Liputan6.com, Jakarta - Allah SWT, sebagai Pencipta seluruh alam semesta, memiliki kuasa mutlak atas penciptaan makhluk, termasuk di antara mereka yang tidak pernah berbuat maksiat.
Setiap makhluk, baik yang patuh maupun yang melanggar, adalah bagian dari rencana dan kehendak-Nya yang sempurna.
Ustadz Adi Hidayat (UAH) membahas mengenai makhluk Allah yang tidak pernah melakukan maksiat dalam sebuah ceramah yang menarik. Dalam penjelasannya, ia menekankan bahwa satu-satunya makhluk yang diciptakan Allah tanpa kesalahan adalah malaikat.
Dalam tayangan video yang diunggah di kanal YouTube @ALWI_STORY02, UAH menjelaskan karakteristik malaikat yang membuat mereka berbeda dari makhluk lainnya.
“Malaikat diciptakan dari cahaya, dan mereka tidak memiliki potensi untuk berbuat maksiat,” ungkap UAH.
Dalam konteks ini, UAH mengacu pada surat Al-Tahrim, ayat 6, yang menjelaskan tentang kedudukan malaikat dalam keimanan.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Tak Pernah Dengar Malaikat Jibril Korupsi
“Malaikat tidak memiliki potensi maksiat, makanya Anda enggak pernah mendengar, misalnya, malaikat Jibril korupsi,” tambahnya.
Menurut UAH, dalam konteks agama, malaikat memiliki tugas yang sangat jelas dan tidak pernah melakukan kesalahan.
“Enggak ada kan ya dan tidak pernah menukar posisi,” ujarnya. Ia mengingatkan pendengarnya bahwa meskipun ada makhluk seperti Firaun dan orang-orang yang durhaka, tugas malaikat tetap dijalankan dengan penuh kesempurnaan.
Malaikat, lanjut UAH, selalu melaksanakan tugasnya sesuai perintah Allah tanpa ada rasa jengkel atau ketidakpuasan.
“Malaikat maut, misalnya, tidak pernah bilang, ‘Jibril, jengkel sama yang ini, kamu aja yang cabut,’” jelas UAH. Hal ini menunjukkan bahwa setiap malaikat memiliki peran yang ditentukan dan tidak ada yang melanggar aturan tersebut.
Dengan penjelasan ini, UAH ingin menegaskan bahwa malaikat memiliki tupoksi yang jelas dan tidak pernah menyimpang dari perintah Allah.
“Anda bisa bayangkan, tidak ada satu makhluk yang tidak punya potensi salah,” katanya. Ini menandakan bahwa malaikat adalah makhluk yang selalu bertasbih kepada Allah dengan sempurna.
Lebih lanjut, UAH menjelaskan bahwa malaikat diciptakan untuk mengabdi kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya. “Tugas mereka adalah bertasbih dan melaksanakan semua perintah Tuhan,” ungkapnya.
Advertisement
Malaikat Memiliki Sifat Tunduk yang Tinggi
Ini menunjukkan bahwa malaikat tidak hanya diciptakan tanpa salah, tetapi juga memiliki sifat ketundukan yang sangat tinggi kepada Sang Pencipta.
Kehadiran malaikat dalam kehidupan manusia juga diungkapkan UAH sebagai bentuk rahmat dari Allah. Mereka berfungsi untuk membantu dan melindungi manusia dari keburukan. “Malaikat selalu mencatat setiap amal perbuatan kita,” katanya.
Dalam ceramah tersebut, UAH juga menjelaskan bahwa manusia, meskipun diberi akal dan kebebasan, masih memiliki potensi untuk berbuat salah.
“Kita ini diciptakan dengan potensi berbuat maksiat,” tegasnya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia harus selalu berhati-hati dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil.
Sebagai makhluk yang memiliki kehendak bebas, manusia diharapkan untuk memilih jalan yang benar dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan.
UAH mendorong pendengar untuk selalu ingat bahwa ada malaikat yang mencatat setiap perbuatan, baik dan buruk. “Setiap amal kita pasti ada pencatatnya,” ucapnya.
Dalam konteks ini, UAH mengajak umat untuk meningkatkan kesadaran akan keberadaan malaikat dan perannya dalam kehidupan sehari-hari. “Malaikat ada di sekitar kita, menyaksikan setiap langkah kita,” imbuhnya. Ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi untuk berbuat baik dan menjauhi maksiat.
Penjelasan tentang malaikat yang tak pernah maksiat ini menjadi pengingat bahwa setiap makhluk memiliki peran dan tugas masing-masing. “Malaikat adalah contoh makhluk yang tidak pernah menyimpang dari perintah Allah,” katanya. Hal ini menegaskan pentingnya meneladani sifat-sifat baik malaikat dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai penutup, UAH menekankan bahwa pemahaman tentang malaikat dan sifat-sifatnya harus ditanamkan dalam hati umat Islam.
“Mari kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita dengan menjadikan malaikat sebagai teladan dalam beribadah,” pungkasnya. Ini diharapkan dapat menginspirasi umat untuk selalu berada di jalan yang benar dan dekat dengan Allah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul