Adhi Karya Raih Kontrak Baru Rp 14,2 Triliun hingga September, dari Mana?

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengumumkan sejumlah capaian untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Pada periode tersebut, ADHI telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp 14,2 triliun.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 27 Okt 2024, 06:00 WIB
Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengumumkan sejumlah capaian untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Pada periode tersebut, ADHI telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp 14,2 triliun.

Perolehan kontrak baru di September 2024 didapat dari pekerjaan proyek Gedung sebesar 46%, Sumber Daya Air sebesar 30%, sisanya Jalan & Jembatan, Properti, Manufaktur, dan EPC sebesar 24%.

Sedangkan jika diurai dari sumber pendanaan bersumber dari Pemerintah sebesar 54%, Loan sebesar 9%, BUMN/D sebesar 19% dan Swasta sebesar 18%. "Ditinjau dari lini bisnis, perolehan kontrak masih didominasi 90% dari lini Engineering & Konstruksi, 4% Property & Hospitality, 4% lini Manufaktur, dan Investasi & Konsesi sebesar 2%," ungkap Corporate Secretary Adhi Karya Tbk, Rozi Sparta dalam keterbukaan informasi Bursa, Minggu (27/10/2024).

Pada periode yang sama, ADHI membukukan pendapatan proyek Non-JO sebesar Rp 9,1 triliun yang dikontribusikan dari proyek infrastruktur seperti Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, dan beberapa proyek lainnya. Apabila ditambahkan dengan pendapatan JO, maka total pendapatan JO dan NJO di kuartal III 2024 yakni senilai Rp 17,0 triliun, tumbuh 13% yoy dari Rp 15,0 triliun pada kuartal III 2023.

"Menurut peraturan akuntansi, Perseroan tidak dapat mencatat pendapatan dari proyek JO secara langsung dalam laporan keuangan, melainkan hanya dapat mencatat bagian dari Laba Ventura Bersama," jelas Rozi.

Untuk pos Laba Ventura Bersama tumbuh sebesar dua kali dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 277,6 miliar pada kuartal III 2023 menjadi Rp 568,73 miliar pada kuartal III 2024 yang dikontribusikan dari proyek Pembangunan Rumah Susun Polri dan BIN IKN - Penajam Paser, MRT Jakarta Fase II, dan beberapa proyek lainnya. Sehingga dari sisi bottom line, ADHI mencetak laba sampai dengan September 2024 sebesar Rp 69,3 miliar atau tumbuh sebesar tiga kali dari laba bersih periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp 23,5 miliar.

"Peningkatan laba bersih ini mencerminkan kinerja yang solid, sekaligus menegaskan komitmen perusahaan untuk terus fokus pada pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan," kata Rozi.

 


Total Aset

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Total aset ADHI sampai dengan kuartal III 2024 mencapai Rp 34,6 triliun. ADHI telah menurunkan utang usaha sebesar 23% dan utang bank & obligasi sebesar 23%, sehingga liabilitas ADHI pada kuartal III 2024 tercatat Rp 25,3 triliun atau turun 19% dari Desember 2023 sebesar Rp 31,3 triliun. Hal ini menunjukkan komitmen ADHI untuk memenuhi kewajiban yang dimiliki Perseroan.

Ekuitas ADHI pada kuartal III 2024 sebesar Rp 9,3 triliun. Sedangkan dari sisi net cash flow provided by operating activities ADHI mampu membukukan nilai positif sebesar Rp 888,2 miliar.

Di mana dikontribusikan dari pembayaran termin proyek yang dikerjakan oleh perseroan. Pembayaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan likuiditas ADHI untuk mendukung percepatan penyelesaian proyek.

 


Solvabilitas

Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dengan demikian, solvabilitas menunjukkan perbaikan. Di mana rasio DER total dari tahun sebelumnya 3,39x menjadi 2,72x, rasio DER Interest Bearing Debt ADHI pun turut menunjukkan perbaikan dari 1.33x pada tahun sebelumnya menjadi 1.00x.

Rasio solvabilitas merupakan tolok ukur kemampuan suatu usaha dalam melunasi utang atau pinjaman dalam jangka waktu tertentu, hal ini menunjukkan kondisi postur kinerja ADHI yang semakin sehat.

Dalam mencapai target kinerja tahun ini, ADHI menerapkan prinsip Operational Excellence untuk memaksimalkan produktivitas pada proyek-proyek yang sedang dikerjakan oleh perseroan.

Selain itu ADHI bersikap lebih selektif dan cermat dalam pemilihan setiap proyek baru dengan memperhatikan skema pembayaran yang baik dan juga melakukan monitoring piutang proyek khususnya proyek-proyek besar untuk menjaga kas operasi tetap positif.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya