocok untuk menteri baru, sedangkan saya mungkin menteri baru, tapi stok lama," candanya.

Lima Program Prioritas Ekonomi Biru

Dalam presentasinya, Menteri Trenggono memaparkan lima program prioritas yang akan mendukung Kebijakan Ekonomi Biru menuju Indonesia Emas 2024:

  1. Perluasan Kawasan Konservasi Laut: Meningkatkan perlindungan terhadap ekosistem laut yang berkelanjutan.
  2. Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota: Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya laut dengan pendekatan kuota yang lebih tepat guna.
  3. Pengembangan Perikanan Budidaya Berkelanjutan: Meningkatkan budidaya ikan di laut, pesisir, dan darat untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
  4. Pengawasan Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil: Memperkuat pengawasan dan pengendalian terhadap wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
  5. Pengurangan Sampah Plastik di Laut: Melalui gerakan partisipatif yang melibatkan nelayan, Menteri Trenggono menargetkan pembersihan laut dari sampah plastik.

Program-program ini dirancang untuk memastikan keberlanjutan sumber daya kelautan Indonesia, sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional.


Profil Sakti Wahyu Trenggono

Sakti Wahyu Trenggono, seorang politikus dan pengusaha asal Jawa Tengah, Indonesia yang sejak 23 Desember 2020 menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Ia sempat menjadi bendahara Partai Amanat Nasional dari 2009 sampai sekitar tahun 2013. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sakti Wahyu Trenggono, kembali dipercaya Presiden Prabowo untuk menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) di Kabinet Perah Putih. Bagaimana profilnya?

Sakti Wahyu Trenggono kelahiran Semarang pada 3 November 1962, kini menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) setelah Presiden Joko Widodo melakukan reshuffle kabinet Indonesia Maju pada 22 Desember 2020.

Trenggono menggantikan Edhy Prabowo, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri KKP sebelum terjerat kasus suap benih lobster. Trenggono sebelumnya adalah Wakil Menteri Pertahanan mendampingi Prabowo Subianto.

Sakti Wahyu Trenggono bukanlah sosok baru di dunia politik Indonesia. Ia dikenal sebagai salah satu tokoh yang aktif dalam tim pemenangan Presiden Joko Widodo. Pada Pemilihan Presiden 2019, Trenggono menjabat sebagai Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin.

Kiprahnya di dunia politik telah dimulai sejak Jokowi masih menjadi Wali Kota Solo, di mana Trenggono turut menjadi bendahara tim pemenangan Jokowi. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Bendahara Partai Amanat Nasional (PAN) pada periode 2009-2013.

Tak hanya aktif di dunia politik, Sakti Wahyu Trenggono juga memiliki latar belakang yang kuat di dunia bisnis. Setelah menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Industri dan S2 Magister Manajemen di Institut Teknologi Bandung (ITB), Trenggono memulai kariernya sebagai programmer di Federal Motor pada 1986 hingga 1992.

Karier bisnisnya terus berkembang, dan ia kemudian menjabat sebagai Direktur Perencanaan dan Pengembangan di INKUD serta menjadi komisaris di PT Tower Bersama Tbk sejak 2009. Pada tahun 2018, Trenggono juga menjadi komisaris PT Merdeka Copper Gold, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan.

 

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya