Terus Bertumbuh, Berikut 3 Destinasi Wisata Selam Terbaik di Indonesia yang Wajib Dijajal

Wisata selam di Indonesia terus bertumbuh, terutama setelah masa pandemi Covid-19 berakhir, yang didorong oleh spot-spot selam baru.

oleh Maheza Nurmiagita diperbarui 25 Okt 2024, 08:07 WIB
Martin Wertik, anggota Dewan Pengawas Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia (PUWSI) menyampaikan mengenai proyeksi diving di Indonesia, sesi talkshow press conference launching DXI 2025 di Jakarta pada Rabu, 23 Oktober 2024 (dok Liputan6.com/Maheza Nurmiagita)

Liputan6.com, Jakarta - Wisata selam di Indonesia diproyeksi akan terus bertumbuh setiap tahun. Martin Wertik, anggota Dewan Pengawas Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia (PUWSI), menyebut situasi pandemi Covid-19 turut berdampak pada peningkatan minat masyarakat untuk menjajal diving.

"Dari tahun ke tahun, jumlah penyelam terus mengalami peningkatan, terutama dengan munculnya destinasi baru. Semakin banyak opsi daerah wisata baru, kunjungan wisata akan meningkat, terutama wisata selam. Namun, kita perlu menjaga kualitas pengunjung dan mental wisatawan," kata Martin dalam jumpa pers di Jakarta pada Rabu, 23 Oktober 2024.

"Apalagi setelah masa pembatasan ketat selama Covid-19, orang-orang merasa dikekang, dan ketika semua dibuka, terjadi lonjakan permintaan yang signifikan. Namun, saat itu, banyak orang tidak bisa ikut diving karena masalah perjalanan, seperti pembatasan penerbangan dan dokumen yang diperlukan. Setelah semua dibuka, sektor ini booming, dan kini kembali merata," imbuh dia.

Menurut Martin, ada tiga destinasi selam terkenal di Indonesia yang diakui sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Pertama adalah Bali. Salah satu faktornya adalah fasilitas wisata selam yang memuaskan. Wisatawan juga memiliki berbagai opsi aktivitas lainnya setelah menyelam.

"Seperti mengunjungi Ubud, wisata petualangan, atau aktivitas wisata lainnya, dengan perpaduan yang sempurna antara keindahan bawah laut dan kemudahan wisata di darat," kata Martin.

Berikutnya adalah Bunaken yang menurutnya diakui sebagai salah satu destinasi diving terbaik di dunia. "Saat menyelam, kita merasa seperti cicak yang merayap di dinding karena keindahan terumbu karang dan biota bawah laut yang luar biasa," lanjutnya. 


Destinasi Wisata Selam Terbaik di Indonesia

Martin Mertik, anggota Dewan Pengawas Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia (PUWSI) menjelaskan mengenai diving di Indonesia, sesi talkshow press conference launching DXI 2025 di Jakarta pada Rabu, 23 Oktober 2024 (dok Liputan6.com/Maheza Nurmiagita)

Martin menyebut Bunaken sebagai border climate underwater karena menawarkan keindahan ekosistem laut. Selain itu, Bunaken berada di wilayah bottomless atau laut yang dalam karena terdapat lembah dan palung laut yang sangat dalam. Menurut Martin, itulah yang membuat Bunaken begitu istimewa dan terkenal secara global.

"Ketiga adalah Raja Ampat, yang diakui oleh National Geographic sebagai habitat terumbu karang dan ikan karang terkaya di dunia. Raja Ampat memiliki kekayaan luar biasa dalam hal terumbu karang dan ikan karang. Dengan tiga destinasi selam terbaik ini, Indonesia memiliki potensi besar dalam industri wisata selam," sambungnya.

Martin menjelaskan bahwa wisata selam bisa dilakukan oleh siapa saja, mulai dari usia 10 tahun hingga orang dewasa. Pengunjung disyaratkan memiliki pemikiran yang sehat dan fisik yang baik.

"Diving diprioritaskan untuk orang yang sehat, tetapi bisa dilakukan oleh orang dengan keterbatasan fisik asalkan terdapat bimbingan yang tepat. Bahkan sekarang sudah ada sertifikat diving untuk penyelam dengan disabilitas," kata Martin.


Syarat Dasar Diving untuk Pemula

Sesi dokumentasi dengan narasumber press conference launching DXI 2025 bertajuk Extreme Beauty of Indonesia di Jakarta pada Rabu, 23 Oktober 2024 (dok Liputan6.com/Maheza Nurmiagita)

Seseorang yang ingin memulai diving harus memiliki niat. Selanjutnya, individu itu harus memenuhi syarat kesehatan yang mencakup fisik dan psikologi.

"Pemenuhan syarat sangat penting karena dalam dunia selam terdapat yang namanya waiver, yaitu pernyataan tentang kondisi tubuh yang dikenal sebagai medical waiver. Calon penyelam harus bersedia menandatangani pakta integritas yang menyatakan bahwa jika mereka belajar dan melakukan selam, mereka akan mempraktikkan seluruh prosedur dengan aman," kata Martin.

Ia menjelaskan bahwa setiap penyelam sebenarnya menghirup udara pernapasan, bukan oksigen murni. Pada technical diving, terdapat campuran gas lain, seperti mengurangi nitrogen atau menambah oksigen dan helium.

"Jadi, penyelaman juga menentukan peralatan yang diperlukan. Semua peralatan selam, sama seperti barang lainnya, dilengkapi dengan manual penggunaan. Pelatihan juga mengikuti standar yang telah ditetapkan. Untuk mendapatkan sertifikat open water PUWSI, penyelam minimal harus melakukan empat kali penyelaman di laut, dengan maksimum tiga kali per hari," kata Martin.


Pentingnya Menjaga Lingkungan dalam Wisata Diving

Martin Mertik Anggota Dewan Pengawas Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia (PUWSI) menjelaskan mengenai diving di Indonesia, sesi talkshow press conference launching DXI 2025 di Jakarta pada Rabu, 23 Oktober 2024 (dok Liputan6.com/Maheza Nurmiagita)

Sebgai penyelam, Martin mengingatkan bahwa wisatawan harus menghormati lingkungan dengan menjaga kualitas kunjungan. Pihaknya berusaha mengedukasi wisatawan lewat kampanye yang intensif, baik secara oral maupun juga melalui poster dan simbol-simbol yang mudah dipahami.

"Hal terpenting, kita harus menjadi teladan. Misalnya, kita tidak bisa meminta orang lain untuk tidak membuang sampah jika kita sendiri melakukannya. Semua pelaku usaha wisata harus memiliki mentalitas sebagai role model. Di Jepang, misalnya, tidak ada orang yang membuang puntung rokok sembarangan. Hal ini membuat perokok berpikir dua kali sebelum membuang sampah," kata Martin.

Martin menyampaikan bahwa PUWSI berperan sebagai jembatan dalam implementasi regulasi pemerintah yang mencakup berbagai aspek, seperti pelautan, lingkungan hidup, dan yang terpenting adalah pariwisata. Dalam konteks wisata diving, mereka bekerja langsung dengan operator-operator wisata, termasuk dive master dan instruktur, yang regulasinya diatur oleh sektor pariwisata.

"Pelaku wisata harus memiliki sertifikat kompetensi pemandu, pelatih, dan instruktur. Namun, keterbatasan tenaga pemerintah di lapangan sering kali membuat pelaksanaan regulasi tidak maksimal. Kami mendorong semua pelaku wisata untuk mematuhi regulasi dan juga berperan sebagai pengawas agar standar lingkungan dan keselamatan terus terjaga," kata Martin.

Infografis Destinasi wisata berkelanjutan di Indonesia dan dunia (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya