1.000 Perempuan dan Anak di Gaza Bakal Dievakuasi WHO untuk Perawatan Medis Darurat

Kepala WHO cabang Eropa, Hans Kluge mengatakan evakuasi akan difasilitasi oleh WHO dan negara-negara Eropa yang terlibat.

oleh Tim Global diperbarui 22 Okt 2024, 14:08 WIB
Menurut Klaster Pendidikan Global pada September 2024, lebih dari 90 persen gedung sekolah di Gaza rusak akibat serangan militer Israel, termasuk sekolah dikelola oleh UNRWA, badan PBB yang menangani pengungsi Palestina. (BASHAR TALEB/AFP)

Liputan6.com, Gaza - Kepala WHO cabang Eropa mengatakan akan mengevakuasi orang-orang di Gaza yang memerlukan perawatan medis.

"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengevakuasi 1.000 perempuan dan anak-anak Gaza yang dianggap memerlukan perawatan medis ke Eropa," ujar Kepala WHO cabang Eropa, Hans Kluge dalam pernyataan yang dirilis pada Senin (21/10/2024) seperti dikutip dari VOA Indonesia.

"Israel berkomitmen untuk melakukan 1.000 evakuasi medis tambahan dalam beberapa bulan ke depan ke Uni Eropa," ujar Hans Kluge dalam wawancaranya dengan AFP.

Hans Kluge mengatakan evakuasi akan difasilitasi oleh WHO dan negara-negara Eropa yang terlibat.

Penyelidik PBB pada Kamis (17/10) menuding Israel sengaja menargetkan fasilitas kesehatan di Gaza, serta membunuh dan menyiksa tenaga medis di sana, dan menyatakan bahwa negara tersebut melakukan "kejahatan terhadap kemanusiaan".

Perwakilan WHO di wilayah Palestina yang diduduki, Rik Peeperkorn, mengatakan bahwa sekitar 10.000 orang perlu dievakuasi dari Gaza untuk mendapatkan perawatan medis darurat.

WHO Eropa telah memfasilitasi 600 evakuasi medis dari Gaza ke tujuh negara Eropa sejak perang berkobar pada Oktober 2023.

"Ini tidak akan pernah terjadi jika kita tidak menjaga dialog tetap terbuka," kata Kluge.

"Hal yang sama (berlaku) untuk Ukraina," tambahnya. "Saya menjaga dialog (terbuka) dengan semua mitra.

"Sekarang, 15.000 pasien HIV-AIDS di Donbas, wilayah yang diduduki (Ukraina), mendapatkan pengobatan HIV-AIDS," kata pria Belgia berusia 55 tahun itu. ia menekankan pentingnya untuk "tidak mempolitisasi kesehatan."

"Obat yang paling penting adalah perdamaian," katanya, seraya menegaskan petugas kesehatan tetap harus diizinkan menjalankan tugas mereka di zona konflik.

Infografis Setahun Agresi Militer Israel ke Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya