Kata Baku dan Tidak Baku yang Perlu Diketahui

Pelajari perbedaan kata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia, ciri-cirinya, serta contoh lengkap penggunaannya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Anda.

oleh Liputan6 diperbarui 31 Okt 2024, 00:00 WIB
kata baku ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion

Liputan6.com, Jakarta Dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar, penting untuk memahami perbedaan antara kata baku dan tidak baku. Penggunaan kata yang tepat sesuai konteks akan membantu kita berkomunikasi secara efektif, baik dalam situasi formal maupun informal. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang kata baku dan tidak baku, mulai dari definisi, ciri-ciri, fungsi, hingga contoh-contoh penggunaannya.


Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku

Kata baku adalah kata yang penulisan dan pengucapannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kaidah tersebut mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Kata baku biasanya digunakan dalam situasi formal seperti penulisan karya ilmiah, pidato resmi, atau dokumen pemerintahan.

Sebaliknya, kata tidak baku adalah kata yang penulisan atau pengucapannya tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah dibakukan. Kata tidak baku sering muncul dalam percakapan sehari-hari, bahasa gaul, atau pengaruh dari bahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun tidak salah digunakan dalam konteks informal, kata tidak baku sebaiknya dihindari dalam situasi resmi.


Ciri-ciri Kata Baku

Untuk dapat membedakan kata baku dan tidak baku dengan lebih mudah, perhatikan ciri-ciri kata baku berikut ini:

  • Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku (KBBI dan PUEBI)
  • Tidak dipengaruhi oleh bahasa daerah
  • Tidak dipengaruhi oleh bahasa asing
  • Lazim digunakan dalam situasi formal dan resmi
  • Memiliki makna yang jelas dan tidak ambigu
  • Penulisan imbuhan dilakukan secara eksplisit
  • Tidak mengandung makna pleonasme (pemborosan kata)

Ciri-ciri Kata Tidak Baku

Sedangkan ciri-ciri kata tidak baku antara lain:

  • Tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku
  • Sering dipengaruhi oleh bahasa daerah atau dialek tertentu
  • Dapat dipengaruhi oleh bahasa asing
  • Umumnya digunakan dalam percakapan sehari-hari atau situasi informal
  • Penulisan atau pengucapan dapat berubah-ubah
  • Sering kali merupakan bentuk singkat atau akronim yang tidak resmi
  • Dapat memiliki makna yang ambigu atau berbeda dari kata bakunya

Fungsi Penggunaan Kata Baku

Penggunaan kata baku memiliki beberapa fungsi penting dalam berbahasa Indonesia, di antaranya:

  1. Pemersatu bangsa: Bahasa baku menjadi alat pemersatu bagi masyarakat Indonesia yang beragam, memungkinkan komunikasi yang efektif antar daerah.
  2. Pemberi kekhasan: Kata baku membantu membedakan bahasa Indonesia dari bahasa serumpun lainnya, seperti bahasa Melayu.
  3. Pembawa kewibawaan: Penggunaan bahasa baku dalam situasi formal menunjukkan profesionalisme dan meningkatkan wibawa pembicara.
  4. Kerangka acuan: Kata baku menjadi standar atau tolok ukur dalam penggunaan bahasa Indonesia yang benar.

Contoh Kata Baku dan Tidak Baku

Berikut ini adalah daftar contoh kata baku dan tidak baku yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia:

Kata Baku Kata Tidak Baku
Abjad Abjat
Aktivitas Aktifitas
Analisis Analisa
Apotek Apotik
Asas Azas
Atlet Atlit
Berpikir Berfikir
Bus Bis
Cabai Cabe
Cedera Cidera
Daftar Daptar
Efektif Efektip
Februari Pebruari
Foto Photo
Hakikat Hakekat
Ijazah Ijasah
Izin Ijin
Jadwal Jadual
Karier Karir
Kompleks Komplek
Kreativitas Kreatifitas
Kualitas Kwalitas
Lubang Lobang
Manajemen Managemen
Nasihat Nasehat
Objek Obyek
Praktik Praktek
Risiko Resiko
Sistem Sistim
Teknik Tehnik
Utang Hutang
Zaman Jaman

Pentingnya Penggunaan Kata Baku dalam Komunikasi Formal

Penggunaan kata baku dalam komunikasi formal memiliki beberapa manfaat penting:

  1. Meningkatkan kejelasan pesan: Kata baku memiliki makna yang lebih tepat dan jelas, sehingga mengurangi risiko kesalahpahaman dalam komunikasi.
  2. Menunjukkan profesionalisme: Penggunaan bahasa yang baik dan benar mencerminkan kecakapan dan profesionalisme seseorang atau organisasi.
  3. Memudahkan pemahaman lintas daerah: Kata baku dapat dipahami oleh seluruh penutur bahasa Indonesia, terlepas dari latar belakang daerah mereka.
  4. Meningkatkan kredibilitas: Dalam konteks akademis atau bisnis, penggunaan kata baku menunjukkan bahwa penulis atau pembicara telah mempersiapkan diri dengan baik.
  5. Menjaga konsistensi: Penggunaan kata baku membantu menjaga konsistensi dalam dokumen resmi, publikasi, atau komunikasi organisasi.

Cara Membedakan Kata Baku dan Tidak Baku

Untuk dapat membedakan kata baku dan tidak baku dengan lebih mudah, ikuti langkah-langkah berikut:

  1. Periksa KBBI: Cara paling akurat untuk memastikan kebakuan sebuah kata adalah dengan memeriksa Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
  2. Perhatikan ejaan: Kata baku biasanya memiliki ejaan yang konsisten dan sesuai dengan PUEBI.
  3. Hindari pengaruh bahasa daerah: Jika sebuah kata terdengar sangat khas dari suatu daerah, kemungkinan besar itu adalah kata tidak baku.
  4. Perhatikan konteks penggunaan: Dalam situasi formal, kemungkinan besar kata-kata yang digunakan adalah kata baku.
  5. Bandingkan dengan sumber terpercaya: Jika ragu, bandingkan penggunaan kata tersebut dengan sumber-sumber terpercaya seperti buku teks atau publikasi resmi.

Pengaruh Bahasa Asing dan Daerah terhadap Kata Tidak Baku

Bahasa Indonesia, sebagai bahasa yang hidup dan berkembang, tidak terlepas dari pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah. Pengaruh ini seringkali menyebabkan munculnya kata-kata tidak baku dalam penggunaan sehari-hari. Beberapa contoh pengaruh tersebut antara lain:

Pengaruh Bahasa Asing:

  • "Nge-charge" (dari bahasa Inggris "charge") - kata bakunya: "mengisi daya"
  • "Booking" (dari bahasa Inggris) - kata bakunya: "memesan"
  • "Update" (dari bahasa Inggris) - kata bakunya: "memperbarui"
  • "Deadline" (dari bahasa Inggris) - kata bakunya: "tenggat waktu"

Pengaruh Bahasa Daerah:

  • "Ngopi" (dari bahasa Jawa) - kata bakunya: "minum kopi"
  • "Baper" (singkatan dari "bawa perasaan", pengaruh bahasa gaul) - kata bakunya: "sensitif"
  • "Gue" (dari bahasa Betawi) - kata bakunya: "saya"
  • "Bilang" (dari bahasa Melayu) - kata bakunya: "mengatakan"

Meskipun penggunaan kata-kata tidak baku ini lazim dalam percakapan sehari-hari, penting untuk tetap memahami dan menggunakan kata baku dalam konteks formal atau resmi.


Perkembangan Kata Baku dalam Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia terus berkembang seiring dengan perubahan zaman. Beberapa kata yang dulunya dianggap tidak baku, kini telah diterima sebagai kata baku setelah melalui proses pembakuan. Proses ini melibatkan pertimbangan dari ahli bahasa dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pengguna bahasa.

Contoh kata-kata yang telah mengalami proses pembakuan:

  • "Tampak" dan "nampak" - keduanya kini diterima sebagai kata baku
  • "Praktik" dan "praktek" - keduanya kini diterima sebagai kata baku
  • "Napas" (dulu dianggap tidak baku, sekarang baku) dan "nafas" (dulu baku, sekarang tidak baku)

Perkembangan ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia bersifat dinamis dan terus beradaptasi dengan kebutuhan penggunanya. Namun, perubahan ini tetap melalui proses yang ketat untuk memastikan konsistensi dan kejelasan dalam penggunaan bahasa.


Penggunaan Kata Baku dalam Dunia Pendidikan

Dalam dunia pendidikan, penggunaan kata baku memiliki peran yang sangat penting. Beberapa alasan mengapa kata baku harus ditekankan dalam konteks pendidikan antara lain:

  1. Standarisasi pembelajaran: Penggunaan kata baku memastikan bahwa materi pembelajaran memiliki standar yang sama di seluruh wilayah Indonesia.
  2. Persiapan untuk dunia profesional: Membiasakan siswa dengan kata baku mempersiapkan mereka untuk berkomunikasi secara efektif dalam lingkungan kerja profesional di masa depan.
  3. Meningkatkan kemampuan literasi: Pemahaman dan penggunaan kata baku yang baik mendukung pengembangan kemampuan membaca dan menulis siswa.
  4. Menjaga integritas bahasa: Dengan mengajarkan dan menggunakan kata baku, dunia pendidikan berperan dalam melestarikan dan mengembangkan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Guru dan institusi pendidikan memiliki tanggung jawab untuk memastikan penggunaan kata baku dalam materi pembelajaran, ujian, dan komunikasi resmi di lingkungan sekolah atau kampus.


Tantangan dalam Penggunaan Kata Baku di Era Digital

Era digital membawa tantangan tersendiri dalam penggunaan kata baku bahasa Indonesia. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain:

  1. Pengaruh bahasa gaul dan singkatan: Media sosial dan aplikasi pesan instan mendorong penggunaan bahasa yang singkat dan informal, yang seringkali bertentangan dengan kaidah kata baku.
  2. Kecepatan informasi: Tuntutan untuk menyampaikan informasi dengan cepat terkadang mengorbankan kualitas bahasa yang digunakan.
  3. Pengaruh konten berbahasa asing: Paparan terhadap konten berbahasa asing yang tinggi dapat mempengaruhi cara berbahasa, terutama di kalangan generasi muda.
  4. Kurangnya penyuntingan: Banyak konten digital dipublikasikan tanpa melalui proses penyuntingan yang memadai, sehingga kesalahan penggunaan kata sering terjadi.
  5. Autocorrect dan fitur prediksi teks: Teknologi ini terkadang menyarankan kata tidak baku atau bahkan kata asing sebagai alternatif.

Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pendidik, media, dan pembuat kebijakan, untuk terus mempromosikan penggunaan kata baku dalam komunikasi digital.


Strategi Meningkatkan Penggunaan Kata Baku

Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan penggunaan kata baku dalam berbahasa Indonesia:

  1. Baca sumber terpercaya: Biasakan membaca buku, artikel, atau publikasi resmi yang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
  2. Gunakan kamus: Manfaatkan KBBI daring atau aplikasi kamus bahasa Indonesia untuk memverifikasi kata-kata yang Anda gunakan.
  3. Ikuti perkembangan bahasa: Perhatikan pembaruan dalam pedoman ejaan atau kosakata baru yang diakui secara resmi.
  4. Praktik menulis formal: Latih diri untuk menulis dalam konteks formal, seperti menulis esai atau laporan, dengan memperhatikan penggunaan kata baku.
  5. Minta umpan balik: Mintalah orang lain untuk mengoreksi tulisan Anda, terutama dalam hal penggunaan kata baku.
  6. Ikuti pelatihan bahasa: Pertimbangkan untuk mengikuti kursus atau seminar tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
  7. Gunakan alat bantu digital: Manfaatkan aplikasi pemeriksa ejaan dan tata bahasa yang dapat membantu mengidentifikasi penggunaan kata tidak baku.

Peran Media dalam Mempromosikan Penggunaan Kata Baku

Media massa memiliki peran penting dalam mempromosikan penggunaan kata baku bahasa Indonesia. Sebagai sumber informasi yang luas jangkauannya, media dapat menjadi contoh dan pendorong penggunaan bahasa yang baik dan benar. Beberapa cara media dapat berkontribusi antara lain:

  1. Konsistensi dalam penggunaan kata baku: Media harus konsisten menggunakan kata baku dalam pemberitaan, artikel, dan program mereka.
  2. Rubrik bahasa: Menyediakan rubrik atau segmen khusus yang membahas penggunaan bahasa Indonesia yang benar, termasuk penjelasan tentang kata baku dan tidak baku.
  3. Pelatihan jurnalis: Memberikan pelatihan kepada jurnalis dan penulis tentang pentingnya penggunaan kata baku dalam penulisan berita dan artikel.
  4. Kolaborasi dengan ahli bahasa: Bekerja sama dengan pakar bahasa untuk memastikan akurasi penggunaan bahasa dalam konten media.
  5. Kampanye bahasa: Menyelenggarakan kampanye atau program khusus yang mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Dengan peran aktif media dalam mempromosikan penggunaan kata baku, diharapkan masyarakat akan semakin terpapar dan terbiasa dengan penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai kaidah.


Implikasi Penggunaan Kata Baku dalam Komunikasi Profesional

Penggunaan kata baku dalam komunikasi profesional memiliki implikasi yang signifikan. Beberapa dampak penting dari penggunaan kata baku dalam lingkungan kerja antara lain:

  1. Meningkatkan citra profesional: Penggunaan bahasa yang baik dan benar mencerminkan profesionalisme dan kompetensi seseorang atau organisasi.
  2. Menghindari kesalahpahaman: Kata baku memiliki definisi yang jelas, sehingga mengurangi risiko interpretasi yang salah dalam komunikasi bisnis.
  3. Memudahkan komunikasi lintas departemen: Penggunaan istilah baku memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi memiliki pemahaman yang sama tentang suatu konsep atau prosedur.
  4. Meningkatkan efisiensi: Komunikasi yang jelas dan tepat dapat menghemat waktu dan sumber daya dengan menghindari kebutuhan untuk klarifikasi berulang.
  5. Mendukung branding: Konsistensi dalam penggunaan bahasa, termasuk kata baku, membantu membangun dan memperkuat identitas merek perusahaan.

Oleh karena itu, penting bagi profesional untuk terus meningkatkan kemampuan berbahasa mereka, termasuk dalam penggunaan kata baku, untuk mendukung kesuksesan karier dan organisasi mereka.


Kesimpulan

Pemahaman dan penggunaan kata baku merupakan aspek penting dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Meskipun kata tidak baku memiliki tempatnya sendiri dalam komunikasi informal, penggunaan kata baku tetap krusial dalam konteks formal, pendidikan, dan profesional. Dengan memperhatikan kaidah bahasa dan terus meningkatkan keterampilan berbahasa, kita dapat berkontribusi pada pelestarian dan pengembangan bahasa Indonesia.

Penting untuk diingat bahwa bahasa adalah entitas yang hidup dan berkembang. Apa yang dianggap tidak baku hari ini mungkin akan menjadi baku di masa depan, dan sebaliknya. Oleh karena itu, kita perlu terus memperbarui pengetahuan kita tentang bahasa Indonesia dan mengikuti perkembangan terbaru dalam pedoman dan kaidah kebahasaan.

Dengan menerapkan penggunaan kata baku secara konsisten dalam komunikasi formal dan profesional, kita tidak hanya meningkatkan kejelasan dan efektivitas komunikasi, tetapi juga turut menjaga kekayaan dan keunikan bahasa Indonesia. Mari bersama-sama menjaga dan mengembangkan bahasa Indonesia melalui penggunaan kata baku yang tepat dan bijaksana.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya