Toyota Dukung Percepatan Penurunan Emisi: Semua Teknologi Perlu Diterapkan

Toyota Indonesia mendorong penerapan berbagai teknologi untuk menurunkan emisi karbon, termasuk bioetanol dan energi terbarukan, demi mencapai target pengurangan 41% pada 2030.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 24 Okt 2024, 12:11 WIB
Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam. (Liputan6.com/Raden Trimutia Hatta).

Liputan6.com, Jakarta - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menegaskan komitmennya dalam mendukung upaya penurunan emisi karbon di Indonesia. Wakil Presiden Direktur TMMIN, Bob Azam, menyatakan bahwa semua teknologi yang dapat berkontribusi pada pengurangan emisi perlu diimplementasikan untuk mencapai target penurunan 41% pada tahun 2030.

"Untuk mencapai 2030 supaya emisinya bisa turun secepat yang diharapkan, semua teknologi itu harus dilakukan. Sepanjang teknologi itu bisa menurunkan emisi, bukan menol-kan, tapi menurunkan, itu jauh lebih critical dan lebih penting," ungkap Bob dalam diskusi di Jakarta, Rabu (23/10/2024).

Bob menekankan, strategi transisi energi tidak harus sepenuhnya berbasis pada energi bersih nol emisi. Penggunaan gas, misalnya, meski tidak nol emisi, dapat menurunkan emisi hingga 60%. Demikian pula dengan biomassa, yang tetap berkontribusi signifikan dalam penurunan emisi meskipun masih menghasilkan karbon dan metan.

Menurut Bob, Indonesia perlu belajar dari pengalaman negara lain dalam transisi energi. Ia mencontohkan kasus Prancis dan Inggris yang mengalami dampak ekonomi akibat fokus berlebihan pada industri hijau.

"Semuanya itu harus menggunakan industri hijau, yang malah akhirnya fireback terhadap ekonomi Prancis. Begitu juga Inggris karena Brexit itu menyebabkan ekonomi Inggris jadi tertinggal. Sehingga akhirnya Inggris merevisi lagi targetnya dari 2030 menjadi 2035," kata dia.

 


Ambil Manfaat dari Transisi Energi

Toyota Indonesia dan Pertamina Uji Coba Bioethanol untuk Innova Zenix HEV-FFV di GIIAS 2024. (Dok. Pertamina)

Dalam kesempatan itu, Bob juga menekankan pentingnya Indonesia untuk mengambil manfaat dari transisi energi ini. Dia mencontohkan Brasil yang sukses memanfaatkan bioetanol sebagai sumber energi alternatif.

Menurut dia, kesuksesan Brasil ini bisa menjadi tolak ukur bagi Indonesia untuk memanfaatkan potensi bioetanol yang dapat memberikan dampak positif tidak hanya pada penurunan emisi tetapi juga pada peningkatan ekonomi petani lokal.

Sebagai bagian dari komitmen ini, Toyota akan menggelar seminar nasional di Universitas Indonesia pada 30 Oktober 2023. Seminar ini merupakan bagian dari rangkaian acara memperingati 50 tahun keberadaan Toyota di Indonesia dan bertujuan untuk mendukung cita-cita pemerintah menuju Indonesia Bebas Emisi.

Toyota Indonesia hadir dengan pendekatan multi-pathway, yaitu sinergi ragam teknologi kendaraan elektrifikasi dan pemanfaatan energi rendah emisi seperti biofuel (bio diesel dan bio ethanol) dan hydrogen, serta optimalisasi implementasi energi baru dan terbarukan (EBT) dalam proses manufaktur yang lebih ramah lingkungan.

Seminar nasional ini mengangkat tema 100 Years of Indonesia Automotive Industry, Realizing Indonesia Net-Zero Emission dan telah digelar di enam universitas terkemuka lainnya di Indonesia. Dengan berbagai inisiatif ini, Toyota Indonesia berharap dapat berkontribusi signifikan dalam mewujudkan masa depan industri otomotif yang lebih ramah lingkungan dan mendukung target penurunan emisi nasional.

 


Infografis Mobil Kepresidenan

Mobil Kepresidenan di Indonesia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya