Soal Pemerataan RS di Daerah Terpencil, Komisi IX DPR RI: Harus Sepaket dengan SDM Kesehatan dan Alkesnya

Pemerataan RS sangat penting untuk memastikan kualitas layanan kesehatan jadi lebih setara bagi seluruh lapisan masyarakat.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 26 Okt 2024, 17:00 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto. (Dok Staf Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto).

Liputan6.com, Jakarta Salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto adalah pembangunan rumah sakit (RS) di daerah terpencil. Terkait hal ini, Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto menilai bahwa pemerataan RS sangat penting untuk memastikan kualitas layanan kesehatan jadi lebih setara bagi seluruh lapisan masyarakat.

Edy menyoroti beberapa isu krusial terkait akses dan pemerataan layanan kesehatan, terutama bagi masyarakat di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).

“Selama ini, masih banyak masyarakat yang tidak dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang memadai, terutama di daerah 3T. Kita perlu memastikan bahwa semua warga negara, tanpa terkecuali, mendapatkan kualitas kesehatan yang sama,” ujar Politisi PDI Perjuangan itu dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/10/2024).

Dia mengingatkan dalam UU Nomor 17/2023 sudah terdapat peta jalan untuk penataan ekosistem kesehatan di Tanah Air. Mulai dari promotif hingga kuratif diatur dalam payung hukum tersebut.

Edy juga menggarisbawahi perlunya pemerataan paket kesehatan yang mencakup alat medis, sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang terampil, standar operasional, dan sarana pendukung lainnya.

“Pemerataan ini penting agar setiap daerah, terutama yang terpencil, dapat memiliki akses yang sama terhadap layanan kesehatan yang berkualitas,” kata Edy.

Paket layanan kesehatan ini tidak bisa diberikan terpisah. Contohnya pemberian alat kesehatan harus sepaket dengan dokter dan tenaga kesehatan yang mengoperasikan,” imbuhnya.


Dokter dan Nakes Harus Sama-Sama Berkualitas

Di sisi lain, Edy menilai bahwa pemenuhan tenaga kesehatan dan dokter masih belum terjadi di Indonesia.

Pasalnya, masih ada ketimpangan antara jumlah tenaga kesehatan dengan masyarakat, terutama di daerah terpencil. Pemenuhan tenaga kesehatan dan dokter tidak hanya soal jumlah tapi juga kualitas.

“Kemampuannya dan cara menghadapi pasien itu harus sama antara di kota dan daerah. Dokter dan nakesnya harus sama-sama berkualitas,” tutur Legislator dari Dapil Jawa Tengah III ini.


Perlakukan Pasien Miskin dengan Baik

Lebih lanjut, Edy menekankan bahwa tidak seharusnya ada masyarakat miskin yang sakit tapi kesulitan dalam membiayai pengobatan.

“Kita harus memperlakukan masyarakat miskin dengan baik dan memberikan dukungan penuh agar mereka tidak terpinggirkan dalam hal akses kesehatan,” jelasnya.

Akses kesehatan yang sulit kerap menambah beban biaya bagi masyarakat. Ini juga masih menjadi pekerjaan rumah bersama.


Butuh Sinergi Antar Kementerian dan Lembaga Terkait

Edy juga mengingatkan bahwa untuk mengatasi kesenjangan pelayanan kesehatan, diperlukan sinergi antara kementerian dan lembaga terkait.

“Tidak boleh ada ego sektoral. Semua pihak harus berkolaborasi untuk menciptakan sistem kesehatan yang inklusif dan merata.”

“Hanya dengan kerja sama yang solid, kita bisa mencapai tujuan ini,” tegasnya.

Dalam rangka mewujudkan transformasi kesehatan yang diharapkan, Edy Wuryanto mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk berkontribusi aktif.

Infografis Manuver Prabowo Subianto (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya