RS Indonesia di Gaza Diserang dan Dibakar Israel, Begini Nasib Relawan MER-C dari RI

Pasukan pendudukan Israel, imbuh pihak MER-C Indonesia, terus melancarkan serangan militer ke RS Indonesia di Gaza pada 19 Oktober 2024. Bagaimana nasib para relaman dari Tanah Air?

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 22 Okt 2024, 18:07 WIB
Pernyataan MER-C Indonesia terkait serangan militer Israel ke RS Indonesia di Gaza. (Instagram @mercindonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Serangan Israel kian tak pandang bulu. Fasilitas kesehatan pun jadi sasaran. Rumah Sakit Indonesia di Gaza pun jadi target, diserang dan kabarnya turut dibakar.

MER-C Indonesia mengeluarkan pernyataan terkait serangan Israel ke RS Indonesia di Gaza.

"Gaza Utara kembali mengalami kerusakan massal sejak 7 Oktober 2024 dan tiga fasilitas kesehatan terakhir yang masih beroperasi, yaitu RS Indonesia, RS Al-Awda, dan RS Kamal Adwan, juga menjadi target yang direncanakan," papar pihak MER-C Indonesia melalui akun Instagram @mercindonesia yang dikutip Selasa (22/10/2024).

Dalam pernyataan tersebut, pihak MER-C Indonesia mengatakan "pasukan pendudukan secara sistematis telah melakukan pengepungan selama 15 hari (sejak 4 Oktober 2024) hingga saat ini di RS Indonesia, sehingga seluruh pasokan bahan bakar, logistik medis, dan logistik dasar terhenti, yang mengakibatkan kelaparan bagi staf dan pasien yang mengungsi di rumah sakit, dua pasien menjadi syahid".

Pasukan pendudukan Israel, imbuh pihak MER-C Indonesia, terus melancarkan serangan militer ke RS Indonesia pada 19 Oktober 2024. "Tanpa alasan apa pun, setelah 15 hari memutus jalur logistik, menghancurkan fasilitas kemanusiaan ini dengan dampak yang belum dapat kami perkirakan".

Lalu bagaimana nasib relawan MER-C Indonesia di RS Indonesia di Gaza?

"Relawan medis MER-C dari Indonesia telah bertugas selama 2 bulan terakhir di RS Indonesia untuk memberikan bantuan medis khususnya kasus trauma kepada masyarakat terlantar di Gaza Utara, seluruh relawan MER-C di utara telah dievakuasi ke Gaza Tengah, mereka menyaksikan sendiri bahwa selama ini RS Indonesia digunakan untuk kegiatan medis kemanusiaan," jelas MER-C Indonesia dalam rilis bertajuk "Pernyataan Sikap MER-C Indonesia terhadap Serangan Militer Penjajah ke Rumah Sakit Indonesia".


MER-C Indonesia: Kejahatan Terhadap Kemanusiaan oleh Zionis Harus Dihentikan

Ilustrasi bendera Indonesia, Merah Putih. (Image by Mufid Majnun from Pixabay )

RS Indonesia di Gaza digagas oleh MER-C pada tahun 2009, mulai dibangun pada tahun 2011, didanai dari kumpulan sumbangan masyarakat Indonesia yang mendukung semangat “bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, maka penjajahan di dunia harus dihapuskan”. Diserahterimakan kepada pemerintah Palestina pada tahun 2016.

Adapun RS Indonesia telah menjadi fasilitas kesehatan utama di Gaza Utara, dan menjadi simbol harapan rakyat Palestina untuk merdeka. MER-C pun terus mengembangkan layanan hingga terjadi pembantaian massal di Jalur Gaza oleh penjajah pada tahun 2023.

"Oleh karena itu, MER-C Indonesia menyatakan sikapnya: Kejahatan terhadap kemanusiaan yang terencana dan berulang, terhadap manusia dan fasilitas yang mendukung hak asasi manusia oleh penjajah Zionis harus dihentikan, tidak ada argumen atau rasionalisasi yang dapat diterima," jelas pihak MER-C Indonesia atas nama relawan MER-C Indonesia.


Kronologi Israel Bakar RS Indonesia di Gaza

Pasukan Israel dilaporkan membakar rumah sakit Indonesia di Beit Lahia, Gaza utara, pada hari Senin. (Kementerian Kesehatan Gaza)

Adapun pasukan Israel dilaporkan telah membakar Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara pada hari Senin (21/10), salah satu dari hanya tiga rumah sakit yang berfungsi sebagian dari 10 rumah sakit di daerah tersebut, kata kementerian kesehatan daerah kantong itu.

Insiden pembakaran tersebut dilaporkan setelah para saksi melapor bahwa tentara juga telah membakar gedung-gedung tempat ribuan orang berlindung.

"Rumah sakit di Beit Lahia, sebelah utara Jabalia, menjadi sasaran langsung," kata kementerian kesehatan Gaza seperti dikutip dari The National, Selasa (22/10/2024), seraya menambahkan bahwa generatornya dibom yang memutus aliran listrik dan menyebabkan "pasien meninggal setelah terputus dari perangkat oksigen".

Dengan pembatasan ketat pada pergerakan mereka, staf rumah sakit kabarnya harus menguburkan jenazah di dalam kompleks medis, yang masih dalam pengepungan.

"Bahkan pilihan untuk memprioritaskan yang terluka tidak lagi tersedia, karena banyak dari yang terluka dibiarkan mati kehabisan darah kemarin karena banyaknya korban," kata kementerian kesehatan Gaza.

Salah seorang saksi mata, Yousri Qarmout, mengatakan kepada The National bahwa pasukan Israel membakar gedung-gedung di Beit Lahia tempat orang-orang berlindung, "Pendudukan tidak berhenti menggunakan taktik pembakaran dan pembongkaran selama operasi ini. Setiap hari, kami melihat gumpalan asap mengepul di mana-mana.

"Kemarin, tentara Israel membakar banyak gedung di sekitar Rumah Sakit Indonesia, daerah yang terkenal dengan banyak tempat berlindung. Kebakaran belum berhenti dan asap mencapai sebagian besar wilayah Gaza utara, sementara suara ledakan terus berlanjut tanpa henti," jelas pria 37 tahun itu.

Selengkapnya baca di sini...


Serangan Sebelumnya ke RS Indonesia di Gaza, 2 Orang Tewas dan Aliran Listrik Terputus

Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza. (Anadolu)

Sebelumnya, Israel menyerang Rumah Sakit (RS) Indonesia di Beit Lahiya, Gaza utara, pada hari Sabtu (19/10/2024). Kementerian Kesehatan Palestina di sana mengatakan artileri Israel menargetkan lantai atas yang menampung lebih dari 40 pasien dan individu yang terluka, serta staf medis.

Laporan Anadolu yang dikutip Senin (21/10) menyebut situasi memburuk karena Rumah Sakit Indonesia di Gaza tersebut kehilangan aliran listrik, yang semakin membahayakan nyawa pasien, terutama mereka yang bergantung pada mesin oksigen.

"Dua pasien di unit perawatan intensif tewas karena pengepungan rumah sakit oleh tentara Israel dan memutus aliran listriknya selama berjam-jam," sumber medis di rumah sakit tersebut mengatakan kepada Anadolu.

 Direktur fasilitas RS Indonesia di Gaza, Marwan Sultan, menggambarkan kondisi yang mengerikan itu, dengan mengatakan sedikitnya 30 pasien terluka, dengan 10 orang sangat membutuhkan dukungan oksigen. Ia juga memperingatkan bahwa nyawa mereka terancam jika pemadaman listrik terus berlanjut.

Secara terpisah, sekelompok warga sipil terlantar yang berkumpul di luar gerbang rumah sakit terkena tembakan artileri, yang menyebabkan jatuhnya korban, menurut para saksi.

Para saksi mengatakan rumah sakit itu dikepung oleh pasukan Israel, yang telah mengepung tempat penampungan yang menampung ribuan warga sipil terlantar di sekitar area Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

Menteri Kesehatan Majed Abu Ramadan membenarkan kematian dua pasien tersebut dalam siaran pers yang dikutip dari situs WAFA, "Kami kehilangan dua pasien hari ini akibat pengepungan yang dilakukan oleh pasukan pendudukan [Israel] di Rumah Sakit Indonesia dan terputusnya pasokan listrik dan pasokan medis yang diperlukan."

Abu Ramadan menjelaskan bahwa pasien, individu yang terluka, dan staf layanan kesehatan di Gaza menghadapi kondisi yang sangat kritis, dengan risiko kematian yang mengancam setiap saat.

Selengkapnya klik di sini...

Infografis Setahun Agresi Militer Israel ke Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya