Presiden Prabowo Hadapi Tantangan Logistik Nasional, Apa Itu?

ALFI siap berkolaborasi dengan Kabinet Merah Putih untuk mewujudkan visi besar pemerintahan baru

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Okt 2024, 20:08 WIB
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Akbar Djohan dalam BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (9/10/2024). (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Akbar Djohan, menyampaikan dukungan penuh terhadap pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Akbar menilai bahwa kepemimpinan Prabowo akan menjadi momen penting bagi Indonesia untuk meningkatkan daya saing dan memperkuat ekonomi nasional.

“Pidato Presiden Prabowo yang penuh semangat mencerminkan tekad kuat untuk memperbaiki berbagai persoalan yang ada,” ujar Akbar di Jakarta, Senin (21/10/2024).

Kolaborasi ALFI dengan Kabinet Merah Putih

Di bawah kepemimpinannya, ALFI berkomitmen untuk terus menjadi mitra strategis pemerintah. Akbar menegaskan bahwa ALFI siap berkolaborasi dengan Kabinet Merah Putih untuk mewujudkan visi besar pemerintahan baru.

"Kami siap bekerja sama untuk mencapai target ambisius pemerintahan ini," kata Akbar.

Sektor logistik, menurut Akbar, akan memainkan peran penting dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% yang ditetapkan oleh pemerintahan baru. Dengan total perputaran uang mencapai Rp 1.700 triliun pada tahun ini, sektor logistik nasional terus menunjukkan pertumbuhan pesat.

Logistik: Urat Nadi Perekonomian Nasional

Akbar menegaskan bahwa logistik merupakan urat nadi ekonomi Indonesia. Perputaran uang yang mencapai Rp 1.700 triliun menunjukkan betapa pentingnya sektor ini dalam mendukung rantai pasok, distribusi, dan perdagangan yang berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi.

“Angka ini tidak hanya mencerminkan volume transaksi yang besar, tetapi juga menegaskan peran strategis logistik dalam menggerakkan perekonomian domestik dan internasional,” jelasnya.

 


Tantangan dan Usulan Badan Logistik Nasional

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Meskipun potensinya besar, Akbar menyatakan bahwa sektor logistik Indonesia masih menghadapi tantangan besar, terutama tingginya biaya logistik yang masih jauh di bawah negara-negara tetangga. Menurutnya, untuk memaksimalkan potensi tersebut, Indonesia memerlukan infrastruktur logistik yang lebih terintegrasi.

“Selama ini, pelaku usaha dan pemangku kepentingan di sektor logistik masih bergerak sendiri-sendiri, sehingga menyebabkan biaya logistik Indonesia tetap tinggi,” ujar Akbar.

Untuk mengatasi masalah ini, Akbar mengusulkan pembentukan Badan Logistik Nasional, sebuah lembaga yang akan menjadi pemimpin dalam mengorkestrasi seluruh ekosistem logistik di Indonesia. “Perlu ada lembaga khusus yang bisa menjadi jembatan dan pemersatu seluruh kepentingan di sektor logistik,” tambahnya.

Dengan kolaborasi erat antara pemerintah dan sektor logistik, Akbar optimis bahwa Indonesia dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing di tingkat internasional.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya