Uni Eropa Dukung Transisi Energi di Indonesia, Mulai dari Smart City IKN hingga Kereta Api di Surabaya

Upaya mitigasi perubahan iklim merupakan salah satu agenda utama Uni Eropa demi mencapai emisi nol karbon pada tahun 2050.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 27 Okt 2024, 18:35 WIB
Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN Sujiro Seam dalam pembukaan Green Diplomacy Week 2024 di Jakarta, Minggu (27/10/2024). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)

Liputan6.com, Jakarta - Uni Eropa (EU) kembali menegaskan komitmennya mendukung Indonesia dalam melakukan transisi energi lewat berbagai proyek konkret, termasuk pembangunan Smart City di Ibu Kota Nusantara (IKN) hingga pengembangan konektivitas kereta di Surabaya.

Hal ini diungkapkan oleh Duta Besar EU untuk ASEAN Sujiro Seam.

"Itu adalah proyek-proyek yang sangat penting dan akan dilaksanakan dalam jangka panjang karena butuh waktu," ungkapnya kepada media dalam pembukaan Green Diplomacy Week 2024 di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (27/10/2024).

"Saya tidak yakin kapan Nusantara akan berdiri dan beroperasi sebagai ibu kota baru Indonesia. Namun, hal itu menunjukkan bahwa Uni Eropa memiliki komitmen jangka panjang terhadap Indonesia dan rakyatnya. Dan kami di sini untuk membantu dan bergabung dalam perjalanan menuju transisi hijau dan digital."

Implementasi proyek-proyek itu merupakan bagian dari inisiatif unggulan Uni Eropa yakni Global Gateway. Inisiatif ini merupakan strategi Uni Eropa untuk meningkatkan hubungan yang kecerdasan, kebersihan hingga keamanan di sektor digital, energi, dan transportasi serta untuk memperkuat sistem kesehatan, pendidikan, dan penelitian di seluruh dunia.


Agenda Mitigasi Perubahan Iklim

Duta Besar EU untuk ASEAN Sujiro Seam dalam acara pembukaan Green Diplomacy Week di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (27/10/2024). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)

Upaya mitigasi perubahan iklim merupakan salah satu agenda utama Uni Eropa untuk mencapai netralitas karbon dan tingkat emisi bersih pada tahun 2050.

"Kami memiliki aturan tentang energi terbarukan, kami memiliki aturan tentang mobilitas cerdas, kami memiliki aturan tentang manufaktur, kami memiliki aturan tentang pertanian," jelas dia.

"Untuk setiap sektor yang berkontribusi terhadap emisi karbon, kami mencoba memberlakukan aturan untuk memastikan bahwa emisi mereka berkurang seiring berjalannya waktu."

Kerja sama dengan ASEAN pun menjadi salah satu upayanya untuk mencapai target tersebut.

 


Pentingnya Membuat Perbedaan

Acara pembukaan Green Diplomacy Week di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (27/10/2024). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)

Sementara itu, Sujiro juga mengajak anak-anak muda di kawasan ASEAN maupun seluruh dunia untuk melakukan gerakan yang menghasilkan perubahan.

"Anda harus menyadari hal-hal yang dapat membuat perbedaan. Dan kemudian Anda harus menyebarkan berita karena memang pemuda adalah generasi pemimpin berikutnya," ungkapnya.

Hal tersebut menjadi penting lantaran anak muda merupakan generasi pembawa perubahan yang tidak hanya akan berdampak di Indonesia tapi juga di kawasan Asia Tenggara hingga seluruh dunia.

Infografis Journal Dunia Kepanasan, Akibat Perubahan Iklim Ekstrem?. (Liputan6.com/Tri Yasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya