Kronologi Kisruh Warisan Anak Pendiri Singapura Lee Kuan Yew

Mendiang Lee Kuan Yew pernah mengatakan kepada surat kabar di Singapura pada 2011 silam bahwa ia ingin rumah tersebut dirobohkan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 24 Okt 2024, 21:00 WIB
PM Singapura Lee Hsien Loong (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Nama Perdana Menteri Singapura ketiga yang menjabat sejak 12 Agustus 2004, Lee Hsien Loong tengah menjadi sorotan menyusul isu perselisihan terkait harta warisan yang melibatkannya dengan adiknya, Lee Hsien Yang.

Melansir US News, Kamis (24/10/2024) konflik bermula ketika tiga bersaudara, yakni Lee Hsien Loong, Lee Wei Ling dan Lee Hsien Yang berselisih pendapat tentang rumah warisan ayah mereka yang dikenal sebagai pendiri Singapura, yaitu Lee Kuan Yew, setelah ia wafat pada 2015.

Menurut sejumlah laporan, rumah tersebut bernilai USD 17 juta atau sekitar Rp 265 miliar.

Dalam sebuah postingan di platform Facebook, Lee Hsien Yang mengungkapkan bahwa ia akan mengajukan permohonan untuk merobohkan rumah yang berlokasi di 38 Oxley Road itu, dan berencana untuk membangun sebuah rumah pribadi kecil yang akan ditempati oleh keluarga.

"Setelah saudara perempuan saya meninggal, saya adalah satu-satunya pelaksana wasiat yang masih hidup dari harta warisan ayah saya Lee Kuan Yew," tulis  Lee Hsien Yang.

"Dalam surat wasiatnya, ia menginginkan agar rumah tersebut dirobohkan 'segera setelah' Wei Ling pindah dari rumah tersebut. Merupakan tugas saya untuk melaksanakan keinginannya sepenuhnya sesuai hukum," terangnya.

Di sisi lain, Lee Hsien Loong, berpendapat bahwa keputusan mengenai properti tersebut harus diserahkan kepada pemerintah, termasuk kemungkinan mempertahankannya sebagai bangunan bersejarah.

Namun, Lee Wei Ling, yang telah wafat pada 9 Oktober lalu, dan Lee Hsien Yang mengatakan bahwa rumahsatu lantai yang dibangun pada tahun 1898 di pusat Singapura itu harus dihancurkan sesuai dengan keinginan ayah mereka.


Pemerintah Singapura Meninjau Pengajuan Lee Hsien Yang

Ilustrasi rumah mewah. (Gambar oleh giovanni gargiulo dari Pixabay)

Lee Kuan Yew sendiri pernah mengatakan kepada surat kabar Straits Times pada tahun 2011 silam bahwa ia ingin rumah tersebut dirobohkan karena akan "menjadi berantakan" jika dibuka untuk umum, dan ia berharap pembongkarannya akan meningkatkan nilai tanah di lingkungan tersebut.

Sementara itu, Kementerian Pembangunan Nasional Singapura mengatakan bahwa mereka telah memperhatikan ajuan Lee Hsien Yang.

"Pemerintah akan mempertimbangkan dengan saksama berbagai masalah yang terkait dengan properti tersebut pada waktunya, dengan mempertimbangkan keinginan Tuan Lee Kuan Yew dan kepentingan publik, termasuk mempertimbangkan setiap permohonan terkait properti tersebut," jelas kementerian itu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya