Liputan6.com, Jakarta Penyanyi pendatang baru terus berunculan di Indonesia, salah satunya adalah Ria, musikus berusia 20 tahun kelahiran Cikarang, Banten. Setelah aktif berkarier di bidang tarik suara, dia telah menetap di Jakarta.
Ria berbagi kisah soal selera dalam bermusik, “Saya mendengarkan musik internasional dan lokal. Saya mengagumi penyanyi pop generasi baru—mereka membawa sesuatu yang segar di industri ini,” ujarnya kepada wartawan pada Selasa (22/10/2024).
Advertisement
Bakat bernyanyi Ria mulai terlihat sejak kecil yang kemudian didorong oleh orangtuanya untuk mengembangkan bakat tersebut. Seiring berjalan waktu, kemampuan vokalnya terus bertambah.
“Saya pernah mengambil les vokal, dan label saya, RM Entertainment, menyediakan pelatih vokal selama tiga bulan. Tapi saya percaya kita tidak pernah berhenti belajar, berapa pun jauh kita melangkah,” tuturnya.
“Saya tidak ingin dinilai hanya dari penampilan saya. Saya ingin menunjukkan bahwa saya punya kualitas. Saya pikir gadis-gadis generasi saya juga merasakan hal yang sama—kami ingin terlibat aktif di dunia ini,” sambungnya.
Sebelum terjun ke dunia musik, Ria sudah dikenal sebagai model dan aktris FTV. “Saya selalu suka akting dan berpose sebagai model. Tahun lalu, saya menemukan RM Entertainment, dan saya kagum dengan karya mereka. Jadi, saya memberanikan diri mengirim DM ke Instagram mereka,” ujarnya.
Jalan Mulus
Pesannya lewat Direct Message itu dibaca dan dia diminta untuk tes vokal. Jalannya masuk ke dapur rekaman pun terbilang mulus.
“Dan saya bertemu dengan Pak Riccardo Mazzoni, bos dari label tersebut. Setelah beberapa kali berdiskusi tentang musik, dia bilang, ‘Saya punya lagu untuk kamu.’ Keesokan harinya, saya sudah berada di studio untuk merekam ‘Bukan Dia’.”
Single tersebut cepat mendapatkan popularitas, mencapai 880.000 views dalam dua minggu dan memuncaki chart pop Star Radio. Pencapaian ini terasa seperti mimpi baginya. Dia tidak menyangka karyanya cepat diterima publik.
Advertisement
Sempat Dikucilkan
Saat ditanya tentang tantangan yang dihadapi, Ria merenung, “Selalu ada orang yang bilang, ‘Kamu nggak bisa,’ atau ‘Kamu nggak cukup baik.’ Itu sering terjadi di masa sekolah saya. Tapi saya belajar untuk tidak fokus pada hal negatif. Sebaliknya, saya bekerja keras dan membiarkan hasilnya berbicara.”
“Ada juga orang yang iri dengan apa yang saya lakukan. Saya tidak mengerti mengapa—saya tidak pernah iri pada siapa pun. Jika seseorang berhasil dalam hidupnya, saya sangat bahagia untuk mereka. Kita semua seharusnya bisa mencapai potensi terbaik kita, dan jika seseorang sukses, saya belajar dari mereka dan menjadikannya sebagai contoh yang baik. Saya percaya pada hal-hal positif,” tutupnya.