MERK Target Tekan Emisi 50% di 2030

Pada 2030, PT Merck Tbk (MERK) menargetkan pengurangan emisi GRK langsung (Cakupan 1) dan tidak langsung (Cakupan 2) sebesar 50% dibandingkan dengan tahun dasar 2020

oleh Septian Deny diperbarui 22 Okt 2024, 19:05 WIB
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Merck Tbk (MERK) meresmikan instalasi panel surya fotovoltaik (PV) di atap pabriknya yang berlokasi di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Merck dalam mendorong transisi menuju energi terbarukan perusahaan.

Selain instalasi panel surya, Merck juga telah mengambil inisiatif untuk membeli Sertifikat Energi Terbarukan atau Renewable Energy Certificate (REC) dari PT PLN (Persero).

Peresmian juga menandai peringatan ulang tahun Site Pasar Rebo Merck yang ke-50, dan 54 tahun keberadaan Merck di Indonesia. Inisiatif ini sejalan dengan target keberlanjutan Merck Group, salah satunya target pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

"Merck memiliki tanggung jawab untuk menjalankan operasional yang berkelanjutan. Kami berkomitmen untuk terus mengurangi dampak lingkungan, baik melalui pengurangan emisi karbon maupun peningkatan penggunaan energi terbarukan. Pada 2030, kami menargetkan pengurangan emisi GRK langsung (Cakupan 1) dan tidak langsung (Cakupan 2) sebesar 50% dibandingkan dengan tahun dasar 2020, dan  penggunaan 80% energi terbarukan dalam operasional kami, sebagai bagian dari upaya global menuju masa depan yang lebih berkelanjutan," kata Site Director PT Merck Tbk, Arryo Aritrixso Wachjuwidajat dikutip Selasa (22/10/2024).

Komitmen keberlanjutan ini salah satunya diwujudkan melalui peresmian panel surya fotovoltaik (PV) dan pembelian energi terbarukan.

"Di Indonesia, instalasi panel surya ini tidak hanya menjadi tonggak penting dalam perjalanan Merck menuju operasional yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga merupakan bukti komitmen jangka panjang kami dalam mengurangi jejak lingkungan dan mendukung transisi energi terbarukan," ungkap Arryo.

"Kami yakin, investasi ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi Merck tetapi juga masyarakat luas, terutama dalam mengurangi jejak karbon dan mendukung upaya global untuk melawan perubahan iklim," lanjut dia.

 


Instalasi Panel Surya

Ilustrasi site Pasar Rebo Merck Indonesia (Dok: istimewa)

Instalasi panel surya di atap pabrik Merck ini dikerjakan oleh PT PLN Indonesia Geothermal subsidiary company PT PLN Indonesia Power yang berfokus pada pengembangan pembangkit energi baru dan terbarukan baik di dalam atau di luar PLN Group. Panel surya yang terpasang mencakup area seluas 2.100 meter persegi dengan total 817 modul surya.

Panel ini memiliki kapasitas terpasang sebesar 473,9 kWp dan diproyeksikan mampu menghasilkan sekitar 594,3 MWh listrik per tahun. Energi ini akan memberikan kontribusi sebesar 12% dari total kebutuhan energi tahunan pabrik serta menurunkan emisi GRK sebesar 465,3 ton CO2, mengurangi ketergantungan pada sumber energi konvensional.

“Kami sangat bangga dapat bermitra dengan Merck dalam proyek ini,” ujar Direktur Proyek, PT PLN Indonesia Geothermal, Lambok Renaldo Siregar.

"Sebagai negara yang memiliki potensi energi terbarukan yang melimpah, Indonesia memiliki peluang besar untuk memimpin dalam adopsi energi bersih. Kami berharap kolaborasi antara PLN Indonesia Geothermal dan Merck dapat menginspirasi perusahaan lain untuk mengambil langkah serupa dalam mendukung penggunaan energi terbarukan, pengurangan jejak karbon untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) 2060 dan mendorong daya saing global industri nasional," jelas dia.

 


Instalasi Fisik Panel Surya

Selain instalasi fisik panel surya, Merck juga telah mengambil langkah proaktif dengan membeli energi hijau melalui REC dari PLN Persero yang telah digunakan untuk operasional pabrik sejak tahun 2022. Dengan langkah ini, Merck akan meningkatkan  portofolio energi listrik berasal dari energi terbarukan hingga 40% pada tahun 2026.

Hal ini mencerminkan kontribusi signifikan perusahaan dalam mendukung agenda energi bersih di Indonesia yang sejalan dengan salah satu target keberlanjutan Merck Group, yaitu mengurangi jejak ekologisnya. Pada 2040, Merck menargetkan untuk mencapai netralitas iklim dan mengurangi konsumsi sumber dayanya.

Sebagai bagian dari upaya keberlanjutannya, Merck juga telah mengimplementasikan berbagai inisiatif untuk mengurangi jejak karbon, termasuk pemasangan instalasi flowmeter untuk mengukur penggunaan energi pada titik-titik yang ditentukan, proyek reuse blowdown cooling tower, serta inisiatif penanaman pohon di area pabrik. Berbagai langkah ini telah berkontribusi dalam menurunkan limbah dan mengurangi skor gas rumah kaca.

“Dengan langkah-langkah ini, Merck semakin memperkuat komitmen dalam penggunaan energi terbarukan dan pengurangan emisi karbon di Indonesia. Upaya ini juga menegaskan dukungan kami terhadap target pemerintah dalam mencapai pengurangan emisi dan menuju NZE pada tahun 2060,” tutup Arryo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya