Liputan6.com, Seoul - Serangan balon sampah dari Korea Utara masih terjadi. Terbaru dilaporkan mendarat di kompleks kepresidenan Seoul, Korea Selatan.
"Balon Korea Utara yang membawa sampah mendarat di kompleks kepresidenan Seoul pada hari Kamis (24/10)," kata pihak berwenang, dengan media lokal melaporkan bahwa balon tersebut berisi selebaran propaganda yang mengejek Presiden Yoon Suk Yeol dan istrinya. Demikian seperti dikutip dari AFP, Jumat (25/10/2024).
Advertisement
Sebuah balon dari Korea Utara itu "meledak di udara, dan puing-puing yang jatuh diidentifikasi tersebar di sekitar area kantor Yongsan pada Kamis (24/10) dini hari", kata Dinas Keamanan Presiden dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke AFP, mengacu pada kompleks kepresidenan.
Dinas Keamanan Presiden menambahkan bahwa unit pemeriksaan keselamatan mengonfirmasi "tidak menimbulkan risiko atau kontaminasi yang berbahaya."
Serangan balon ini menandai kedua kalinya kantor pemimpin Korea Selatan di pusat kota Seoul, yang dilindungi oleh puluhan tentara dan zona larangan terbang, terkena langsung serangan balon yang diluncurkan dari Korea Utara, dengan insiden pertama terjadi pada bulan Juli.
Media Korea Selatan Chosun Daily melaporkan balon tersebut membawa selebaran anti-Selatan yang mengejek Presiden Korea Selatan Yoon dan istrinya Kim Keon Hee.
Selebaran tersebut menyertakan foto pasangan tersebut beserta frasa seperti: "Beruntunglah Presiden Yoon dan istrinya tidak memiliki anak" dan "Korea Selatan adalah Kerajaan Keon Hee."
Ibu negara Korea Selatan, Kim Keon Hee, diketahui menghadapi tuduhan berpartisipasi dalam skema manipulasi saham dan mencampuri nominasi kandidat People Power Party (Partai Kekuatan Rakyat) yang berkuasa secara konservatif menjelang pemilihan umum bulan April.
Militer Korea Selatan menolak untuk mengonfirmasi laporan tersebut ketika ditanya oleh AFP.
Terjadi Beberapa Hari Usai Kim Yo Jong, Saudara Perempuan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Tuding Aktivis Korea Selatan Kirim Materi Anti-Pyongyang ke Korea Utara
Insiden itu terjadi beberapa hari setelah Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, sekali lagi menuduh aktivis Korea Selatan mengirim materi anti-Pyongyang ke Korea Utara, dan Korea Selatan mengirim pesawat nirawak ke ibu kotanya, Pyongyang.
"Seoul harus mengalaminya sendiri agar dapat mengetahui dengan benar seberapa berbahaya tindakan yang dilakukannya dan seberapa mengerikan dan fatal konsekuensi yang ditimbulkannya pada dirinya sendiri," kata Kim Yo Jong.
Washington mengatakan pada hari Rabu (23/10) bahwa sedikitnya 3.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia dan berlatih di sana, memperingatkan bahwa mereka akan menjadi target yang sah bagi Kyiv jika mereka terlibat dalam pertempuran di Ukraina.
Sejatinya kelompok aktivis di Korea Selatan (Korsel) telah lama mengirimkan propaganda ke utara yang biasanya dibawa dengan balon, termasuk selebaran, uang dolar AS, dan terkadang drive USB berisi K-pop atau K-drama, yang dilarang di Korea Utara -- negara dengan kontrol ketat.
Korea Utara telah membombardir Korea Selatan dengan balon pembawa sampah sejak bulan Mei, yang disebutnya sebagai pembalasan atas pesan propaganda para aktivis.
Advertisement