Hari Stroke Sedunia 2024, Ini Tema Global dan Nasional serta Maknanya

Hari Stroke Sedunia tahun ini mengusung tema global Be Greater Than Stroke, apa maknanya?

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 26 Okt 2024, 11:00 WIB
Hari Stroke Sedunia 2024, Kemenkes RI Ungkap Tema dan Maknanya. Foto: Freepik.

Liputan6.com, Jakarta Hari Stroke Sedunia diperingati setiap 29 Oktober. Peringatan hari tersebut merupakan momen untuk kembali mengingat bahaya penyakit stroke.

Menurut Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) dr. Yudhi Pramono, Hari Stroke Sedunia tahun ini mengusung tema global “Be Greater Than Stroke” yang bermakna bahwa kita bisa mengalahkan stroke.

“Dan tahun ini, kampanye difokuskan pada pentingnya aktivitas fisik sehingga tema nasional yang diusung tahun ini adalah ‘Ayo Melangkah Kalahkan Stroke Mulai dari Diri Sendiri’,” kata Yudhi dalam webinar Hari Stroke Sedunia, Jumat (25/10/2024).

Dia memaparkan, stroke adalah penyakit yang mengancam jiwa. Jika terjadi serangan maka dalam satu menit ada 1,9 juta sel otak yang mati.

“Stroke ini penyebab disabilitas dan kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di Indonesia, stroke menjadi penyebab kecacatan dan kematian utama yakni 11,2 persen dari total kecacatan. Dan 18,5 persen dari total kematian,” ujar Yudhi.

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stroke di Tanah Air adalah 8,3 per 1000 penduduk.

Dari sisi pembiayaan, stroke menjadi salah satu penyakit katastropik dengan pembiayaan terbesar ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, yaitu Rp5,2 triliun pada 2023.

“Ini sangat disayangkan karena sebenarnya 90 persen kejadian stroke dapat dicegah melalui pengendalian faktor risikonya. Seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dislipidemia, gangguan jantung, merokok, kurang aktivitas fisik, diet tidak sehat, stres, dan konsumsi alkohol,” ucapnya.


Stroke Bukan Hanya Penyakit Orang Tua

Dokter spesialis saraf Dodik Tugasworo mengatakan bahwa stroke bisa memicu pandangan buram hingga disabilitas netra (25/10/2024). Foto: Tangkapan layar zoom Kemenkes.

Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis saraf Dodik Tugasworo menjelaskan terkait tren stroke pada kelompok usia muda. Menurutnya, stroke bukan lagi penyakit orang tua.

“Memang tren stroke pada usia muda itu cenderung mengalami suatu peningkatan di banyak negara termasuk di Indonesia. Beberapa usia yang saya temui sekitar 30, 40 tahun itu sekarang meningkat sekali,” kata Dodik.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni) itu menambahkan, faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko stroke pada usia muda adalah gaya hidup yang kurang sehat.

“Kurang olahraga, pola makan tinggi lemak dan gula, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol di kalangan usia muda. Ini yang membuat kecenderungan usia muda lebih banyak (stroke) pada akhir-akhir ini,” jelas Dodik.

Di sisi lain, tingkat stres juga memiliki peran besar. Pasalnya, iklim kompetisi pada usia muda cenderung tinggi sehingga dapat memicu gangguan tidur dan ujung-ujungnya menjadi risiko terjadinya stroke.

“Faktor medis lain mungkin usia muda itu mengidap suatu genetik seperti hipertensi, diabetes, dislipidemia, kegemukan, ini juga jadi risiko stroke.”


Stroke Bisa Picu Disabilitas Bahkan pada Pasien Usia Muda

Penyakit stroke pada usia muda bukan hal remeh. Pasalnya, tua atau muda sama-sama bisa mengalami disabilitas akibat stroke. Bukan hanya gangguan gerak, stroke juga bisa memicu disabilitas netra.

“Mengenai kebutaan, stroke itu gejala klinisnya tergantung di mana dia kenanya. Apakah di daerah mata, daerah bicara, tangan kaki, itu otak kita sudah dipeta-petakan. Jadi kalau terkena di pembuluh darah mata, maka mata akan bisa buta atau buram,” terang Dodik.

“Jadi disabilitas itu bisa dialami oleh siapa saja dan disabilitas itu tergantung di mana lokasi stroke terjadi, tapi itu bisa kita atasi asal kita makin cepat datang ke rumah sakit. Semakin cepat kita ke rumah sakit inshaAllah disabilitas itu bisa kita kurangi bahkan bisa tidak terjadi,” ujar Dodik.


Cegah Stroke Berulang

Dodik menggarisbawahi, pencegahan stroke termasuk stroke kedua menjadi sangat penting agar terhindar dari disabilitas.

“Jangan sampai stroke kedua, pencegahan secondary stroke itu penting. Kalau kita sampai kedua, untuk kembali lagi dari disabilitas itu agak sulit.”

Dengan kata lain, jika sudah sembuh dari stroke pertama maka jangan merasa bebas hingga melupakan pencegahan stroke selanjutnya. Pasalnya, penyakit stroke bisa menyerang berulang jika tidak dicegah dengan baik.

Tak hanya datang untuk kedua kalinya, stroke bahkan bisa datang untuk ketiga hingga keempat kali pada pasien yang sama.

“Jadi jika sudah kena serangan stroke pertama, jaga kondisi benar-benar jangan sampai kena kedua kali, apalagi ketiga, keempat. Makin banyak kena serangan, makin sulit untuk disabilitas itu kembali (pulih),” papar Dodik.

Infografis gejala dan penyebab stroke. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya