Mengidentifikasi Depresi, 6 Gejala Utama yang Tidak Boleh Diabaikan

Apakah orang di sekitar Anda menunjukkan tanda-tanda ini? Dampingi mereka!

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 26 Okt 2024, 12:47 WIB
Ilustrasi Stress/https://www.freepik.com/jcomp 

Liputan6.com, Jakarta Depresi adalah kondisi kesehatan mental yang serius dan dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk emosi, perilaku, dan kesehatan fisik. Mengenali tanda-tanda depresi sejak dini sangat penting agar individu yang mengalaminya dapat segera mendapatkan dukungan dan perawatan yang diperlukan.

Dukungan dari teman dan keluarga sering kali menjadi elemen kunci dalam proses pemulihan, membantu individu merasa didengar dan dipahami, serta memberikan dorongan untuk mencari bantuan profesional. Perubahan perilaku yang signifikan pada orang terdekat bisa menjadi sinyal bahwa mereka mungkin sedang berjuang melawan depresi.

Dengan memahami gejala-gejala utama depresi, kamu dapat memberikan dukungan yang lebih efektif dan membantu mereka yang kamu sayangi untuk mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan. Berikut ini adalah beberapa tanda yang tidak boleh diabaikan ketika mencoba mengidentifikasi depresi, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu(26/10/2024).


1. Pergantian Suasana yang Ekstrem

Gambar suasana hati yang berubah. (Hak Cipta Pexels/Liza Summer)

Salah satu indikasi yang paling menonjol dari depresi adalah perubahan suasana hati yang signifikan. Seseorang yang biasanya tampak ceria dan penuh energi, bisa tiba-tiba menjadi murung atau mudah tersinggung. Perubahan ini dapat terjadi dalam waktu singkat dan sering kali sulit dipahami. Jika seorang teman atau anggota keluarga terlihat tidak bahagia tanpa alasan yang jelas, kondisi ini bisa menjadi tanda bahwa mereka mungkin sedang menghadapi depresi.

Perubahan suasana hati yang mendalam ini sering kali diikuti oleh perasaan putus asa dan hilangnya minat terhadap aktivitas yang sebelumnya mereka nikmati. Seseorang mungkin kehilangan antusiasme terhadap hobi atau kegiatan sosial yang dulu menjadi sumber kebahagiaan. Kesedihan yang berkepanjangan ini bisa sangat melelahkan dan membuat seseorang merasa terperangkap dalam kegelapan.


2. Kondisi Lelah yang Berlebih

Gambar orang lelah. (Hak Cipta Pexels/Andrea Piacquadio)

Kelelahan yang berlebihan sering kali menjadi indikasi umum dari depresi. Individu yang mengalaminya mungkin merasa lelah meskipun sudah mendapatkan tidur yang cukup, atau merasa kekurangan energi untuk menjalani aktivitas harian. Situasi ini bisa membuat mereka lebih memilih untuk tetap berada di tempat tidur sepanjang hari, menghindari tanggung jawab serta interaksi sosial.

Sering kali, kelelahan ini juga disertai dengan perasaan lemas dan hilangnya motivasi. Orang yang mengalami depresi mungkin merasa bahwa bahkan tugas-tugas kecil pun terasa sangat berat. Akibatnya, mereka dapat terjebak dalam siklus negatif, di mana kelelahan memperdalam kondisi depresinya.


3. Sulit Memusatkan Perhatian

Gambar orang sedang melamun. (Hak cipta Pexels/Aleksandar Andreev)

Orang yang mengalami depresi biasanya menghadapi tantangan dalam berkonsentrasi dan membuat keputusan. Pikiran mereka mungkin terasa kabur, menyebabkan kesulitan dalam fokus pada pekerjaan atau percakapan. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada produktivitas, tetapi juga dapat mengganggu hubungan sosial mereka.

Ketidakmampuan untuk fokus ini bisa menyebabkan perasaan frustrasi dan ketidakberdayaan. Sering kali, muncul rasa bersalah dan rendah diri karena tidak mampu memenuhi harapan diri sendiri dan orang lain. Sikap ini semakin memperburuk kondisi mental mereka, menciptakan lingkaran yang sulit untuk diputus.


4. Pola Tidur Berubah

Gambar tidur. (Hak cipta Pexels/cottonbro studio)

Perubahan dalam pola tidur merupakan gejala umum yang sering ditemukan pada orang yang mengalami depresi. Ada yang menghadapi kesulitan untuk tidur, sementara lainnya justru tidur dalam jumlah yang berlebihan. Insomnia atau tidur yang berkualitas buruk dapat membuat mereka merasa lebih lelah, sedangkan tidur berlebihan sering kali dijadikan sebagai mekanisme untuk menghindari kenyataan yang menyakitkan.

Gangguan tidur ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan mental dan fisik individu. Kualitas tidur yang menurun sering kali memperparah gejala depresi, menciptakan siklus yang sulit untuk diputus. Penting untuk memperhatikan masalah ini, karena pola tidur yang tidak teratur bisa menjadi tanda bahwa seseorang memerlukan dukungan.


5. Variasi Selera Makan

Gambar seseorang kehilangan selera makan. (Hak cipta Pexels/Karolina Kaboompics)

Salah satu indikator fisik dari depresi yang sering terabaikan adalah perubahan pola makan. Beberapa individu mungkin kehilangan nafsu makan, sedangkan yang lain mengalami peningkatan selera makan. Kondisi ini dapat mengakibatkan penurunan berat badan yang signifikan atau, sebaliknya, penambahan berat badan yang tidak diinginkan. Perubahan tersebut bisa memicu perasaan rendah diri dan kecemasan.

Pola makan yang tidak stabil ini sering kali berdampak negatif pada kesehatan fisik secara keseluruhan. Ketidakseimbangan nutrisi dapat memperburuk gejala depresi dan menghambat proses pemulihan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kebiasaan makan orang yang mungkin sedang mengalami depresi.


6. Rasa Putus Asa dan Dorongan untuk Berhenti

Gambar tentang keputusasaan. (Hak Cipta Pexels/Keenan Constance)

Perasaan putus asa adalah tanda serius dari depresi, di mana individu merasa terjebak dan tanpa harapan untuk perbaikan. Ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan dalam beberapa kasus, berkembang menjadi pemikiran bunuh diri. Penting untuk memberikan dukungan dan mencari bantuan profesional ketika seseorang menunjukkan tanda-tanda ini, agar mereka tahu bahwa mereka tidak sendirian dan ada harapan untuk sembuh.

Menghadapi depresi adalah perjalanan yang menantang, tetapi dengan dukungan dan pemahaman yang tepat, pemulihan mungkin terjadi. Menyadari tanda-tanda depresi adalah langkah awal untuk memberikan bantuan. Dengan saling peduli dan mendengarkan, kamu dapat menciptakan lingkungan di mana harapan dan kepercayaan dapat tumbuh, memastikan setiap orang merasa dicintai dan tidak sendirian dalam perjuangannya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya