Liputan6.com, Jakarta Gusi bengkak adalah salah satu masalah kesehatan mulut yang dihadapi banyak orang. Kondisi ini tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan tetapi juga dapat menjadi indikasi masalah kesehatan yang lebih serius jika tidak ditangani dengan baik.
Bila Anda mengalami gusi bengkak, dokter gigi spesialis periodontist RS EMC Sentul, Riny Zoraya Rinaldy, mengatakan perlu segera mengatasi hal itu. Dibalik pembengkakan tersebut mungkin terdapat infeksi atau penyakit yang memerlukan penanganan segera.
Advertisement
Berikut sembilan penyebab gusi bengkak seperti mengutip laman EMC:
Gingivitis
Gingivitis adalah peradangan gusi yang umum, sering menyebabkan pembengkakan dan nyeri yang terjadi akibat adanya plak.
Plak terbentuk dari sisa makanan yang lambat laun mengeras menjadi karang gigi yang iritatif. Menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi, flossing, dan obat kumur adalah cara efektif untuk mencegah dan mengatasi masalah ini.
Penggunaan Sikat Gigi yang Tidak Tepat
Gusi bengkak juga bisa dipicu penggunaan sikat gigi yang salah. Bulu sikat yang terlalu keras atau tekanan berlebih saat menyikat gigi bisa melukai dan mengiritasi gusi dan memicu pembengkakan.
Untuk mencegahnya, gunakan sikat berbulu lembut dan terapkan teknik menyikat yang benar agar gigi dan gusi tetap bersih tanpa menimbulkan cedera.
Penggunaan Produk Tertentu
Penggunaan produk tertentu seperti pasta gigi yang mengandung bahan kimia keras atau obat kumur dengan alkohol berlebihan juga dapat memicu iritasi dan menyebabkan gusi bengkak.
Bahan-bahan ini dapat menghilangkan kelembaban alami pada gusi, membuatnya lebih rentan terhadap peradangan.
“Sebaiknya, pilihlah produk yang lembut dan diformulasikan khusus untuk menjaga kesehatan gusi tanpa menyebabkan iritasi,” saran Riny.
Perubahan Hormon
Perubahan hormon, terutama selama kehamilan, menstruasi, atau menopause, dapat memengaruhi kesehatan gusi dan menyebabkan pembengkakan.
Peningkatan hormon meningkatkan aliran darah ke gusi, menjadikannya lebih sensitif dan rentan terhadap iritasi. Gusi dapat meradang dan bengkak, meskipun kebersihan mulut terjaga.
“Penting bagi Anda untuk menjaga perawatan gigi dan gusi dengan ekstra selama periode ini.”
Advertisement
Merokok
Merokok tidak hanya berbahaya bagi paru-paru, tetapi juga dapat merusak kesehatan gigi dan gusi.
Nikotin dalam rokok dapat menghambat aliran darah ke gusi, sehingga nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan gusi menjadi terbatas. Kondisi ini membuat gusi lebih rentan terhadap infeksi dan peradangan, yang salah satu manifestasinya adalah gusi bengkak.
Kekurangan Nutrisi
Kesehatan gigi dan mulut sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi. Kekurangan vitamin, terutama pada lanjut usia (lansia), dapat menyebabkan masalah oral seperti gusi bengkak.
Vitamin B dan C berperan penting dalam menjaga kesehatan jaringan tubuh, termasuk gigi dan gusi. Penting bagi pasien untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang demi kesehatan mulut optimal.
Gigi Palsu maupun Kawat Gigi
Gigi palsu atau alat ortodonti yang tidak pas bisa menyebabkan masalah tak terduga. Tekanan berlebih dari alat yang kurang cocok dapat mengiritasi gusi dan memicu peradangan pada gusi.
Untuk kesehatan gusi optimal, pastikan alat yang digunakan pas dan nyaman. Rutinlah berkonsultasi dengan dokter gigi untuk penyesuaian yang diperlukan dan jaga kesehatan mulut.
Pertumbuhan Gigi Bungsu
Pertumbuhan gigi bungsu sering menyebabkan gusi bengkak dan nyeri. Ketika gigi bungsu berusaha menembus gusi, peradangan dan infeksi dapat terjadi, menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan.
“Jika Anda mengalami gejala ini, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut,” kata Riny.
Penggunaan Obat-obatan
Penggunaan beberapa jenis obat-obatan antikonvulsan, imunosupresan, dan calcium channel blockers dapat memicu pembesaran gusi.
“Bagi Anda yang mengkonsumsi obat tersebut disarankan untuk kontrol ke dokter gigi setiap tiga bulan sekali.”
Beberapa hal yang dapat dilakukan guna mencegah gusi bengkak adalah:
Baca Juga
- Sikat gigi dua kali sehari;
- gunakan benang gigi secara teratur; dan
- kunjungi dokter gigi setidaknya sekali setiap enam bulan.
Advertisement