Liputan6.com, Mamuju - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulbar melakukan pemetaan terhadap potensi investasi kelapa dalam. Kelapa dalam menjadi salah satu komoditas unggulan provinsi ke 33 di Indonesia.
Hasil kajian dalam dokumen peta potensi dan peluang investasi komoditas kelapa dalam Sulbar, terdapat beberapa temuan penting, diantaranya, komoditas kelapa dalam merupakan salah satu komoditas unggul dan potensial dari sub sektor perkebunan dan sektor pertanian.
Advertisement
Jika dilihat dari segi volume produksi dan luas lahan, komoditas kelapa dalam paling dominan dihasilkan oleh Kabupaten Polewali Mandar (Polman). Salah satu penyebab utama dominannya komoditas kelapa dalam tumbuh di Polman, karena kondisi geografis dan topografis yang sangat sesuai untuk pertumbuhan dan budidaya kelapa dalam.
Luas lahan pengembangan dan produksi kelapa dalam di Polman, menunjukkan angka yang signifikan dibandingkan dengan kabupaten lain di Sulbar. Lahan perkebunan kelapa terdiri dari perkebunan kelapa dalam dan hibrida, di mana, kelapa dalam merupakan wilayah pengembangan terluas dan produksi tertinggi.
Kepala Bidang Perencanaan Penanaman Modal DPMPTSP Sulbar, Satriawan Hasan Sulur mengungkapkan, berdasarkan data yang pihaknya miliki, produk yang paling potensial untuk dikembangkan adalah briket tempurung kelapa.
"Mengingat, unit usaha penghasil briket tempurung kelapa yang masih sangat sedikit, serta tingginya permintaan ekspor terhadap produk ini," kata Satriawan, Selasa (22/10/24).
Satriawan juga mengungkapkan, wilayah yang direkomendasikan sebagai kawasan strategis ekonomi pengembangan sentra pengolahan kelapa dalam adalah Kecamatan Binuang, Kabupaten Polman.
"Temuan yang kedua adalah berdasarkan hasil analisis studi kelayakan usaha, ditemukan bahwa wilayah yang dinilai layak dan memenuhi syarat dalam hal pengembangan industri komoditas kelapa dalam terdapat di Polman. Di mana, investasi untuk industri pengolahan kelapa dalam di kabupaten ini, layak untuk dilakukan," ungkap Satriawan.
Lanjut Satriawan menjelaskan, dari analisis berbagai aspek menunjukkan, investasi pengembangan atau pembangunan industri pengolahan komoditas kelapa dalam sangat layak untuk dilakukan di Kabupaten Mamasa, khususnya produk briket tempurung kelapa.
"Analisis yang dilakukan mencakup aspek pasar, keuangan, lingkungan, sosial, fakto risiko dan sebagainya. Jadi, Mamasa layak menjadi lokasi pengembangan industri pengolahan komoditas kelapa dalam, khususnya untuk produk briket tempurung kelapa," tutur Satriawan.
Hasil Kajian
Dari hasil kajian peta potensi dan peluang investasi komoditas kelapa dalam provinsi Sulbar, berikut sejumlah rekomendasi DPMPTSP Sulbar.
Promosi terhadap peluang investasi komoditas kelapa dalam, khususnya untuk produk briket tempurung kelapa yang berpusat di Kecamatan Binuang, Polman, perlu dilakukan dengan mengacu pada hasil kajian dan studi kelayakan usaha dalam bentuk Investment Project Ready To Offer. Di mana, hasil analisis berbagai aspek mengidentifikasi kelayakan dan berbagai parameter keuangan menunjukkan kelayakan usaha.
Infrastruktur dan fasilitas sarana prasarana penunjang, sangat perlu ditingkatkan dan dikembangkan untuk mendukung efektivitas dan efisiensi rantai pasok komoditas kelapa dalam dari hulu ke hilir. Di samping itu, kelapa merupakan salah satu tanaman yang kegiatan panennnya memerlukan keahlian khusus, sehingga masih sangat perlu intervensi teknologi untuk meningkatkan efisiensi rantai nilai dan rantai pasok. Hal ini sangat penting untuk menunjang keberlangsungan bahan baku industri pengolahan kelapa dalam khususnya untuk menjadi briket tempurung kelapa dan produk sampingan lainnya.
Diperlukan penguatan insentif daerah, terutama untuk mendorong para petani kelapa dalam lebih serius dalam menanam dan mengelola tumbuhan kelapa nya dan tidak menjadi tumbuhan yang berkembang dengan sendirinya tanpa pemeliharaan. Insentif daerah bagi para investor juga perlu diperkuat untuk memberikan semangat dan keyakinan akan iklim investasi yang kondusif.
Advertisement