Liputan6.com, Jakarta - Ahli bedah jantung menyebut ada tiga gejala yang menunjukkan bahwa seseorang kemungkinan memiliki masalah jantung.
Jeremy London, ahli bedah jantung yang berbasis di Savannah, Georgia, memperingkatkan bahwa kesulitan bernapas ketika berjalan atau berbaring, serta atau mengalami pembengkakan kaki mungkin berarti Anda memiliki jantung lemah.
Advertisement
“Ini seharusnya menjadi tanda bahaya,” kata London melalui unggahan di TikTok, dilansir New York Post.
Sesak napas – ketika kesulitan mendapatkan cukup oksigen, ini membuat Anda bernapas lebih keras, lebih cepat, atau lebih dalam dari biasanya – biasanya berasal dari kondisi jantung atau paru-paru, menurut Mayo Clinic.
Gejalanya mungkin muncul secara tiba-tiba atau berlangsung lebih lama. Penyebab umumnya termasuk serangan jantung, detak jantung tidak teratur, atau gagal jantung.
Institut Kardiovaskular NJ mendesak untuk mencari pertolongan medis jika sesak napas disertai pembengkakan pada pergelangan kaki dan kaki, kesulitan bernapas saat berbaring, menggigil, batuk, demam tinggi, atau mengi.
Kesulitan bernapas saat berbaring
Orthopnea adalah istilah medis untuk sesak napas saat berbaring – duduk atau berdiri sering kali membantu.
Jika jantung Anda lemah, jantung akan kesulitan memompa darah ekstra yang secara alami didistribusikan kembali dari kaki Anda ke paru-paru saat berbaring.
Menopang diri Anda dengan bantal saat tidur mungkin dapat meredakan gejala untuk sementara, namun Anda harus mengunjungi penyedia layanan kesehatan jika menderita ortopnea, terutama jika Anda juga mengalami nyeri atau sesak di dada, jantung berdebar-debar, mengi atau batuk.
Ortopnea seringkali merupakan tanda gagal jantung.
Kaki bengkak
Penumpukan cairan di jaringan menyebabkan pembengkakan yang disebut edema. Darah yang menumpuk di pembuluh darah di kaki Anda mungkin menunjukkan bahwa jantung Anda tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Ini sering kali merupakan tanda pertama gagal jantung.
Para ahli menyarankan untuk mencari perawatan medis jika pembengkakan terjadi secara tiba-tiba dan tanpa alasan yang jelas, serta disertai nyeri dada, kesulitan bernapas, pingsan, pusing, atau batuk yang mengeluarkan darah.
London mengatakan di kantor dokter, Anda akan memberikan riwayat kesehatan Anda dan menjalani pemeriksaan fisik yang mungkin termasuk ekokardiogram.
“Sebuah alat USG yang ditempatkan di dada… biasanya dapat mengukur fraksi ejeksi, yaitu persentase darah yang dikeluarkan dari jantung pada setiap detak jantung,” kata London.
“Normalnya 65 sampai 70%,” lanjutnya, “kalau turun drastis dari itu, bisa jadi itu indikasi gagal jantung atau lemah jantung.”
Advertisement