Taiwan Kembali Tolak Permintaan Afrika Selatan Pindahkan Kantor Perwakilannya dari Pretoria

Hubungan Taiwan-Afrika Selatan kuat selama era apartheid, namun secara resmi berakhir ketika Nelson Mandela mengakui Republik Rakyat China,

oleh Khairisa Ferida diperbarui 23 Okt 2024, 10:00 WIB
Ilustrasi Taiwan. (Dok. Unsplash)

Liputan6.com, Taipei - Taiwan kembali menolak permintaan Afrika Selatan untuk memindahkan kantor perwakilannya di negara itu dari ibu kota, Pretoria, ke pusat komersial Johannesburg.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan Jeff Liu mengatakan dalam konferensi pers pada hari Selasa (22/10/2024) bahwa permintaan untuk memindahkan atau menutup kantor tersebut sepenuhnya melanggar perjanjian tahun 1997 antara kedua belah pihak mengenai lokasi kantor perwakilan bersama mereka setelah pemutusan hubungan diplomatik resmi.

"Menghadapi permintaan yang tidak masuk akal seperti ini, pihak kami tidak dapat menyetujuinya," kata Liu, seperti dilansir kantor berita AP, Rabu (23/10).

Afrika Selatan memiliki kantor penghubung di ibu kota Taiwan, Taipei, dan kedua belah pihak memiliki hubungan komersial yang kuat. Liu mengulangi pernyataan Menteri Luar Negeri Lin Chia-lung di badan legislatif pada hari Senin (21/10) bahwa Taiwan siap untuk semua kemungkinan terkait masalah tersebut.

"Kantor tersebut adalah milik Taiwan dan Taipei berhak menentukan lokasi dan statusnya," tegas Lin dan Liu.

China, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri yang harus dianeksasi dengan paksa jika perlu, disebut tanpa henti berupaya meminimalkan representasi internasional Taiwan, meskipun pulau yang memiliki pemerintah sendiri itu mempertahankan hubungan tidak resmi yang kuat dengan Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara besar lainnya.

Afrika Selatan mengonfirmasi pekan lalu bahwa mereka telah meminta Taiwan memindahkan kantor penghubungnya, permintaan yang dilihat murni sebagai konsesi kepada China, yang telah menggunakan pengaruhnya untuk menjauhkan Taiwan dari PBB dan lembaga-lembaga internasionalnya, serta membatasi mitra diplomatik formalnya hanya pada 11 negara dan Vatikan.

Selain tekanan diplomatik dan ekonomi, China telah meningkatkan ancaman militernya terhadap Taiwan, yang terakhir mengadakan latihan tembak langsung skala besar di lepas pantai Provinsi Fujian, yang menghadap Taiwan.

Tuntutan Afrika Selatan agar Taiwan memindahkan kantornya juga menarik perhatian di Kongres AS, di mana Senator Republik Marsha Blackburn mengunggah di platform media sosial X, "AS tidak boleh menoleransi perilaku ini dari Afrika Selatan."

"Saya meminta ... pemerintahan Biden untuk memperjelas bahwa akan ada konsekuensi jika Afrika Selatan bekerja sama dengan (Partai Komunis China) untuk menindas Taiwan, termasuk mengeluarkan Afrika Selatan dari program perdagangan utama," sebut Blackburn.

"AS tidak boleh memberikan manfaat perdagangan kepada negara-negara yang memprioritaskan pengaruh China daripada kemitraan demokratis."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya