Liputan6.com, Jakarta Harga energi pada hari Selasa ditutup dengan kenaikan, setelah mengalami penurunan tajam minggu lalu. Para pedagang minyak semakin memandang gangguan pasokan di Timur Tengah akibat ketegangan antara Israel dan Iran sebagai hal yang tidak mungkin terjadi.
Permintaan yang lemah di China juga membebani harga baru-baru ini. Beijing menurunkan suku bunga acuan pinjamannya pada hari Senin, yang memberikan sedikit dukungan pada pasar berjangka.
Advertisement
Berikut adalah harga energi penutupan pada hari Selasa, dikutip dari CNBC, Rabu (23/10/2024):
West Texas Intermediate (WTI)
Kontrak November: USD 72,09 per barel, naik USD 1,53, atau 2,17%. Sepanjang tahun ini, harga minyak mentah AS telah naik hampir 1%.
Brent
Kontrak Desember: USD 76,04 per barel, naik USD 1,75, atau 2,36%. Sepanjang tahun ini, patokan global telah turun lebih dari 1%.
RBOB Gasoline
Kontrak November: USD 2,0675 per galon, naik 2,62%. Sepanjang tahun ini, harga bensin telah turun lebih dari 1%.
Gas Alam
Kontrak November: USD 2,304 per seribu kaki kubik, turun 0,35%. Sepanjang tahun ini, harga gas turun sekitar 8%.
Israel Janji ke AS Serangan Balasan ke Iran Tidak Menargetkan Fasilitas Nuklir dan Minyak
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden bahwa pembalasan Israel terhadap Iran atas serangan rudal balistiknya tidak akan mencakup serangan terhadap lokasi non-militer.
Laporan Washington Post yang dikutip via Times of Israel, Selasa (15/10/2024), bersumber dari dua pejabat yang mengetahui masalah tersebut, termasuk satu yang diidentifikasi sebagai pejabat AS.
Timur Tengah telah berada dalam siaga tinggi selama berminggu-minggu karena menunggu pembalasan yang dijanjikan Israel setelah Iran meluncurkan hampir 200 rudal balistik ke negara itu pada 1 Oktober sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
AS telah berusaha meredam rencana Israel untuk membalas serangan yang sebagian besar tidak efektif karena khawatir pembalasan yang lebih kuat dapat memicu perang yang lebih luas yang melibatkan pihak lain di kawasan.
Laporan The Post menyebutkan, dalam panggilan telepon untuk membahas rencana Israel pada 8 Oktober, Netanyahu memberi tahu Biden bahwa Israel berencana membatasi serangannya ke lokasi militer.
Israel sebelumnya dianggap sedang mempertimbangkan serangan terhadap infrastruktur minyak atau lokasi nuklir Iran, keduanya ditentang oleh AS karena potensinya meningkatkan pertempuran, termasuk pembalasan Iran yang ditujukan pada infrastruktur sipil di Israel atau negara-negara regional lain yang bersekutu dengan Barat.
Advertisement