Jenderal Angkatan Darat Luong Cuong Jadi Presiden Vietnam

Sosok Luong Cuong, yang bertugas di militer Vietnam selama lebih dari empat dekade, telah menjadi anggota Politbiro sejak 2021.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 22 Okt 2024, 18:49 WIB
Presiden baru Vietnam Luong Cuong. (Dok. AP Photo/Minh Hoang)

Liputan6.com, Hanoi - Vietnam memilih Luong Cuong (67), seorang jenderal angkatan darat, sebagai presiden barunya pada hari Senin (21/10/2024), pejabat keempat yang menduduki jabatan yang sebagian besar bersifat seremonial dalam 18 bulan terakhir.

Cuong dipilih oleh Majelis Nasional untuk menggantikan To Lam, yang tetap menjabat sebagai presiden bahkan setelah dia secara resmi diangkat sebagai sekretaris jenderal Partai Komunis yang berkuasa pada bulan Agustus.

Jabatan sekretaris jenderal adalah posisi paling berkuasa di Vietnam sementara jabatan presiden sebagian besar bersifat seremonial dan melibatkan pertemuan dengan pejabat tinggi asing.

Cuong dalam pidatonya berjanji untuk menjalankan kebijakan luar negeri yang memperjuangkan kemerdekaan dan perdamaian serta untuk mempromosikan Vietnam sebagai teman, mitra tepercaya, anggota masyarakat internasional yang aktif dan bertanggung jawab.

Pengangkatan Cuong dilakukan setelah berbulan-bulan terjadi pergolakan yang tidak biasa dalam politik Vietnam dan kematian mantan sekretaris jenderal partai Nguyen Phu Trong, yang telah mendominasi kepemimpinan negara tersebut sejak 2011.

Trong adalah seorang ideolog yang memandang korupsi sebagai satu-satunya ancaman paling serius dalam mempertahankan legitimasi partai dan meluncurkan kampanye antikorupsi besar-besaran yang dikenal sebagai "tungku api yang menyala-nyala". Kampanye ini menargetkan elite bisnis dan politik, termasuk mantan presiden Nguyen Xuan Phuc dan Vo Van Thuong serta mantan ketua parlemen, Vuong Dinh Hue.

Sebagai pejabat keamanan tertinggi Vietnam saat itu, Lam telah memimpin kampanye tersebut hingga bulan Mei. Ketika dia menjadi sekretaris jenderal yang baru, dia berjanji mempertahankan perang antikorupsi.

Kampanye tersebut, meskipun populer di kalangan banyak warga Vietnam, telah membuat para investor ketakutan dan membuat birokrasi lebih berhati-hati, sehingga memperlambat pengambilan keputusan di negara itu.

"Penunjukan Cuong sebagai presiden baru merupakan 'langkah untuk menstabilkan sistem' setelah periode turbulensi," kata Nguyen Khac Giang, peneliti tamu di Program Studi Vietnam di Institut ISEAS–Yusof Ishak Singapura, seperti dikutip dari AP, Selasa (22/10).

"Penunjukan Luong Cuong merupakan upaya yang disengaja untuk memulihkan keseimbangan antara faksi militer dan keamanan Vietnam, khususnya menjelang Kongres Partai 2026."

Giang menambahkan, "Dengan menyerahkan jabatan presiden, To Lam menunjukkan komitmennya terhadap prinsip kepemimpinan kolektif, sambil tetap mempertahankan kekuatan yang menentukan dalam sistem."

Para pemimpin Vietnam selanjutnya akan mengadakan Kongres Partai Komunis pada awal tahun 2026.

Kritikus mengatakan bahwa penunjukan Cuong akan memperluas penindasan di Vietnam.

Ben Swanton dari The 88 Project, sebuah kelompok yang mengadvokasi kebebasan berekspresi di Vietnam, mengatakan bahwa Cuong akan menjadi wakil yang dapat diandalkan bagi Lam.

"Pelantikan Luong Cuong sebagai presiden adalah contoh lain dari perluasan 'negara polisi' Vietnam," imbuhnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya