655 Contoh Kata Baku dan Tidak Baku

Pelajari 655 contoh kata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia beserta pengertian, ciri-ciri, dan fungsinya. Hindari kesalahan umum dalam penggunaan kata.

oleh Liputan6 diperbarui 25 Okt 2024, 07:30 WIB
contoh kata baku ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion

Liputan6.com, Jakarta Dalam berkomunikasi sehari-hari maupun menulis, kita sering kali tanpa sadar menggunakan kata-kata yang tidak baku. Padahal, penggunaan kata baku sangat penting terutama dalam situasi formal atau penulisan resmi. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang kata baku dan tidak baku, mulai dari pengertian, ciri-ciri, fungsi, hingga contoh-contoh yang sering keliru digunakan.


Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku

Sebelum membahas lebih jauh, mari kita pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kata baku dan tidak baku:

Kata Baku

Kata baku adalah kata-kata yang penulisan dan pengucapannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Pembakuan kaidah tersebut dalam bahasa Indonesia merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Kata baku biasanya digunakan dalam situasi resmi, karya ilmiah, dokumen formal, dan komunikasi dalam konteks profesional.

Kata baku memiliki beberapa karakteristik utama:

  • Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku
  • Tidak dipengaruhi dialek daerah
  • Tidak terpengaruh bahasa asing
  • Lazim digunakan dalam situasi formal dan resmi
  • Memiliki makna yang jelas dan tidak ambigu

Kata Tidak Baku

Di sisi lain, kata tidak baku adalah kata-kata yang penulisan atau pengucapannya tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang dibakukan. Kata tidak baku sering kali muncul karena pengaruh bahasa daerah, bahasa asing, atau penyederhanaan dalam pengucapan sehari-hari. Meskipun kata tidak baku sering digunakan dalam percakapan informal, sebaiknya dihindari dalam konteks resmi atau penulisan formal.

Beberapa ciri kata tidak baku antara lain:

  • Tidak sesuai dengan KBBI atau PUEBI
  • Sering dipengaruhi dialek atau logat daerah tertentu
  • Mengandung unsur bahasa asing yang belum diserap secara resmi
  • Merupakan bentuk penyederhanaan atau pelesapan dari kata baku
  • Umumnya digunakan dalam percakapan sehari-hari atau situasi informal

Ciri-ciri Kata Baku

Untuk dapat membedakan kata baku dan tidak baku dengan lebih mudah, perhatikan ciri-ciri kata baku berikut ini:

  1. Sesuai dengan KBBI dan PUEBI: Kata baku selalu mengikuti aturan penulisan yang ditetapkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
  2. Memiliki bentuk yang tetap: Kata baku tidak berubah-ubah dalam penulisan maupun pengucapannya, sehingga memiliki standar yang jelas.
  3. Tidak dipengaruhi bahasa daerah: Kata baku bebas dari pengaruh dialek atau logat kedaerahan tertentu.
  4. Tidak terpengaruh bahasa asing: Meskipun ada kata serapan, kata baku yang berasal dari bahasa asing telah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
  5. Lazim digunakan dalam situasi formal: Kata baku umumnya dipakai dalam konteks resmi seperti pidato, dokumen pemerintah, atau karya ilmiah.
  6. Pemakaian imbuhan secara eksplisit: Kata baku menggunakan imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) secara lengkap dan jelas.
  7. Tidak bermakna ganda: Kata baku memiliki arti yang jelas dan tidak menimbulkan kebingungan atau ambiguitas.
  8. Tidak mengandung pleonasme: Kata baku menghindari penggunaan kata-kata yang berlebihan atau pengulangan makna yang tidak perlu.

Ciri-ciri Kata Tidak Baku

Sebaliknya, kata tidak baku memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Tidak sesuai dengan KBBI atau PUEBI: Penulisan atau pengucapannya menyimpang dari aturan baku bahasa Indonesia.
  2. Bentuknya mudah berubah: Kata tidak baku sering mengalami perubahan bentuk atau variasi dalam penggunaannya.
  3. Dipengaruhi bahasa daerah: Banyak kata tidak baku yang berasal dari atau terpengaruh oleh bahasa atau dialek daerah tertentu.
  4. Mengandung unsur bahasa asing: Beberapa kata tidak baku merupakan adopsi langsung dari bahasa asing tanpa penyesuaian kaidah bahasa Indonesia.
  5. Umum digunakan dalam percakapan informal: Kata tidak baku lebih sering muncul dalam komunikasi sehari-hari atau situasi santai.
  6. Penyederhanaan dari kata baku: Banyak kata tidak baku yang merupakan bentuk singkat atau penyederhanaan dari kata bakunya.
  7. Dapat menimbulkan ambiguitas: Beberapa kata tidak baku bisa memiliki makna ganda atau kurang jelas jika digunakan dalam konteks formal.
  8. Sering mengalami pelesapan: Kata tidak baku kadang menghilangkan beberapa huruf atau suku kata dari bentuk bakunya.

Fungsi Kata Baku

Penggunaan kata baku dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa fungsi penting, di antaranya:

1. Pemersatu Bangsa

Kata baku berperan sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan bahasa daerah. Dengan adanya standarisasi bahasa melalui kata baku, komunikasi antar warga negara dari berbagai latar belakang menjadi lebih mudah dan efektif. Hal ini sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda yang menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia.

2. Pemberi Kekhasan

Meskipun bahasa Indonesia memiliki kekerabatan dengan bahasa Melayu yang digunakan di negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam, penggunaan kata baku memberikan ciri khas tersendiri bagi bahasa Indonesia. Ini membantu membedakan bahasa Indonesia dari bahasa serumpun lainnya, sekaligus memperkuat identitas nasional melalui bahasa.

3. Peningkatan Wibawa

Penggunaan kata baku dalam situasi formal seperti pidato kenegaraan, dokumen resmi, atau forum internasional dapat meningkatkan wibawa dan kredibilitas pembicara atau penulis. Ini menunjukkan penguasaan bahasa yang baik dan profesionalisme dalam berkomunikasi.

4. Kerangka Acuan

Kata baku berfungsi sebagai tolok ukur atau kerangka acuan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang benar. Dengan adanya standar baku, masyarakat memiliki pedoman yang jelas dalam berbahasa, terutama dalam konteks formal atau akademis. Ini juga memudahkan proses pembelajaran bahasa Indonesia, baik bagi penutur asli maupun orang asing yang ingin mempelajari bahasa Indonesia.

5. Kemudahan Komunikasi

Standarisasi melalui kata baku membantu mengurangi kesalahpahaman dalam komunikasi. Ketika semua pihak menggunakan kata-kata yang baku, pesan yang disampaikan akan lebih mudah dipahami dan interpretasinya lebih seragam.

6. Pelestarian Bahasa

Penggunaan kata baku membantu melestarikan bahasa Indonesia dari pengaruh yang berlebihan dari bahasa asing atau bahasa gaul yang dapat mengikis keaslian bahasa. Ini penting untuk mempertahankan identitas bahasa Indonesia di tengah arus globalisasi.

7. Peningkatan Kualitas Pendidikan

Dalam dunia pendidikan, penggunaan kata baku sangat penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan penulisan akademis. Siswa dan mahasiswa dilatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, yang akan bermanfaat bagi karier mereka di masa depan.


Contoh Kata Baku dan Tidak Baku

Berikut ini adalah daftar lengkap 655 contoh kata baku dan tidak baku yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia. Perhatikan perbedaannya dan hindari penggunaan kata tidak baku dalam konteks formal atau penulisan resmi.

No. Kata Baku Kata Tidak Baku
1 Abjad Abjat
2 Absorpsi Absorsi
3 Adab Adap
4 Adhesi Adesi
5 Adibusana Adi busana
6 Adidaya Adi daya
7 Adjektif Ajektif
8 Administrator Admin
9 Advokat Adpokat
10 Afdal Afdol
11 Agamais Agamis
12 Ajek Ajeg
13 Akhirat Akherat
14 Aksesori Aksesoris
15 Aktif Aktip
16 Aktivitas Aktifitas
17 Aktual Aktuil
18 Akuarium Aquarium
19 Aluminium Almunium
20 Ambulans Ambulan
21 Analisis Analisa
22 Andal Handal
23 Antena Antene
24 Antre Antri
25 Anugerah Anugrah
26 Aparat Aparatur
27 Apostrof Opostrop
28 Apotek Apotik
29 Asas Azas
30 Asasi Azasi
31 Atlet Atlit
32 Atmosfer Atmosfir
33 Auditorium Aditorium
34 Autentik Otentik
35 Autopsi Otopsi
36 Azan Adzan
37 Baka Baqa
38 Balig Baligh
39 Balsam Balsem
40 Banderol Bandrol
41 Barzakh Barzah
42 Batalion Batalyon
43 Baterai Batere
44 Batil Bathil
45 Bayangkara Bhayangkara
46 Bazar Bazaar
47 Becermin Bercermin
48 Bengkuang Bengkoang
49 Benzol Bensol
50 Besok Esok
51 Beterbangan Berterbangan
52 Biseps Bisep
53 Blanko Blangko
54 Blender Belender
55 Boks Bok
56 Bolpoin Bolpen
57 Bosan Bosen
58 Bumper Bemper
59 Bungker Bangker
60 Bus Bis
61 Cabai Cabe
62 Capai Cape, capek
63 Capcai Cap cai
64 Cedera Cidera
65 Cendekia Cendikia
66 Cendekiawan Cendikiawan
67 Cengkeram Cengkram
68 Cengkerama Cengkrama
69 Cengkih Cengkeh
70 Cinderamata Cenderamata
71 Cokelat Coklat
72 Daftar Daptar
73 Dai Da'i
74 Dakwah Da'wah
75 Darma Dharma
76 Debit Debet
77 Debitor Debitur
78 Dekret Dekrit
79 Deodoran Deodorant
80 Depot Depo
81 Deputi Deputy
82 Derajat Derajad
83 Desain Design
84 Detail Detil
85 Detergen Deterjen
86 Deviasi Defiasi
87 Diagnosis Diagnosa
88 Dispenser Despenser
89 Distilasi Destilasi
90 Dividen Deviden
91 Donatur Donator
92 Durian Duren
93 Efektif Efektip
94 Efektivitas Efektifitas
95 Ekosistem Ekosistim
96 Eksem Eksim
97 Ekshibisi Eksibisi
98 Ekspor Eksport
99 Ekstra Extra
100 Ekstrakurikuler Ekstrakulikuler
101 Ekstrem Ekstrim
102 Ekuivalen Ekwivalen, equivalen
103 Elektrode Elektroda
104 Elips Elip
105 Elite Elit
106 Emas Mas
107 Embus Hembus
108 Empas Hempas
109 Enjin Engine
110 Ensiklopedia Ensiklopedi
111 Episode Episod
112 Epos Ephos
113 Esai Essai
114 Esens Esen
115 Eskadron Sekuadron
116 Etanol Ethanol
117 Fakih Faqih
118 Faksimili Faksimil
119 Familier Familiar
120 Farmakope Farmakop
121 Favorit Pavorit
122 Februari Pebruari
123 Feri Peri
124 Filipina Philipina
125 Film Filem
126 Filsuf Filosof
127 Finis Finish
128 Flat Plat
129 Folio Polio
130 Formal Formil
131 Foto Photo
132 Fotokopi Foto copy
133 Fotosintesis Fotosintesa
134 Frekuensi Frekwensi
135 Gaib Ghaib
136 Galaktosa Galaktose
137 Galeri Galery
138 Gap Gep
139 Geiser Geyser
140 Geladi bersih Geladi resik
141 Gelondong Glondong
142 Genealogi Geneologi
143 Genting Genteng
144 Gerebek Grebek
145 Gereget Greget
146 Gerendel Grendel
147 Gips Gip
148 Glamor Glamour
149 Glaukoma Glukoma
150 Glosarium Glosary
151 Glukosa Glukose
152 Gongseng Ongseng
153 Griya Gria
154 Grup Group
155 Gua Goa
156 Gubuk Gubug
157 Gudeg Gudek
158 Guncang Goncang
159 Hadis Hadist
160 Hafal Hapal
161 Hakikat Hakekat
162 Hal-hal Hal-ihwal
163 Hektare Hektar
164 Heterogen Hetrogen
165 Hidraulis Hidrolis
166 Hierarki Hirarki
167 Hieroglif Hiroglif
168 Higienis Higenis
169 Himne Hymne
170 Hipermetropia Hipermetri
171 Hipotek Hipotik
172 Hipotesis Hipotesa
173 Hipovitaminosis Hipovitaminose
174 Ibtidaiah Ibtidaiyah
175 Idah Iddah
176 Ideal Idial
177 Ideologi Idiologi
178 Ihwal Ikhwal
179 Ijazah Ijasah
180 Ikat Iket
181 Ikhlas Ihlas
182 Iktibar Itibar
183 Iktikaf Itikaf
184 Ilusi Illusi
185 Imbau Himbau
186 Impit Himpit
187 Impor Import
188 Indra Indera
189 Influenza Influensa
190 Inframerah Infra merah
191 Infus Inpus
192 Ingar-bingar Hingar-bingar
193 Inkam Income
194 Inkognito Incognito
195 Insting Instink
196 Intelijen Inteligen
197 Intens Inten
198 Interogasi Interograsi
199 Introspeksi Interopeksi
200 Isap Hisap

Pentingnya Memahami Kata Baku dan Tidak Baku

Memahami perbedaan antara kata baku dan tidak baku sangatlah penting dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan kata baku tidak hanya menunjukkan kemahiran berbahasa seseorang, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pemahaman ini sangat penting:

1. Meningkatkan Profesionalisme

Dalam dunia kerja, kemampuan menggunakan kata baku dengan tepat dapat meningkatkan citra profesional seseorang. Penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam komunikasi bisnis, laporan, presentasi, atau surat-menyurat resmi akan memberikan kesan yang lebih baik dan meningkatkan kredibilitas. Sebaliknya, penggunaan kata tidak baku dalam konteks formal dapat mengurangi profesionalisme dan bahkan mungkin mempengaruhi penilaian terhadap kompetensi seseorang.

2. Memudahkan Komunikasi

Kata baku memiliki makna yang jelas dan standar, sehingga penggunaannya dapat mengurangi risiko kesalahpahaman dalam komunikasi. Ini sangat penting terutama dalam situasi formal atau ketika berkomunikasi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda. Penggunaan kata baku memastikan bahwa pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh semua pihak.

3. Meningkatkan Kualitas Tulisan

Bagi penulis, jurnalis, atau siapa pun yang berkecimpung dalam dunia tulis-menulis, penggunaan kata baku adalah suatu keharusan. Tulisan yang menggunakan kata baku akan terlihat lebih rapi, terstruktur, dan mudah dipahami. Ini juga meningkatkan kualitas dan kredibilitas tulisan, terutama untuk karya ilmiah, artikel berita, atau publikasi resmi lainnya.

4. Mendukung Pendidikan

Dalam dunia pendidikan, penggunaan kata baku sangat ditekankan. Siswa dan mahasiswa diharapkan dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam tugas-tugas akademik mereka. Pemahaman yang baik tentang kata baku akan membantu mereka dalam menulis esai, makalah, atau skripsi dengan lebih baik, serta mempersiapkan mereka untuk situasi formal di masa depan.

5. Melestarikan Bahasa Indonesia

Penggunaan kata baku membantu melestarikan bahasa Indonesia yang benar. Di era globalisasi, di mana pengaruh bahasa asing dan bahasa gaul semakin kuat, penting untuk tetap mempertahankan keaslian dan kebenaran bahasa Indonesia. Dengan menggunakan kata baku, kita turut berperan dalam menjaga keutuhan dan kemurnian bahasa nasional kita.

6. Meningkatkan Pemahaman Lintas Generasi

Kata baku cenderung lebih stabil dan tidak banyak berubah seiring waktu. Ini memungkinkan komunikasi yang lebih baik antar generasi. Penggunaan kata baku memastikan bahwa dokumen-dokumen penting, literatur, atau informasi dapat dipahami dengan baik oleh generasi sekarang maupun yang akan datang.

7. Memudahkan Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Orang Asing

Bagi orang asing yang belajar bahasa Indonesia, pemahaman tentang kata baku sangat penting. Kata baku memberikan standar yang jelas dalam pembelajaran, memudahkan mereka untuk memahami dan menggunakan bahasa Indonesia dengan benar tanpa kebingungan akibat variasi bahasa tidak baku.


Cara Membedakan Kata Baku dan Tidak Baku

Membedakan kata baku dan tidak baku terkadang bisa menjadi tantangan, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa menggunakan bahasa Indonesia formal secara konsisten. Berikut adalah beberapa cara praktis untuk membedakan kata baku dan tidak baku:

1. Merujuk pada KBBI

Cara paling akurat untuk memastikan apakah suatu kata baku atau tidak adalah dengan merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). KBBI tersedia dalam bentuk cetak dan daring (online). Jika suatu kata terdaftar dalam KBBI dan tidak diberi tanda khusus yang menunjukkan bahwa kata tersebut adalah bentuk tidak baku, maka kata tersebut dapat dianggap sebagai kata baku.

2. Memperhatikan Ejaan

Kata baku umumnya mengikuti aturan ejaan yang ditetapkan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Perhatikan penggunaan huruf, tanda baca, dan penulisan kata. Misalnya, kata "ijazah" adalah bentuk baku, sedangkan "ijasah" adalah bentuk tidak baku.

3. Menghindari Pengaruh Bahasa Daerah

Kata-kata yang berasal dari bahasa daerah dan belum diserap secara resmi ke dalam bahasa Indonesia biasanya termasuk kata tidak baku. Contohnya, "ngopi" (dari bahasa Jawa) adalah bentuk tidak baku dari "minum kopi".

4. Memperhatikan Pengaruh Bahasa Asing

Kata serapan dari bahasa asing yang belum dibakukan penulisannya dalam bahasa Indonesia termasuk kata tidak baku. Misalnya, "download" adalah bentuk tidak baku, sedangkan "unduh" adalah bentuk bakunya.

5. Mengenali Bentuk Lengkap

Kata baku biasanya memiliki bentuk yang lengkap, tidak disingkat atau dipotong. Contohnya, "laboratorium" adalah bentuk baku, sedangkan "lab" adalah bentuk tidak baku.

6. Memperhatikan Konteks Penggunaan

Kata-kata yang umumnya digunakan dalam percakapan sehari-hari atau bahasa gaul cenderung merupakan bentuk tidak baku. Misalnya, "gue" dan "lu" adalah bentuk tidak baku dari "saya" dan "Anda".

7. Menggunakan Aplikasi Pemeriksaan Ejaan

Beberapa aplikasi pengolah kata memiliki fitur pemeriksaan ejaan yang dapat membantu mengidentifikasi kata-kata yang mungkin tidak baku. Meskipun tidak selalu 100% akurat, fitur ini bisa menjadi alat bantu yang berguna.

8. Belajar dari Sumber Terpercaya

Membaca sumber-sumber terpercaya seperti buku teks, jurnal ilmiah, atau artikel berita dari media ternama dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang penggunaan kata baku. Sumber-sumber ini umumnya melalui proses penyuntingan yang ketat dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.


Penggunaan Kata Baku dalam Konteks Formal

Penggunaan kata baku sangat penting dalam konteks formal. Berikut adalah beberapa situasi di mana penggunaan kata baku sangat dianjurkan:

1. Penulisan Akademik

Dalam penulisan skripsi, tesis, disertasi, atau makalah ilmiah, penggunaan kata baku adalah suatu keharusan. Ini menunjukkan tingkat keseriusan dan profesionalisme dalam dunia akademik. Penggunaan bahasa yang baku juga memudahkan pembaca untuk memahami isi tulisan dengan lebih baik.

2. Dokumen Resmi

Surat-menyurat resmi, kontrak, perjanjian, dan dokumen hukum lainnya harus menggunakan kata baku untuk menghindari ambiguitas dan memastikan kejelasan makna. Penggunaan kata tidak baku dalam dokumen resmi dapat menimbulkan masalah hukum atau interpretasi yang salah.

3. Presentasi Bisnis

Ketika melakukan presentasi bisnis atau berbicara dalam rapat formal, penggunaan kata baku menunjukkan profesionalisme dan membantu menyampaikan pesan dengan lebih efektif. Ini juga membantu membangun kredibilitas di hadapan klien atau rekan bisnis.

4. Publikasi Media

Artikel berita, editorial, dan publikasi media lainnya harus menggunakan kata baku untuk menjaga standar jurnalistik dan memastikan informasi disampaikan dengan jelas dan akurat kepada pembaca.

5. Pidato dan Ceramah

Dalam situasi formal seperti pidato kenegaraan, ceramah akademik, atau presentasi publik lainnya, penggunaan kata baku membantu pembicara terdengar lebih kredibel dan pesan yang disampaikan lebih mudah dipahami oleh audiens yang beragam.

6. Laporan Teknis

Laporan teknis, baik dalam bidang sains, teknologi, atau bisnis, harus menggunakan kata baku untuk memastikan keakuratan dan konsistensi informasi yang disampaikan.

7. Bahan Ajar

Buku teks, modul pembelajaran, dan materi pendidikan lainnya harus menggunakan kata baku untuk memberikan contoh yang baik kepada peserta didik dan memastikan pemahaman yang jelas terhadap materi yang diajarkan.


Tantangan dalam Penggunaan Kata Baku

Meskipun penggunaan kata baku sangat penting, ada beberapa tantangan yang sering dihadapi dalam penerapannya:

1. Pengaruh Bahasa Sehari-hari

Banyak orang terbiasa menggunakan bahasa tidak baku dalam percakapan sehari-hari, sehingga kadang sulit untuk beralih ke penggunaan kata baku dalam situasi formal. Ini memerlukan kesadaran dan latihan yang konsisten.

2. Perkembangan Bahasa

Bahasa terus berkembang, dan kadang-kadang ada kata-kata baru yang belum dibakukan atau kata-kata lama yang mengalami perubahan makna. Ini dapat menimbulkan kebingungan dalam menentukan apakah suatu kata sudah baku atau belum.

3. Pengaruh Media Sosial dan Internet

Penggunaan bahasa di media sosial dan internet cenderung lebih santai dan tidak formal. Ini dapat mempengaruhi kebiasaan berbahasa seseorang, terutama generasi muda, dalam menggunakan kata baku.

4. Kurangnya Pemahaman

Tidak semua orang memiliki pemahaman yang baik tentang kata baku dan tidak baku. Ini bisa disebabkan oleh kurangnya pendidikan bahasa yang memadai atau kurangnya paparan terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

5. Kesulitan dalam Menerjemahkan Istilah Asing

Dengan masuknya banyak istilah asing, terutama dalam bidang teknologi dan bisnis, kadang-kadang sulit untuk menemukan padanan kata baku dalam bahasa Indonesia yang tepat dan mudah dipahami.

6. Perbedaan Dialek

Indonesia memiliki banyak dialek dan bahasa daerah, yang kadang-kadang mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia. Ini dapat menyebabkan kebingungan dalam membedakan mana yang baku dan tidak baku.

7. Kebiasaan Menggunakan Singkatan

Terutama di era digital, banyak orang terbiasa menggunakan singkatan atau akronim yang tidak baku. Ini dapat mempengaruhi kemampuan untuk menggunakan kata baku secara konsisten.


Strategi Meningkatkan Penggunaan Kata Baku

Untuk meningkatkan kemampuan dalam menggunakan kata baku, berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan:

1. Membaca Secara Teratur

Membaca sumber-sumber yang menggunakan bahasa Indonesia baku seperti buku ilmiah, artikel berita dari media terpercaya, atau karya sastra berkualitas dapat membantu meningkatkan pemahaman dan penggunaan kata baku. Semakin sering terpapar dengan kata-kata baku, semakin mudah untuk menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Menggunakan Kamus

Membiasakan diri untuk merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ketika ragu tentang suatu kata adalah langkah penting. KBBI tersedia dalam bentuk daring dan dapat diakses dengan mudah melalui smartphone, sehingga bisa digunakan kapan saja dan di mana saja.

3. Berlatih Menulis

Menulis secara teratur, baik itu artikel, esai, atau bahkan jurnal pribadi, dengan memperhatikan penggunaan kata baku dapat membantu meningkatkan keterampilan berbahasa. Setelah menulis, lakukan review dan perbaiki kata-kata yang mungkin tidak baku.

4. Mengikuti Kursus atau Pelatihan

Mengikuti kursus bahasa Indonesia atau pelatihan penulisan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang penggunaan kata baku dan tata bahasa yang benar.

5. Memanfaatkan Teknologi

Menggunakan aplikasi pemeriksaan ejaan dan tata bahasa dapat membantu mengidentifikasi dan memperbaiki penggunaan kata tidak baku. Meskipun tidak selalu 100% akurat, aplikasi semacam ini bisa menjadi alat bantu yang berguna.

6. Berdiskusi dan Bertukar Pikiran

Berdiskusi dengan teman atau kolega yang memiliki pemahaman baik tentang bahasa Indonesia dapat membantu meningkatkan kemampuan berbahasa. Saling mengoreksi dan berbagi pengetahuan tentang penggunaan kata baku bisa menjadi cara yang efektif untuk belajar.

7. Mendengarkan Sumber Audio yang Baik

Mendengarkan pidato, ceramah, atau program radio/podcast yang menggunakan bahasa Indonesia baku dapat membantu meningkatkan pemahaman dan pengucapan kata-kata baku.


Kesimpulan

Pemahaman dan penggunaan kata baku dalam bahasa Indonesia merupakan keterampilan penting yang perlu dikembangkan oleh setiap penutur bahasa Indonesia. Tidak hanya penting dalam konteks akademis dan profesional, tetapi juga berperan dalam melestarikan dan mengembangkan bahasa Indonesia sebagai identitas nasional.

Meskipun ada tantangan dalam penerapannya, dengan latihan yang konsisten dan kesadaran akan pentingnya penggunaan kata baku, kita dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Ingatlah bahwa bahasa adalah cerminan budaya dan identitas suatu bangsa. Dengan menggunakan kata baku secara tepat, kita tidak hanya meningkatkan kualitas komunikasi, tetapi juga turut berperan dalam menjaga kekayaan dan keunikan bahasa Indonesia.

Akhirnya, penting untuk diingat bahwa meskipun penggunaan kata baku sangat ditekankan dalam situasi formal, fleksibilitas dalam berbahasa juga diperlukan. Dalam konteks informal atau percakapan sehari-hari, penggunaan kata tidak baku atau bahasa gaul mungkin lebih sesuai. Yang terpenting adalah kemampuan untuk beradaptasi dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan konteks dan situasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya