Liputan6.com, Jakarta - Buah naga yang menjadi salah satu komoditas unggulan di Banyuwangi, Jawa Timur dimanfaatkan oleh usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Olahan buah naga dan produk lainnya menjadi sumber penghasilan bagi UMKM dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang dipasarkan melalui UKM center di Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur.
UKM Center yang didirikan pada 2017 ini menjadi salah satu tempat penjualan produk-produk UMKM dari sejumlah pelaku usaha yang berada di sekitar wilayah tambang PT Bumi Suksesindo (BSI), anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). Adapun pendirian UKM Center tersebut difasilitasi oleh Bumi Suksesindo.
Advertisement
UKM Center ini tidak hanya mewadahi penjualan produk UMKM tetapi juga memberikan pelatihan kepada masyarakat dan pelaku usaha lainnya. Pihaknya juga memfasilitasi pelaku UMKM untuk perizinan pangan industri rumah tangga (PIRT) hingga sertifikasi halal.
"Kita mengolah bahan dasar buah naga, edukasi masyarakat untuk memasarkan, dan kita latih. Membantu teman fasilitasi packaging, bantu memasarkan yang utama. Tugas edukasi masyarakat terkait olahan pertanian dan perikanan, di sini fokus di situ,” ujar Ketua UKM Center Zaenab Majid, saat ditemui di Banyuwangi, Jumat, 25 Oktober 2024.
Ia menuturkan, ada sekitar 130 UMKM yang bergabung di UKM Center. Dari jumlah UMKM itu, yang aktif mengikuti kegiatan di UKM Center sekitar 30 UMKM. UMKM itu berasal dari kecamatan Pesanggaran, Siliragung hingga Bangunrejo, Banyuwangi.
Melalui UKM Center membantu pelaku usaha meningkatkan omzetnya. Zaenab menuturkan, melalui UKM Center, omzet yang diraup dapat mencapai Rp 200 juta per bulan. Sebelum difasilitasi BSI, pihaknya hanya mendapatkan omzet sekitar Rp 2 juta-Rp 3 juta per bulan.
"UKM Center mewadahi UKM lain.UKM Center jual produk UKM lainnya, omzet per bulan sekitar Rp 200 juta. Perajin UKM juga mendapatkan omzet sendiri,” kata Zaenab, saat ditemui di Banyuwangi, Jawa Timur, ditulis Minggu (27/10/2024).
Beri Pelatihan
Produk UMKM seperti makanan khas Banyuwangi yakni Bakiah dari UKM Center ini juga telah dipasarkan ke luar Banyuwangi, seperti ke Lombok, Nusa Tenggara Barat. “Bakiah sudah kirim ke Lombok. Bakiah diambil teman-teman UKM sana. Tiap dua minggu kirim ke sana,” ujar dia.
Tak hanya menjual produk UMKM tetapi juga suplai produk ke tambang BSI. Zaenab menuturkan, hal itu membantu penghasilan saat COVID-19. Saat gerai lain gulung tikar, Zaenab mengatakan pihaknya mampu bertahan seiring suplai produk UMKM, produk makanan yakni tahu, tempe dan lainnya ke tambang BSI.
Selain itu, Zaenab menuturkan, pihaknya juga bekerja sama dengan sektor pariwisata seperti perhotelan untuk memasok snack bagi tamu hotel. “Tahun ini bekerja sama dengan Hotel Kokoon, sediakan snack pendamping minum teh dan kopi. Produknya ambil dari produk kita,” kata dia.
Selain menjual produk UMKM, Zaenab mengatakan, pihaknya juga memberikan pelatihan kepada siswa sekolah menengah atas (SMA) dan masyarakat terutama mengenai kesehatan pangan.
"Sekarang ada kerja sama dengan sekolah melalui program double track. Di Jawa Timur ada program double track di SMA, tutor dari kita. Ada tiga sekolah kerja sama SMK Muhammadiyah, PGRI dan SMA Pesanggaran. Dinas Pertanian, kalau butuh narasumber ke kita, berikan edukasi ke masyarakat dan pelatihan-pelatihan,” ujar dia.
Advertisement
Hadapi Tantangan
Zaenab menuturkan, saat awal pendirian UKM Center ini memang sulit. Hal ini terutama agar produk UMKM dapat diterima masyarakat. Ia menceritakan, untuk menjual satu produk membutuhkan percobaan sekitar satu tahun.
"Awal-awal sulit. Masyarakat merasa bisa bikin sendiri, tetapi rasa beda. Kita satu resep bisa trial sampai satu tahun biar bisa diterima masyarakat. Tapi masyarakat akhirnya beli oleh-oleh tertarik di sini termasuk buah naga,” kata dia.
Selain itu, membuat pelaku usaha konsisten membuat produk dan jarak juga menjadi tantangan yang dihadapi UKM Center ini. "Kesulitan membuat konsisten teman-teman produksi. Selain itu, jarak kita jauh dari kota. Misalkan ke Kokoon bisa 2 jam, berpacu waktu, kejar produksi. Jarak jauh. Tapi semua tantangan bisa teratasi,” kata Zaenab.
Zaenab mengatakan, pemasaran melalui digital marketing juga membantu penjualan produk UMKM. Penjualan ini tidak hanya melalui toko tetapi juga online dan media sosial. Saat ini, ia dibantu oleh 10 karyawan untuk mengelola UKM Center.
Ia mengatakan, buah naga yang melimpah sehingga harganya murah di Banyuwangi jadi kesempatan untuk diolah menjadi produk-produk lain seperti dodol buah naga. Pihaknya pun difasilitasi oleh BSI untuk UKM Center ini. Fasilitasi itu mulai dari pembentukan UKM Center, pelatihan, sertifikasi halal, pengemasan hingga peralatan. “Pelatihan, packaging, dan peralatan seperti wajan,” ujar Zaenab.
Program BSI
Sementara itu, Community Empowerment and Program Superintendent Bumi Suksesindo, Amirul Darmawan menuturkan, sesuai dengan aturan, wajib lakukan program pemberdayaan masyarakat (PPM). Ada delapan bidang pendidika, kesehatan, kemandirian ekonomi, sosial budaya. pendapatan riil, kelembagaan dan lingkungan. "8 aspek dilaksanakan dan dikerjakan setiap tahun,” kata Amirul.
Amirul menjelaskan, salah satu program yang dijalankan yakni program ekonomi untuk peningkatan UKM dan UMKM di Kecamatan Pesanggaran, Selain itu, pemberdayaan petani dan peternak yang ada di wilayah itu.
"Selain berikan bantuan perlu berikan pendampingan rutin setiap minggu, sehingga mereka bisa mandiri, tak hanya memelihara, produk-produk bisa dijual dan tambah ekonomi mereka,” ujar Amirul.
Advertisement