Contoh Kata Baku dan Tidak Baku yang Sering Digunakan

Pelajari contoh kata baku dan tidak baku yang sering digunakan beserta penjelasan lengkap mengenai pengertian, ciri-ciri, dan fungsinya dalam bahasa Indonesia.

oleh Liputan6 diperbarui 30 Okt 2024, 14:33 WIB
contoh kata baku dan tidak baku ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion

Liputan6.com, Jakarta Penggunaan kata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia seringkali menimbulkan kebingungan bagi banyak orang. Padahal, kemampuan membedakan dan menggunakan kata baku dengan tepat sangat penting, terutama dalam konteks formal seperti penulisan karya ilmiah, surat resmi, atau pidato. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai kata baku dan tidak baku, mulai dari pengertian, ciri-ciri, fungsi, hingga contoh-contoh yang sering digunakan namun keliru.


Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku

Sebelum membahas lebih jauh, penting untuk memahami definisi dasar dari kata baku dan tidak baku:

Kata Baku

Kata baku merupakan kata yang penulisan dan pengucapannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditentukan dalam bahasa Indonesia. Kaidah-kaidah ini mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), dan tata bahasa baku bahasa Indonesia. Kata baku biasanya digunakan dalam situasi formal dan resmi.

Kata Tidak Baku

Sebaliknya, kata tidak baku adalah kata yang penulisan atau pengucapannya tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kata-kata ini sering muncul akibat pengaruh bahasa daerah, bahasa asing, atau kebiasaan pengucapan yang kurang tepat. Kata tidak baku umumnya digunakan dalam percakapan sehari-hari atau situasi informal.


Ciri-Ciri Kata Baku

Untuk dapat mengidentifikasi kata baku dengan lebih mudah, perhatikan ciri-ciri berikut:

  • Memiliki bentuk yang tetap dan konsisten
  • Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku
  • Tidak dipengaruhi oleh bahasa daerah atau bahasa asing
  • Bukan merupakan ragam bahasa percakapan sehari-hari
  • Penggunaan imbuhan dilakukan secara eksplisit
  • Tidak mengandung makna ganda atau ambigu
  • Tidak mengandung unsur pleonasme (penggunaan kata-kata yang berlebihan)

Ciri-Ciri Kata Tidak Baku

Sementara itu, kata tidak baku memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Bentuknya dapat berubah-ubah dan tidak konsisten
  • Sering dipengaruhi oleh bahasa daerah atau bahasa asing
  • Umumnya digunakan dalam percakapan sehari-hari
  • Dapat dibuat atau dimodifikasi sesuai keinginan pengguna
  • Seringkali tidak sesuai dengan ejaan yang benar menurut PUEBI
  • Terkadang memiliki makna yang ambigu atau kurang jelas
  • Penggunaan imbuhan atau struktur kalimat yang tidak tepat

Fungsi Kata Baku

Penggunaan kata baku dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa fungsi penting, antara lain:

1. Sebagai Pemersatu

Kata baku berperan penting dalam menyatukan berbagai penutur bahasa dari berbagai daerah di Indonesia. Dengan adanya standar baku, komunikasi antar individu dari latar belakang yang berbeda menjadi lebih mudah dan efektif.

2. Pemberi Kekhasan

Penggunaan kata baku membantu membedakan bahasa Indonesia dari bahasa-bahasa serumpun lainnya, seperti bahasa Melayu. Hal ini memperkuat identitas nasional dan keunikan bahasa Indonesia.

3. Pembawa Kewibawaan

Dalam konteks formal, penggunaan kata baku menunjukkan tingkat pendidikan, profesionalisme, dan kewibawaan pembicara atau penulis. Ini sangat penting dalam situasi seperti pidato kenegaraan, presentasi bisnis, atau penulisan karya ilmiah.

4. Kerangka Acuan

Kata baku menjadi standar atau tolok ukur dalam menilai penggunaan bahasa yang benar. Ini membantu dalam proses pembelajaran bahasa dan evaluasi kemampuan berbahasa seseorang.


Contoh Kata Baku dan Tidak Baku yang Sering Digunakan

Berikut adalah daftar contoh kata baku dan tidak baku yang sering digunakan namun seringkali keliru:

Kata Baku Kata Tidak Baku
Abjad Abjat
Advokat Adpokat
Afdal Afdol
Aktivitas Aktifitas
Analisis Analisa
Andal Handal
Antre Antri
Apotek Apotik
Asas Azas
Atlet Atlit
Baterai Batere
Berpikir Berfikir
Bus Bis
Cabai Cabe
Cedera Cidera
Cokelat Coklat
Daftar Daptar
Derajat Derajad
Desain Disain
Diagnosis Diagnosa
Efektif Efektip

Ini hanyalah sebagian kecil dari banyak contoh kata baku dan tidak baku yang ada dalam bahasa Indonesia. Penting untuk terus mempelajari dan memperbarui pengetahuan kita tentang penggunaan kata yang benar sesuai dengan perkembangan bahasa.


Pentingnya Memahami dan Menggunakan Kata Baku

Memahami dan menggunakan kata baku dengan tepat memiliki beberapa manfaat penting:

  1. Meningkatkan Kualitas Komunikasi: Penggunaan kata baku membantu menyampaikan pesan dengan lebih jelas dan menghindari kesalahpahaman.
  2. Profesionalisme: Dalam dunia kerja, kemampuan menggunakan bahasa baku menunjukkan profesionalisme dan perhatian terhadap detail.
  3. Keberhasilan Akademis: Penggunaan kata baku sangat penting dalam penulisan karya ilmiah dan dapat mempengaruhi penilaian akademis.
  4. Pelestarian Bahasa: Dengan menggunakan kata baku, kita turut berperan dalam melestarikan dan mengembangkan bahasa Indonesia.
  5. Meningkatkan Kredibilitas: Dalam situasi formal, penggunaan kata baku dapat meningkatkan kredibilitas pembicara atau penulis.

Tantangan dalam Penggunaan Kata Baku

Meskipun penting, penggunaan kata baku seringkali menghadapi beberapa tantangan:

1. Pengaruh Bahasa Daerah

Indonesia memiliki ratusan bahasa daerah yang dapat mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia. Misalnya, kata "nggak" yang sering digunakan sebagai pengganti "tidak" dalam percakapan sehari-hari.

2. Perkembangan Teknologi dan Media Sosial

Era digital membawa banyak istilah baru dan singkatan yang cepat populer namun tidak selalu sesuai dengan kaidah bahasa baku. Contohnya penggunaan "gw" untuk "saya" atau "lu" untuk "kamu".

3. Pengaruh Bahasa Asing

Globalisasi membawa masuknya banyak kata serapan dari bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Beberapa kata ini diadopsi tanpa penyesuaian ejaan yang tepat.

4. Kebiasaan dan Kenyamanan

Banyak orang merasa lebih nyaman menggunakan kata tidak baku karena sudah terbiasa atau merasa kata tersebut lebih ekspresif.

5. Kurangnya Pemahaman

Tidak semua orang memiliki pemahaman yang baik tentang kata baku dan tidak baku, terutama jika mereka tidak sering terlibat dalam situasi formal yang memerlukan penggunaan bahasa baku.


Strategi Meningkatkan Penggunaan Kata Baku

Berikut beberapa strategi yang dapat membantu meningkatkan kemampuan menggunakan kata baku:

1. Banyak Membaca

Membaca sumber-sumber yang menggunakan bahasa baku seperti buku pelajaran, artikel ilmiah, atau berita dari media terpercaya dapat membantu meningkatkan pemahaman dan perbendaharaan kata baku.

2. Menggunakan Kamus

Membiasakan diri untuk merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ketika ragu tentang penggunaan suatu kata. KBBI daring yang dapat diakses secara online memudahkan proses ini.

3. Latihan Menulis Formal

Cobalah untuk sering menulis dalam konteks formal, seperti membuat laporan atau esai. Ini akan membantu membiasakan diri dengan penggunaan kata baku.

4. Mengikuti Perkembangan Bahasa

Perhatikan pembaruan dalam pedoman ejaan atau penambahan kata baru dalam KBBI. Bahasa terus berkembang, dan penting untuk tetap up-to-date.

5. Berlatih Berbicara Formal

Cobalah untuk berbicara menggunakan bahasa baku dalam situasi yang memungkinkan, seperti presentasi atau diskusi formal. Ini akan membantu meningkatkan kefasihan dalam penggunaan kata baku.


Penggunaan Kata Baku dalam Berbagai Konteks

Penggunaan kata baku sangat penting dalam berbagai konteks formal. Berikut beberapa situasi di mana penggunaan kata baku sangat diperlukan:

1. Penulisan Akademis

Dalam penulisan skripsi, tesis, disertasi, atau artikel ilmiah, penggunaan kata baku adalah suatu keharusan. Ini menunjukkan kualitas akademis dan profesionalisme penulis.

2. Komunikasi Bisnis

Surat-menyurat bisnis, proposal, dan laporan perusahaan harus menggunakan kata baku untuk menjaga citra profesional dan menghindari kesalahpahaman.

3. Jurnalisme

Berita dan artikel jurnalistik harus menggunakan kata baku untuk menjaga kredibilitas dan kejelasan informasi yang disampaikan.

4. Dokumen Hukum

Kontrak, perjanjian, dan dokumen hukum lainnya sangat bergantung pada penggunaan kata baku untuk menghindari ambiguitas dan potensi sengketa.

5. Pidato dan Presentasi Formal

Dalam situasi formal seperti pidato kenegaraan atau presentasi bisnis, penggunaan kata baku menunjukkan keseriusan dan profesionalisme pembicara.


Perkembangan Kata Baku dalam Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia, seperti bahasa hidup lainnya, terus mengalami perkembangan. Beberapa aspek perkembangan kata baku dalam bahasa Indonesia meliputi:

1. Adopsi Kata Serapan

Banyak kata serapan dari bahasa asing, terutama bahasa Inggris, yang diadopsi ke dalam bahasa Indonesia dan menjadi kata baku. Contohnya "internet", "komputer", "televisi".

2. Perubahan Ejaan

Sejak kemerdekaan Indonesia, telah terjadi beberapa kali perubahan dalam sistem ejaan bahasa Indonesia. Perubahan terbaru adalah penerapan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang menggantikan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

3. Pembaruan KBBI

KBBI secara berkala diperbarui untuk mencakup kata-kata baru atau perubahan definisi. Ini membantu bahasa Indonesia tetap relevan dengan perkembangan zaman.

4. Standardisasi Istilah

Upaya terus dilakukan untuk menstandardisasi istilah-istilah teknis dalam berbagai bidang ilmu, sehingga menciptakan kata baku yang konsisten untuk digunakan dalam konteks akademis dan profesional.


Kesalahan Umum dalam Penggunaan Kata Baku

Beberapa kesalahan umum yang sering terjadi dalam penggunaan kata baku antara lain:

1. Pengaruh Dialek

Contoh: Menggunakan "ngga" atau "gak" sebagai pengganti "tidak" dalam tulisan formal.

2. Kesalahan Ejaan

Contoh: Menulis "ijasah" alih-alih "ijazah", atau "nasehat" alih-alih "nasihat".

3. Penggunaan Kata Asing yang Sudah Ada Padanannya

Contoh: Menggunakan "update" ketika ada kata "pembaruan" atau "memperbarui".

4. Pleonasme

Contoh: "Naik ke atas" atau "turun ke bawah", di mana kata "ke atas" dan "ke bawah" sebenarnya sudah tersirat dalam kata "naik" dan "turun".

5. Kesalahan Penggunaan Imbuhan

Contoh: "Merubah" alih-alih "mengubah", atau "menterjemahkan" alih-alih "menerjemahkan".


Peran Teknologi dalam Penggunaan Kata Baku

Perkembangan teknologi memiliki dampak signifikan terhadap penggunaan dan pembelajaran kata baku:

1. Aplikasi Kamus Digital

Aplikasi KBBI daring dan berbagai kamus digital lainnya memudahkan akses ke definisi dan penggunaan kata baku yang benar.

2. Pemeriksa Ejaan dan Tata Bahasa

Perangkat lunak pengolah kata modern sering dilengkapi dengan fitur pemeriksa ejaan dan tata bahasa yang dapat membantu mengidentifikasi penggunaan kata tidak baku.

3. Platform Pembelajaran Online

Berbagai kursus dan materi pembelajaran online tentang bahasa Indonesia membantu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan kata baku.

4. Media Sosial dan Forum Online

Meskipun sering menjadi sumber penggunaan bahasa tidak baku, platform ini juga dapat menjadi sarana diskusi dan pembelajaran tentang penggunaan bahasa yang benar.


Implikasi Sosial dan Budaya Penggunaan Kata Baku

Penggunaan kata baku memiliki implikasi yang luas dalam konteks sosial dan budaya:

1. Identitas Nasional

Bahasa Indonesia yang baku menjadi salah satu elemen penting dalam membangun dan memperkuat identitas nasional Indonesia.

2. Pendidikan

Sistem pendidikan sangat menekankan penggunaan kata baku, yang mempengaruhi cara generasi muda berbahasa dan berkomunikasi.

3. Profesionalisme

Dalam dunia kerja, kemampuan menggunakan kata baku sering dianggap sebagai indikator profesionalisme dan tingkat pendidikan seseorang.

4. Komunikasi Antar Budaya

Penggunaan kata baku memfasilitasi komunikasi yang lebih efektif antara orang-orang dari berbagai latar belakang budaya di Indonesia.

5. Pelestarian Bahasa

Penggunaan kata baku membantu melestarikan bahasa Indonesia di tengah arus globalisasi dan pengaruh bahasa asing.


Kesimpulan

Pemahaman dan penggunaan kata baku merupakan aspek penting dalam penguasaan bahasa Indonesia. Meskipun dalam percakapan sehari-hari kita sering menggunakan kata tidak baku, penting untuk dapat beralih ke penggunaan kata baku dalam konteks formal. Kemampuan ini tidak hanya menunjukkan penguasaan bahasa yang baik, tetapi juga profesionalisme dan kecermatan dalam berkomunikasi.

Dengan terus belajar dan memperhatikan penggunaan kata baku, kita tidak hanya meningkatkan kualitas komunikasi pribadi, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian dan pengembangan bahasa Indonesia. Di era globalisasi ini, di mana pengaruh bahasa asing semakin kuat, menjaga keutuhan dan keunikan bahasa Indonesia melalui penggunaan kata baku menjadi tanggung jawab bersama seluruh penutur bahasa Indonesia.

Akhirnya, penting untuk diingat bahwa bahasa terus berkembang. Apa yang dianggap tidak baku hari ini mungkin akan menjadi baku di masa depan, dan sebaliknya. Oleh karena itu, sikap terbuka terhadap perubahan dan kemauan untuk terus belajar adalah kunci dalam menguasai penggunaan kata baku dalam bahasa Indonesia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya