Liputan6.com, Jakarta- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan untuk para santri hingga ulama berperan dalam memberantas hoaks, hal ini untuk mempererat persatuan bangsa di tengah transisi pemerintah baru.
Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI Habib Nabiel Almusawa mengatakan, masyarakat, terutama santri, harus mengambil peran dalam membumikan nilai-nilai Islam yang dapat mempererat persatuan bangsa untuk meredam agitasi, provokasi, dan hoaks pada masa transisi ini.
Advertisement
“Para santri, ustad, ulama, maupun dai harus paling depan untuk memberantas hoaks karena mereka memahami dalil,” kata Nabiel, dikutip dari Antara, Jumat (25/10/2024).
Dia menyampaikan, para santri memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia. Kemerdekaan Indonesia tidak akan pernah terjadi tanpa adanya perjuangan yang dimotori oleh para ulama dan para habib.
Ia mencontohkan, seperti Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Teuku Umar, Sultan Hamid Al-Gadri, hingga Kiai Haji Hasyim Asy’ari, yang merupakan pejuang dari kalangan santri, habib, dan ulama.
“Jadi jangan sampai santri Indonesia itu kalah dengan para ilmuwan, akademisi, dan lain-lain karena antara santri dengan para ilmuwan itu sama. Jangan merasa minder, jadi santri harus terdepan," ungkap Nabiel menegaskan.
Dengan momentum ini, dia berharap para santri tidak hanya fokus terhadap persoalan agama, melainkan mampu membangun karakter bangsa yang memiliki keseimbangan antara intelektualitas dan religiositas, sehingga mampu menjawab berbagai tantangan zaman.
Momentum Merajut Perdamaian dan Persatuan Bangsa
MUI menilai transisi pemerintahan baru dan Hari Santri Nasional 2024 merupakan momentum merajut perdamaian dan persatuan bangsa.
Menurut Nabiel, hal tersebut sangat penting mengingat perbedaan pandangan politik selama proses pemilihan umum (pemilu) sebelumnya berpotensi menimbulkan polarisasi di kalangan masyarakat.
"Menjaga persatuan itu kewajiban bagi orang-orang yang beriman kepada Allah,” ujar Nabiel
Ia berharap seluruh rencana dan program pemerintahan baru yang telah dicanangkan untuk kesejahteraan masyarakat dapat berjalan dengan baik.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.