BCA Cetak Laba Rp 41,1 Triliun di Kuartal III 2024

BCA mencatat, total portofolio kredit konsumer naik 13,1% YoY menjadi Rp 216,5 triliun, didorong KPR yang tumbuh 10,7%.

oleh Tira Santia diperbarui 23 Okt 2024, 17:00 WIB
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers Kinerja kuartal III-2024 BCA, Rabu (23/10/2024). (Tira/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA0 dan entitas anak membukukan laba bersih Rp 41,1 triliun atau tumbuh 12,8% YoY hingga kuartal III-2024. Pertumbuhan laba BCA tersebut ditopang ekspansi pembiayaan berkualitas serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja, mengatakan pertumbuhan laba bersih sejalan dengan penyaluran kredit yang mencapai Rp 877 triliun atau tumbuh sebesar 14,5% secara tahunan (YoY).

“Peningkatan kredit hingga September 2024 merefleksikan komitmen BCA dalam mendukung pertumbuhan perekonomian nasional. Kami juga melihat permintaan kredit konsumer yang baik, tercermin dari pelaksanaan BCA Expoversary 2024 dan BCA Expo 2024 yang mampu mengumpulkan total aplikasi KPR dan KKB lebih dari Rp 78 triliun," kata Jahja dalam konferensi pers Kinerja kuartal III-2024 BCA, Rabu (23/10/2024).

Lebih lanjut, Jahja menyampaikan untuk penyaluran pembiayaan per September 2024 ditopang kredit korporasi yang menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi, naik 15,9% YoY mencapai Rp 395,9 triliun. Kredit komersial naik 11,8% YoY menjadi Rp 135,3 triliun, dan kredit UKM tumbuh 14,2% YoY hingga Rp 120,1 triliun.

Maka BCA mencatat, total portofolio kredit konsumer naik 13,1% YoY menjadi Rp 216,5 triliun, didorong KPR yang tumbuh 10,7% YoY mencapai Rp 130,4 triliun serta KKB sebesar 17,9% YoY menjadi Rp 64,1 triliun.

Di sisi lain outstanding pinjaman konsumer lainnya (mayoritas kartu kredit) naik 15,0% YoY mencapai Rp 21,9 triliun. Sementara, penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 10,7% YoY menyentuh Rp 214 triliun per September 2024, berkontribusi hingga 24,3% dari total portofolio pembiayaan.

Menurutnya, pertumbuhan kredit yang solid diikuti dengan terjaganya kualitas pembiayaan perseroan. Rasio loan at risk (LAR) mencapai 6,1% per September 2024, membaik dari posisi setahun lalu di angka 7,9% dan rasio kredit bermasalah (NPL) berada di tingkat yang terjaga 2,1%. Pencadangan NPL dan LAR pada tingkat yang memadai, masing-masing 193,9% dan 73,5%.


Kontribusi BCA Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Labuan Bajo

Gedung BCA (Dok: BCA)

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berkontribusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Labuan Bajo, Manggarai Barat, dengan menggelar bakti sosialoperasi katarak dan program pandai menghitung dengan metode gampang, asyik, dan menyenangkan (Gasing).

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, melalui program bakti sosialoperasi katarak masyarakat yang menderita katarak bisa beraktivitas normal Dan bekerja, sehingga akan berdampak pada kesehateraan keluarga.

 "Yang operasi bisa normal, sehingga bisa kerja lagi dan mensejahterakan keluarga," kata Hera di Labuan Bajo, Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur, Kamis (17/10/2024).

Menurut Hera, melalui payung Bakti BCAmemperluas jejak #BuktiBakti ke kawasan Indonesia Timur dengan menggelar bakti sosialoperasi katarak, pemeriksaan kesehatan mata, pemberian kacamata baca serta edukasikesehatan mata bagi pelajar di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Aksi ini sejalan dengan perayaan World Sight Day pada 10 Oktober lalu, inisiatif ini dijalankan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mata sejak usia dini.

Hera mengungkapkan, kegiatan ini diikuti 50pasien penderita katarak, 500 pasien presbiopia serta 100 pelajar SD & SMP dan didukung oleh Seksi Buta Katarak Persatuan Dokter Mata Indonesia (SPBK PERDAMI).

 


Kesehatan Mata

BCA juga memberikan dukungan sarana kesehatan mata dengan mendonasikan alat operasi berupa 1 Unit Phacoemulsification Machine dan 2 unit Microscope kepada SPBK PERDAMI Pusat, serta 1 Unit Phacoemulsification Machine kepada SPBK Perdami Jakarta dengan total nilaisebesar Rp1,5 miliar.

"Gangguan penglihatan masih menjadi permasalahan utama di Indonesia, dengan sebagian besar penyebabnya adalah katarak. Sejalan dengan upaya pemerintah menurunkan prevalensi gangguan penglihatan akibat katarak, Bakti BCA secara konsisten melaksanakan operasi katarakgratis di berbagai wilayah termasuk Nusa Tenggara Timur," jelas Hera.

Pada kesempatan yang sama, BCA juga menggelar graduation dayprogram pandai menghitung dengan metode GASING.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya