Harga Minyak Mentah Akhirnya Kembali Bertenaga

Harga minyak acuan AS pada minggu lalu ditutup anjlok lebih dari 8% karena para pedagang semakin yakin ketegangan Israel-Iran tidak akan menyebabkan gangguan pasokan minyak di Timur Tengah.

oleh Arthur Gideon diperbarui 22 Okt 2024, 08:00 WIB
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak November ditutup USD 70,56 per barel, naik USD 1,34 atau 1,94%. Tahun ini, harga minyak mentah AS naik lebih dari 1%. Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta - harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) melonjak 2% pada perdagangan hari Senin. Kenaikan harga minyak mentah ini menjadi sebuah langkah pemulihan setelah mengalami penurunan yang tajam pada pekan lalu.

Harga minyak anjlok parah pada minggu lalu setelah terjadi aksi jual dampak dari pelemahan ekonomi China dan ketegangan Timur Tengah tidak terlalu berdampak.

Harga minyak acuan AS pada minggu lalu ditutup anjlok lebih dari 8% karena para pedagang semakin yakin ketegangan Israel-Iran tidak akan menyebabkan gangguan pasokan minyak di Timur Tengah.

Pada perdagangan Senin, harga minyak naik setelah China memangkas suku bunga acuan pinjamannya.

CEO Saudi Aramco Amin Nasser mengatakan dia tetap cukup optimis terhadap permintaan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Mengutip CNBC, Selasa (22/10/2024), berikut ini rincian harga energi:

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak November ditutup USD 70,56 per barel, naik USD 1,34 atau 1,94%. Tahun ini, harga minyak mentah AS naik lebih dari 1%.

Harga minyak Brent untuk kontrak Desember ditutup USD 74,29 per barel, naik USD 1,23 atau 1,68%. Tahun ini, harga minyak patokan global ini telah turun lebih dari 3%.

Harga bensin kontrak Oktober dipatok USD 2,0147 per galon, naik 0,63%. Tahun ini, harga bensin telah turun sekitar 4%.

Sedangkan untuk harga gas alam kontak Oktober senilai USD 2,312 per seribu kaki kubik, naik 2,39%. Tahun ini, gas telah jatuh sekitar 8%.

 


Fokus Fundamental

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Pelaku pasar atau trader minyak telah mengalihkan fokus kembali ke fundamental penawaran dan permintaan, dengan konsumsi di China melemah karena pasokan diperkirakan akan meningkat.

Morgan Stanley memperkirakan pasokan minyak akan surplus 1,3 juta barel per hari pada 2025 karena permintaan di CHina yang melemah.

OPEC berencana untuk memangkas produksi minyak yang akan dijual ke pasar pada Desember dan AS terus memproduksi minyak mentah dengan kecepatan yang lebih besar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya