Teks Eksplanasi Adalah: Pengertian, Ciri, Struktur, dan Cara Membuatnya

Pelajari pengertian teks eksplanasi, ciri-ciri, struktur, dan cara membuatnya. Pahami jenis teks yang menjelaskan fenomena alam atau sosial secara ilmiah.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Nov 2024, 07:47 WIB
teks eksplanasi adalah ©Ilustrasi dibuat oleh AI

Liputan6.com, Jakarta Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, teks eksplanasi merupakan salah satu jenis teks yang penting untuk dipahami. Teks ini memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari jenis teks lainnya. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai apa itu teks eksplanasi, ciri-cirinya, strukturnya, serta bagaimana cara membuatnya.


Pengertian Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi adalah suatu jenis tulisan yang bertujuan untuk menjelaskan proses terjadinya suatu fenomena, baik itu fenomena alam maupun fenomena sosial. Teks ini memaparkan rangkaian peristiwa atau kejadian secara sistematis, dengan fokus pada hubungan sebab-akibat yang terjadi. Penjelasan dalam teks eksplanasi didasarkan pada fakta dan pembuktian ilmiah, bukan sekadar opini atau pendapat pribadi penulis.

Istilah "eksplanasi" berasal dari bahasa Inggris "explanation" yang berarti penjelasan atau keterangan. Dalam konteks pembelajaran bahasa, teks eksplanasi menjadi sarana untuk mengomunikasikan pemahaman tentang bagaimana sesuatu bekerja atau mengapa sesuatu terjadi. Teks ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga membantu pembaca memahami proses atau mekanisme di balik suatu kejadian.

Beberapa contoh topik yang sering dibahas dalam teks eksplanasi antara lain:

  • Proses terjadinya hujan
  • Mekanisme terjadinya gempa bumi
  • Siklus air di alam
  • Proses fotosintesis pada tumbuhan
  • Fenomena pemanasan global
  • Cara kerja mesin mobil
  • Proses pencernaan makanan pada manusia

Teks eksplanasi memiliki peran penting dalam dunia pendidikan dan komunikasi ilmiah. Teks ini membantu menjembatani kesenjangan antara pengetahuan ilmiah yang kompleks dengan pemahaman umum masyarakat. Dengan membaca teks eksplanasi, pembaca dapat memperoleh wawasan mendalam tentang berbagai fenomena yang terjadi di sekitar mereka.


Ciri-Ciri Teks Eksplanasi

Untuk dapat mengidentifikasi dan memahami teks eksplanasi dengan baik, penting untuk mengenali ciri-ciri khasnya. Berikut adalah beberapa karakteristik utama yang membedakan teks eksplanasi dari jenis teks lainnya:

1. Bersifat Faktual dan Objektif

Teks eksplanasi didasarkan pada fakta dan data yang dapat diverifikasi. Informasi yang disajikan bukan merupakan opini atau spekulasi penulis, melainkan hasil pengamatan, penelitian, atau kajian ilmiah. Objektivitas menjadi kunci dalam penyajian informasi, di mana penulis berusaha menghindari bias atau sudut pandang pribadi.

2. Fokus pada Proses dan Mekanisme

Inti dari teks eksplanasi adalah menjelaskan bagaimana sesuatu terjadi atau bekerja. Teks ini menekankan pada urutan kejadian, tahapan proses, atau hubungan sebab-akibat. Penjelasan yang diberikan bersifat sistematis dan logis, memungkinkan pembaca untuk memahami rangkaian peristiwa dengan jelas.

3. Menggunakan Istilah Ilmiah

Sesuai dengan sifatnya yang ilmiah, teks eksplanasi sering menggunakan terminologi khusus atau istilah teknis yang berkaitan dengan bidang yang dibahas. Penggunaan istilah ilmiah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan yang akurat dan presisi.

4. Bersifat Informatif

Tujuan utama teks eksplanasi adalah memberikan informasi dan pemahaman kepada pembaca. Teks ini tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi pendapat atau mengajak pembaca melakukan sesuatu, melainkan murni untuk menjelaskan dan menerangkan.

5. Menggunakan Konjungsi Kausal dan Temporal

Untuk menjelaskan urutan kejadian dan hubungan sebab-akibat, teks eksplanasi sering menggunakan konjungsi kausal (misalnya: karena, sehingga, akibatnya) dan konjungsi temporal (misalnya: kemudian, setelah itu, akhirnya).

6. Fokus pada Fenomena Umum

Teks eksplanasi biasanya membahas fenomena atau peristiwa yang bersifat umum, bukan kejadian spesifik atau individual. Misalnya, teks akan menjelaskan proses terjadinya tsunami secara umum, bukan peristiwa tsunami tertentu di lokasi spesifik.

7. Struktur yang Sistematis

Teks eksplanasi memiliki struktur yang terorganisir dengan baik, biasanya terdiri dari pernyataan umum, rangkaian penjelasan, dan kesimpulan atau interpretasi. Struktur ini membantu pembaca mengikuti alur penjelasan dengan mudah.

Dengan memahami ciri-ciri ini, kita dapat dengan mudah mengidentifikasi teks eksplanasi dan membedakannya dari jenis teks lainnya seperti teks deskripsi, narasi, atau argumentasi.


Struktur Teks Eksplanasi

Struktur teks eksplanasi merupakan kerangka yang menopang penyajian informasi secara sistematis dan logis. Pemahaman tentang struktur ini penting tidak hanya untuk menganalisis teks yang ada, tetapi juga untuk menulis teks eksplanasi yang efektif. Berikut adalah penjelasan rinci tentang struktur teks eksplanasi:

1. Pernyataan Umum (Identifikasi Fenomena)

Bagian ini merupakan pembuka atau pengantar dari teks eksplanasi. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan topik atau fenomena yang akan dijelaskan. Pernyataan umum biasanya berisi:

  • Definisi atau pengertian singkat tentang fenomena yang dibahas
  • Latar belakang mengapa fenomena tersebut penting untuk dipahami
  • Gambaran umum tentang apa yang akan dijelaskan dalam teks

Pernyataan umum harus mampu menarik minat pembaca dan memberikan konteks yang cukup untuk pemahaman lebih lanjut. Bagian ini juga bisa mencakup pertanyaan-pertanyaan kunci yang akan dijawab dalam teks.

2. Rangkaian Penjelasan (Deretan Penjelas)

Ini merupakan inti dari teks eksplanasi, di mana proses atau mekanisme dijelaskan secara rinci. Rangkaian penjelasan biasanya mencakup:

  • Urutan kejadian atau tahapan proses
  • Hubungan sebab-akibat antara berbagai elemen
  • Penjelasan tentang bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi
  • Detail-detail penting yang mendukung pemahaman

Bagian ini sering dibagi menjadi beberapa paragraf, masing-masing membahas aspek atau tahapan tertentu dari proses yang dijelaskan. Penggunaan konjungsi kausal dan temporal sangat penting di sini untuk menunjukkan hubungan antar kejadian.

3. Kesimpulan atau Interpretasi

Bagian penutup dari teks eksplanasi berfungsi untuk:

  • Merangkum poin-poin utama yang telah dijelaskan
  • Menyimpulkan proses atau fenomena secara keseluruhan
  • Memberikan interpretasi atau implikasi dari fenomena yang dijelaskan
  • Kadang-kadang, menyajikan pandangan atau prediksi tentang perkembangan di masa depan

Kesimpulan tidak selalu ada dalam setiap teks eksplanasi, tetapi keberadaannya dapat membantu pembaca memahami signifikansi dari apa yang telah dijelaskan.

Penting untuk dicatat bahwa struktur ini bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan tergantung pada kompleksitas topik dan tujuan penulisan. Beberapa teks eksplanasi mungkin memiliki sub-bagian tambahan atau mengorganisir informasi dengan cara yang sedikit berbeda, tetapi umumnya tetap mengikuti pola dasar ini.


Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

Kaidah kebahasaan dalam teks eksplanasi merujuk pada aspek-aspek linguistik yang khas dan sering digunakan dalam jenis teks ini. Pemahaman tentang kaidah kebahasaan ini penting tidak hanya untuk menganalisis teks eksplanasi yang ada, tetapi juga untuk menulis teks eksplanasi yang efektif dan sesuai dengan konvensi yang berlaku. Berikut adalah penjelasan rinci tentang kaidah kebahasaan dalam teks eksplanasi:

1. Penggunaan Kata Kerja Material dan Relasional

Teks eksplanasi sering menggunakan kata kerja yang menggambarkan proses fisik (kata kerja material) dan hubungan antar elemen (kata kerja relasional). Contoh kata kerja material termasuk "mengalir", "bergerak", "membentuk", sedangkan contoh kata kerja relasional adalah "menjadi", "terdiri dari", "mengakibatkan".

2. Konjungsi Kausal dan Temporal

Untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat dan urutan waktu, teks eksplanasi menggunakan konjungsi kausal seperti "karena", "sehingga", "akibatnya", dan konjungsi temporal seperti "kemudian", "selanjutnya", "akhirnya". Penggunaan konjungsi ini membantu membuat alur penjelasan menjadi lebih jelas dan logis.

3. Kalimat Pasif

Teks eksplanasi sering menggunakan kalimat pasif untuk menekankan proses atau hasil daripada pelaku. Contohnya, "Air dipanaskan hingga mencapai titik didih" lebih umum digunakan daripada "Seseorang memanaskan air hingga mencapai titik didih".

4. Istilah Teknis atau Ilmiah

Sesuai dengan sifatnya yang ilmiah, teks eksplanasi sering menggunakan terminologi khusus atau istilah teknis yang berkaitan dengan bidang yang dibahas. Penggunaan istilah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan yang akurat dan presisi.

5. Kata Penghubung Urutan

Untuk menjelaskan tahapan atau urutan proses, teks eksplanasi menggunakan kata penghubung seperti "pertama", "kedua", "selanjutnya", "terakhir". Ini membantu pembaca mengikuti alur penjelasan dengan lebih mudah.

6. Kalimat Deklaratif

Teks eksplanasi didominasi oleh kalimat deklaratif atau kalimat pernyataan. Tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi secara langsung dan objektif, bukan untuk membujuk atau mempengaruhi pembaca.

7. Penggunaan Kata Benda Umum

Teks eksplanasi cenderung menggunakan kata benda umum daripada kata benda spesifik. Misalnya, "gunung berapi" daripada nama gunung tertentu, atau "hewan" daripada jenis hewan spesifik, kecuali jika memang diperlukan untuk penjelasan.

8. Kalimat Kompleks

Untuk menjelaskan hubungan yang kompleks antara berbagai elemen, teks eksplanasi sering menggunakan kalimat majemuk atau kalimat kompleks. Ini memungkinkan penulis untuk menggabungkan beberapa ide atau konsep dalam satu kalimat yang koheren.

9. Penggunaan Kata Ganti Orang Ketiga

Teks eksplanasi umumnya menggunakan sudut pandang orang ketiga untuk menjaga objektivitas. Penggunaan kata ganti seperti "ia", "mereka", atau nama benda/fenomena yang dijelaskan lebih umum daripada "saya" atau "kita".

10. Penggunaan Angka dan Data

Untuk mendukung penjelasan, teks eksplanasi sering menggunakan angka, statistik, atau data kuantitatif lainnya. Ini membantu memberikan presisi dan kredibilitas pada penjelasan yang diberikan.

Pemahaman dan penerapan kaidah kebahasaan ini akan membantu dalam menciptakan teks eksplanasi yang koheren, informatif, dan sesuai dengan konvensi yang berlaku dalam penulisan ilmiah dan akademis.


Jenis-Jenis Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan fokus atau tujuan penjelasannya. Pemahaman tentang berbagai jenis teks eksplanasi ini penting untuk mengenali variasi dalam penerapannya dan untuk memilih pendekatan yang tepat saat menulis teks eksplanasi. Berikut adalah penjelasan rinci tentang jenis-jenis teks eksplanasi:

1. Teks Eksplanasi Proses

Jenis teks ini berfokus pada menjelaskan bagaimana sesuatu terjadi atau bekerja melalui serangkaian tahapan atau langkah-langkah. Teks eksplanasi proses biasanya mengikuti urutan kronologis dan sering menggunakan kata penghubung temporal.

Contoh topik:

- Proses terjadinya hujan

- Cara kerja mesin mobil

- Tahapan fotosintesis pada tumbuhan

2. Teks Eksplanasi Sebab-Akibat

Teks ini menjelaskan mengapa suatu fenomena terjadi dan apa konsekuensinya. Fokusnya adalah pada hubungan kausal antara berbagai faktor. Teks jenis ini sering menggunakan konjungsi kausal untuk menghubungkan sebab dan akibat.

Contoh topik:

- Penyebab dan dampak pemanasan global

- Faktor-faktor yang menyebabkan erosi tanah

- Efek polusi udara terhadap kesehatan manusia

3. Teks Eksplanasi Ilmiah

Jenis teks ini berfokus pada penjelasan fenomena alam atau konsep ilmiah. Teks eksplanasi ilmiah sering menggunakan terminologi khusus dan mungkin melibatkan teori atau hukum ilmiah dalam penjelasannya.

Contoh topik:

- Teori evolusi Darwin

- Hukum gravitasi Newton

- Prinsip termodinamika

4. Teks Eksplanasi Sosial

Teks ini menjelaskan fenomena atau peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Fokusnya adalah pada dinamika sosial, budaya, atau perilaku manusia.

Contoh topik:

- Proses urbanisasi

- Penyebab dan dampak revolusi industri

- Evolusi bahasa dalam masyarakat

5. Teks Eksplanasi Historis

Jenis teks ini menjelaskan peristiwa atau perkembangan historis, sering kali dengan fokus pada sebab dan akibat jangka panjang. Teks eksplanasi historis mungkin menggabungkan elemen narasi dengan analisis kausal.

Contoh topik:

- Penyebab dan dampak Perang Dunia II

- Evolusi sistem demokrasi

- Perkembangan teknologi komunikasi sepanjang sejarah

6. Teks Eksplanasi Teknologi

Teks ini berfokus pada menjelaskan cara kerja teknologi atau inovasi teknis. Sering kali melibatkan penjelasan tentang komponen, fungsi, dan interaksi dalam sistem teknologi.

Contoh topik:

- Cara kerja internet

- Prinsip operasi energi nuklir

- Teknologi di balik kecerdasan buatan

7. Teks Eksplanasi Lingkungan

Jenis teks ini menjelaskan fenomena lingkungan, ekosistem, atau interaksi antara organisme dan lingkungannya. Sering melibatkan konsep ekologi dan ilmu lingkungan.

Contoh topik:

- Siklus karbon di alam

- Proses pembentukan terumbu karang

- Dinamika rantai makanan dalam ekosistem

8. Teks Eksplanasi Kesehatan

Teks ini berfokus pada menjelaskan proses biologis dalam tubuh manusia, penyakit, atau konsep kesehatan. Sering menggunakan terminologi medis dan melibatkan penjelasan tentang fungsi tubuh.

Contoh topik:

- Proses penyembuhan luka

- Mekanisme sistem kekebalan tubuh

- Cara kerja vaksin dalam tubuh

Penting untuk dicatat bahwa banyak teks eksplanasi mungkin menggabungkan elemen dari beberapa jenis ini. Misalnya, sebuah teks tentang perubahan iklim mungkin menggabungkan aspek ilmiah, lingkungan, dan sosial. Pemahaman tentang berbagai jenis teks eksplanasi ini membantu penulis untuk menyusun penjelasan yang komprehensif dan sesuai dengan tujuan serta audiens yang ditargetkan.


Cara Membuat Teks Eksplanasi

Membuat teks eksplanasi yang efektif membutuhkan perencanaan dan struktur yang baik. Berikut adalah langkah-langkah detail untuk membuat teks eksplanasi yang informatif dan mudah dipahami:

1. Pilih Topik yang Sesuai

Langkah pertama adalah memilih topik yang menarik dan relevan. Topik harus cukup kompleks untuk dijelaskan, tetapi juga tidak terlalu luas sehingga dapat dibahas secara mendalam dalam batasan teks yang ada. Pertimbangkan:

  • Minat dan pengetahuan Anda tentang topik tersebut
  • Relevansi topik dengan audiens target
  • Ketersediaan informasi dan sumber daya yang dapat diandalkan

2. Lakukan Riset Mendalam

Setelah memilih topik, lakukan penelitian menyeluruh untuk mengumpulkan informasi yang akurat dan terkini. Gunakan sumber-sumber yang terpercaya seperti:

  • Buku teks dan jurnal ilmiah
  • Artikel dari situs web terpercaya
  • Wawancara dengan ahli di bidang tersebut (jika memungkinkan)
  • Data statistik dari lembaga resmi

Pastikan untuk mencatat sumber informasi Anda untuk referensi dan kredibilitas.

3. Buat Kerangka Teks

Sebelum mulai menulis, buatlah kerangka yang mengikuti struktur dasar teks eksplanasi:

  • Pernyataan umum (identifikasi fenomena)
  • Rangkaian penjelasan (deretan penjelas)
  • Kesimpulan atau interpretasi (opsional)

Dalam kerangka ini, tentukan poin-poin utama yang akan Anda bahas di setiap bagian.

4. Tulis Pernyataan Umum

Mulailah teks Anda dengan pernyataan umum yang menarik dan informatif. Bagian ini harus:

  • Memperkenalkan topik atau fenomena yang akan dijelaskan
  • Memberikan definisi atau gambaran umum
  • Menarik minat pembaca untuk membaca lebih lanjut

5. Kembangkan Rangkaian Penjelasan

Ini adalah bagian utama dari teks eksplanasi Anda. Jelaskan proses atau fenomena secara rinci, dengan memperhatikan:

  • Urutan logis atau kronologis dari peristiwa atau tahapan
  • Hubungan sebab-akibat antara berbagai elemen
  • Penggunaan istilah teknis yang relevan (dengan penjelasan jika diperlukan)
  • Penggunaan konjungsi kausal dan temporal untuk menghubungkan ide

6. Gunakan Bahasa yang Jelas dan Objektif

Pastikan bahasa yang Anda gunakan:

  • Jelas dan mudah dipahami
  • Objektif dan faktual, hindari opini pribadi
  • Menggunakan kalimat aktif dan pasif secara tepat
  • Konsisten dalam penggunaan istilah

7. Sertakan Ilustrasi atau Contoh

Jika memungkinkan, sertakan diagram, grafik, atau contoh konkret untuk memperjelas penjelasan Anda. Visualisasi dapat sangat membantu dalam memahami konsep yang kompleks.

8. Tulis Kesimpulan

Akhiri teks Anda dengan kesimpulan yang:

  • Merangkum poin-poin utama
  • Menekankan signifikansi dari apa yang telah dijelaskan
  • Jika relevan, menyebutkan implikasi atau aplikasi praktis dari fenomena tersebut

9. Revisi dan Edit

Setelah selesai menulis draft pertama:

  • Baca kembali untuk kejelasan dan koherensi
  • Periksa akurasi informasi dan konsistensi penggunaan istilah
  • Perbaiki tata bahasa, ejaan, dan tanda baca
  • Pastikan alur penjelasan logis dan mudah diikuti

10. Minta Umpan Balik

Jika memungkinkan, minta orang lain untuk membaca teks Anda dan memberikan umpan balik. Ini dapat membantu mengidentifikasi area yang mungkin memerlukan klarifikasi atau perbaikan lebih lanjut.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat membuat teks eksplanasi yang informatif, terstruktur dengan baik, dan mudah dipahami oleh pembaca. Ingatlah bahwa praktik dan revisi adalah kunci untuk meningkatkan keterampilan menulis teks eksplanasi Anda.


Contoh Teks Eksplanasi

Untuk lebih memahami struktur dan karakteristik teks eksplanasi, mari kita lihat contoh teks eksplanasi tentang proses terjadinya hujan:

Proses Terjadinya Hujan

Pernyataan Umum:

Hujan merupakan fenomena alam yang sangat penting bagi kehidupan di bumi. Proses terjadinya hujan melibatkan serangkaian tahapan yang kompleks, dimulai dari penguapan air hingga jatuhnya titik-titik air ke permukaan bumi. Pemahaman tentang siklus air ini tidak hanya penting bagi ilmu meteorologi, tetapi juga bagi kehidupan sehari-hari kita.

Rangkaian Penjelasan:

Tahap pertama dalam proses terjadinya hujan adalah evaporasi atau penguapan. Sinar matahari memanaskan permukaan air di laut, sungai, danau, dan sumber air lainnya. Akibatnya, molekul-molekul air berubah menjadi uap air dan naik ke atmosfer. Proses ini juga terjadi melalui transpirasi, di mana tumbuhan melepaskan uap air melalui daun-daunnya.

Setelah naik ke atmosfer, uap air mengalami proses kondensasi. Ketika uap air mencapai lapisan atmosfer yang lebih dingin, ia mulai mendingin dan berubah kembali menjadi tetesan air yang sangat kecil. Tetesan-tetesan air ini berkumpul dan membentuk awan. Proses kondensasi ini dibantu oleh partikel-partikel kecil di udara seperti debu atau asap, yang berfungsi sebagai inti kondensasi.

Awan-awan yang terbentuk kemudian bergerak mengikuti arus angin. Saat awan-awan ini bertemu dengan massa udara yang lebih dingin atau naik ke ketinggian yang lebih tinggi di mana suhu lebih rendah, tetesan air di dalamnya menjadi semakin besar dan berat. Ketika tetesan air ini terlalu berat untuk tetap melayang di udara, mereka jatuh ke bumi sebagai hujan.

Intensitas dan durasi hujan bergantung pada berbagai faktor. Awan cumulonimbus, yang tinggi dan tebal, sering menghasilkan hujan lebat disertai petir. Sementara itu, awan stratus yang lebih tipis cenderung menghasilkan hujan ringan atau gerimis. Faktor-faktor seperti suhu, kelembaban udara, dan kondisi geografis juga mempengaruhi karakteristik hujan di suatu daerah.

Kesimpulan:

Proses terjadinya hujan merupakan bagian penting dari siklus air di alam. Melalui serangkaian tahapan yang melibatkan evaporasi, kondensasi, dan presipitasi, air terus berputar dalam siklus yang tak pernah berhenti. Pemahaman tentang proses ini tidak hanya penting bagi ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki implikasi praktis dalam berbagai bidang seperti pertanian, manajemen sumber daya air, dan perencanaan perkotaan. Dengan memahami proses terjadinya hujan, kita dapat lebih menghargai kompleksitas dan keindahan fenomena alam ini, serta pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem bumi.

Contoh teks eksplanasi di atas menunjukkan bagaimana informasi disajikan secara sistematis, mulai dari pengenalan topik, penjelasan proses secara rinci, hingga kesimpulan yang menekankan signifikansi fenomena tersebut. Penggunaan istilah ilmiah, konjungsi kausal dan temporal, serta fokus pada proses dan hubungan sebab-akibat mencerminkan karakteristik khas teks eksplanasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya