Analisis BMKG Soal Gempa Magnitudo 5 Guncang Pangandaran 

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa Pangandaran ini tidak berpotensi tsunami

oleh Muhammad Ali diperbarui 22 Okt 2024, 21:07 WIB
Gempa magnitudo 5 mengguncang wilayah Pangandaran Jawa Barat, Selasa (22/10/2024) pukul 19.43.53 WIB. (Foto: BMKG).

Liputan6.com, Jakarta Gempa magnitudo 5 mengguncang wilayah Pangandaran Jawa Barat, Selasa (22/10/2024) pukul 19.43.53 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M4,7.

"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,84° LS ; 108,31° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 25 Km barat daya Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat pada kedalaman 69 km," kata Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono kepada wartawan, Selasa (22/10/2024).

Dia menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat adanya deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia (intra-slab).

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust)," terang Daryono.

Gempa ini berdampak dan dirasakan di daerah Pangandaran dengan skala intensitas III-IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Garut dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), Cilacap dan Kabupaten Bandung dengan skala intensitas II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu),

Selain itu juga di Pelabuhan Ratu dan Kota Sukabumi dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa Pangandaran ini tidak berpotensi tsunami," ujar dia.


Gempa Susulan

Ilustrasi gempa bumi. (Pixabay)

Hingga pukul 20.15 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," ujar dia.


Infografis

Minimnya Kewaspadaan Terhadap Bencana Gempa Bumi di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya