UAH Beberkan Kunci Hidup Nikmat Dunia Akhirat, Ternyata Mudah

UAH juga mengutip beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang menekankan pentingnya syukur. Salah satunya adalah Surat Ibrahim ayat 7 yang berbunyi, "Jika kamu bersyukur, Aku akan menambah (nikmat) kepadamu."

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Okt 2024, 05:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat (UAH) (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Syukur bukan hanya menjadi kunci keberkahan, tetapi juga pintu menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan bersyukur, seseorang membuka hati untuk merasakan nikmat yang telah diberikan Allah, memperkuat ikatan spiritual, dan meningkatkan rasa puas terhadap apa yang dimiliki.

Rasa syukur mendorong individu untuk lebih menghargai setiap momen dalam hidup, baik dalam keadaan senang maupun sulit, sehingga menciptakan ketenangan batin.

Ustadz Adi Hidayat (UAH) memberikan ceramah yang bisa menjadi renungan dan sumber inspirasi mengenai pentingnya bersyukur dalam kehidupan umat Muslim.

Dalam sebuah video pendek yang diunggah di kanal YouTube @dailyqueen20, UAH menekankan bahwa sikap syukur bukan hanya menjadi kunci keberkahan, tetapi juga pintu menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Pada awal ceramahnya, UAH menjelaskan bahwa bersyukur adalah salah satu konsep paling penting dalam ajaran Islam. Banyak umat Muslim yang merasa sulit bersyukur ketika menghadapi ujian hidup, padahal rasa syukur bisa menjadi penguat iman.

Menurut UAH, dalam setiap situasi, baik senang maupun susah, umat Islam harus mampu menemukan alasan untuk bersyukur.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Ini Manfaat Bersyukur

Ilustrasi bersyukur. (Photo by Zac Durant on Unsplash)

"Dengan bersyukur, seseorang akan lebih fokus pada nikmat yang sudah diberikan Allah SWT daripada memikirkan kekurangan yang ada," katanya.

UAH juga mengutip beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang menekankan pentingnya syukur. Salah satunya adalah Surat Ibrahim ayat 7 yang berbunyi, "Jika kamu bersyukur, Aku akan menambah (nikmat) kepadamu."

Ayat ini, menurut UAH, memberikan pesan bahwa dengan bersyukur, Allah akan menambahkan nikmat dan kebaikan bagi hamba-Nya. Sebaliknya, jika manusia mengingkari nikmat, azab yang pedih akan menanti.

Tidak hanya itu, UAH juga mengaitkan konsep syukur dengan kebahagiaan hidup. Banyak orang, terutama di era modern ini, yang merasa tidak bahagia meskipun memiliki banyak hal secara materi.

UAH menegaskan bahwa kebahagiaan sejati hanya bisa diraih dengan hati yang penuh rasa syukur. "Orang yang selalu bersyukur akan selalu merasa cukup, meski mungkin secara materi tidak berlimpah. Sebaliknya, orang yang tidak bersyukur, sebanyak apapun harta yang dimiliki, akan selalu merasa kekurangan."

Selanjutnya, UAH menjelaskan bahwa bersyukur bukan hanya terkait dengan ucapan, tetapi juga perbuatan.

"Syukur itu ada tiga tingkatan, syukur dengan hati, syukur dengan lisan, dan syukur dengan perbuatan," tambahnya.

Syukur dengan hati adalah menyadari sepenuhnya nikmat yang telah Allah berikan. Syukur dengan lisan adalah mengucapkan alhamdulillah sebagai bentuk pengakuan terhadap nikmat tersebut. Sedangkan syukur dengan perbuatan adalah menggunakan nikmat yang diterima untuk hal-hal yang diridhoi Allah SWT.


Lalu Bagaimana Cara Bersyukur?

Ilustrasi Bersedekah Credit: freepik.com

Dalam ceramahnya, UAH juga menekankan bahwa salah satu cara terbaik untuk bersyukur adalah dengan memperbanyak sedekah.

"Sedekah adalah wujud nyata dari rasa syukur. Ketika kita memberikan sebagian rezeki kepada orang lain, kita sedang menunjukkan bahwa kita bersyukur atas nikmat yang telah diberikan," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa sedekah bukan hanya berupa harta, tetapi bisa juga dalam bentuk tenaga, ilmu, atau waktu.

UAH memberikan contoh sederhana, seperti bersyukur atas kesehatan. "Jika kita diberi kesehatan, salah satu cara bersyukur adalah dengan menjaga tubuh kita, berolahraga, dan tidak merusaknya dengan hal-hal yang haram."

Menurutnya, menjaga nikmat yang telah diberikan adalah salah satu bentuk nyata dari rasa syukur.

Selain itu, UAH juga mengingatkan bahwa sikap syukur akan melindungi seseorang dari sifat iri hati dan dengki. Ia menjelaskan bahwa banyak konflik yang terjadi di masyarakat disebabkan oleh rasa tidak puas atau iri terhadap apa yang dimiliki orang lain.

"Orang yang bersyukur tidak akan mudah iri atau dengki, karena ia merasa sudah cukup dengan apa yang diberikan Allah SWT," terangnya.

Dalam ceramah tersebut, UAH juga mengajak umat Muslim untuk selalu mengingat bahwa segala sesuatu yang dimiliki adalah titipan dari Allah SWT, termasuk harta, kesehatan, dan keluarga.

"Ketika kita memahami bahwa semuanya adalah titipan, maka kita akan lebih mudah untuk bersyukur dan tidak mudah mengeluh ketika ada yang diambil," ucapnya.

 


Tips Praktis Bersyukur

Menutup ceramahnya, UAH memberikan tips praktis untuk selalu bersyukur dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah dengan membiasakan diri untuk mengucapkan alhamdulillah setiap kali mendapatkan nikmat, sekecil apapun nikmat tersebut.

"Mulailah dari hal-hal kecil, seperti bersyukur karena masih bisa bangun di pagi hari, bersyukur karena masih diberi kesehatan, atau bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk beribadah," pungkasnya.

UAH juga mengingatkan bahwa bersyukur bukan hanya untuk nikmat-nikmat besar, tetapi juga untuk hal-hal kecil yang sering kali luput dari perhatian.

Nikmat bisa berwujud kesehatan, keluarga yang harmonis, atau bahkan sekadar bisa tersenyum di tengah hari yang sibuk. Semua itu patut disyukuri.

Dengan menjadikan syukur sebagai bagian dari rutinitas hidup, UAH yakin umat Muslim akan merasakan perubahan positif dalam hidup mereka.

"Syukur itu adalah kunci keberkahan. Siapa yang pandai bersyukur, hidupnya akan selalu dilimpahi dengan kebahagiaan dan ketenangan," tutupnya.

UAH juga berpesan agar umat Muslim selalu mendoakan sesama, karena doa juga merupakan bagian dari rasa syukur kepada Allah SWT.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya