Taiwan: Blokade China Adalah Tindakan Perang

China tidak pernah meninggalkan opsi penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 24 Okt 2024, 14:16 WIB
Militer China sebelumnya menyebut latihan perang bernama Operasi Pedang Gabungan yang disebutnya sebagai 'patroli kesiapan tempur' itu dimaksudkan sebagai peringatan untuk Taiwan. (An Ni/Xinhua via AP)

Liputan6.com, Taipei - Blokade China terhadap Taiwan akan menjadi tindakan perang, yang memiliki konsekuensi yang luas bagi perdagangan internasional. Demikian disampaikan Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo pada hari Rabu (23/10/2024).

China, yang memandang Taiwan yang memiliki pemerintah sendiri sebagai wilayahnya, selama lima tahun terakhir telah menggelar aktivitas militer hampir setiap hari di sekitar pulau itu, termasuk latihan perang yang telah mempraktikkan blokade dan serangan terhadap pelabuhan. Pemerintah Taiwan menolak klaim kedaulatan Beijing.

Latihan perang terbaru di sekitar pulau itu pekan lalu, sebut China, termasuk simulasi blokade pelabuhan dan area penting, serta penyerangan target maritim dan darat.

Berbicara di parlemen, Koo mencatat bahwa "Joint Sword-2024B" (merujuk pada latihan militer oleh Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat/PLA) menggambarkan area latihan, bukan zona larangan terbang atau zona larangan berlayar.

"Jika Anda benar-benar ingin melakukan apa yang disebut blokade, yang menurut hukum internasional melarang semua pesawat dan kapal memasuki wilayah tersebut maka menurut resolusi PBB, hal itu dianggap sebagai bentuk perang," ujarnya seperti dilansir CNN, Kamis (24/10).

"Saya ingin menekankan bahwa latihan dan simulasi sama sekali berbeda dari blokade, seperti halnya dampaknya terhadap komunitas internasional."

Merujuk pada data yang menunjukkan seperlima dari pengiriman global melewati Selat Taiwan, Koo menambahkan, blokade akan berdampak di luar Taiwan.

"Masyarakat internasional tidak bisa hanya duduk diam dan menonton," kata dia.

Sementara latihan perang hanya berlangsung sehari, aktivitas militer China terus berlanjut. 

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan sebelumnya pada hari Rabu bahwa sekelompok kapal induk China berlayar melalui Selat Taiwan, melakukan perjalanan ke arah utara setelah melewati perairan dekat Kepulauan Pratas yang dikuasai Taiwan.

Kapal-kapal China, yang dipimpin oleh Liaoning, kapal induk tertua dari tiga kapal induk China, terlihat pada Selasa (22/10) malam dan pasukan Taiwan memantau armada tersebut.

Kementerian Pertahanan China tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Liaoning terlibat dalam latihan perang China yang sama pekan lalu di dekat Taiwan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya