Lembaga Pendidikan Usia Dini Diminta Tanamkan Karakter Disiplin dan Kemandirian pada Anak

Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla alias JK melantik Pengurus Badan Koordinasi Taman Kanak kanak Islam Indonesia (BKTKI) PP DMI Periode 2024-2029 di Kantor Pusat DMI Jalan Matraman, Jakarta Timur.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 27 Okt 2024, 12:00 WIB
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla alias JK melantik Pengurus Badan Koordinasi Taman Kanak kanak Islam Indonesia (BKTKI) PP DMI Periode 2024-2029 di Kantor Pusat DMI Jalan Matraman, Jakarta Timur. (Foto: Istimewa).

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla alias JK, mengimbau pengelola taman kanak-kanak untuk mengedepankan pembentukan karakter kedisiplinan dan kemandirian sejak dini.

Hal tersebut disampaikan JK usai melantik Pengurus Badan Koordinasi Taman Kanak kanak Islam Indonesia (BKTKI) PP DMI Periode 2024-2029 di Kantor Pusat DMI Jalan Matraman, Jakarta Timur.

"Karakter anak harus dibentuk sejak awal bukan di akhir. Ini untuk masa depannya juga. Jadi jangan dimanjakan," kata JK dalam keterangannya, Minggu (27/10/2024).

"Jangan semuanya diurus sama suster atau pembantu. Biar buang air kecil dan perbaiki seprei tidak bisa. Jadi mereka tidak mandiri," imbuhnya.

Wakil Presiden ke 10 dan 12 ini memberi contoh seperti Jepang. Di negeri samurai itu, pembentukan karakter dilakukan sejak dini. Seperti menghormati orang tua, menyeberang, membersihkan tempat tidur hingga hal-hal kecil lainnya.

Olehnya itu, pendidikan usia dini (PaUD) bisa berkiblat ke negara-negara maju dan mempraktekkan ke anak-anak Indonesia. Bagi JK, karakter disiplin, kemandirian dan kerja keras akan memberi manfaat yang besar untuk kepribadian mereka di masa yang akan datang.

"Negara-negara maju itu pendidikannya penuh dengan disiplin. Sekali lagi itu yang harus dicontoh untuk membangun karakter masa depan mereka," ujar JK lagi.

 


Pentingnya Penguasan Ilmu

Pada kesempatan sama, JK juga mengingatkan pentingnya penguasaan ilmu dan teknologi bagi anak-anak Indonesia. Termasuk lembaga pendidikan berbasis Islam.

JK mengingatkan, bahwa lembaga pendidikan berbasis Islam yang hanya mengajarkan sejarah, akidah, akhlak dan fikih itu sudah ketinggalan. Namun harus dilengkapi dengan penguasaan ilmu dan teknologi.

"Jika kita tidak menguasai ilmu dan teknologi, maka kita akan terus ketinggalan dengan yang lain," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya