Liputan6.com, Jakarta Belasan orang berkumpul dan berdiri di tengah proyek yang luar biasa megang. Semua mengenakan safety vest dan rompi konstruksi. Di kepala mereka bertengger helm untuk keselamatan. Orang-orang itu berdiskusi di tengah deru mesin alat-alat berat yang sedang bekerja. Wajah mereka serius dan mata terpaku pada wanita berhijab yang sedang memberi arahan.
Pemimpin briefing itu adalah Yoga Amaliasari, wanita tangguh di balik pembangunan Smelter Manyar PT Freeport Indonesia di Kawasan Java Integrated Industrial Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Siang itu, Yoga melakukan kunjungan lapangan dan memberi arahan kepada anak buahnya.
Advertisement
Yoga punya peran penting dalam pembangunan smelter PT Freeport. Selama ini, mungkin banyak orang berpikir proyek semacam ini hanya cocok untuk kaum pria. Tapi nyatanya, di tengah kumpulan pekerja pria itu, Yoga telah membuktikan bahwa wanita mampu berperan penting dalam industri pertambangan. Terlebih jabatan Yoga yang cukup mentereng sebagai Manajer Konstruksi Proyek Smelter Manyar PT Freeport Indonesia.
Di proyek ini, Yoga membuktikan bahwa wanita mampu bersaing dan menggapai impian bekerja di sektor industri konstruksi yang selama ini didominasi kaum Adam. Yoga mampu mendobrak tembok kokoh budaya patriarki yang menganggap perempuan lemah dan selalu berada di bawah ketiak laki-laki.
“Dunia konstruksi menyediakan banyak kesempatan karena banyaknya bidang yang tersedia dan bisa diisi, tinggal keterampilan mana yang sudah dimiliki dan bisa diaplikasikan dalam proyek konstruksi,” ucap Yoga.
Bukan Proyek Kaleng-Kaleng
Proyek yang sedang dikerjakan Yoga itu bukan kaleng-kaleng. Proyek ini tergelar di atas lahan seluas 104 hektare. Saat Yoga melakukan kunjungan lapangan Maret tahun lalu itu, proyek ini masih setengah jadi. Banyak gedung yang masih berupa kerangka baja. Besi-besi perancah pun masih terpasang di sana-sini.
Mesin alat-alat berat masih meraung siang dan malam, menggerakkan lengan-lengan raksasa untuk memasang piranti konstruksi dengan bobot berton-ton. Kala itu, para pekerja terus berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan mega proyek ini sesuai dengan tenggat yang telah ditentukan.
Lihat hasilnya sekarang. Setelah berjibaku selama 30 bulan, proyek yang digawangi oleh Yoga itu kini telah jadi. Smelter itu telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Senin 23 September 2024. Dalam peresmian tersebut, presiden yang beken dipanggil Jokowi ini mengakui bahwa proyek ini sangat besar.
“Investasinya Rp56 triliun, dengan kapasitas produksi bisa mencapai 1,7 juta ton konsentrat tembaga,” kata Jokowi.
Smelter yang dikerjakan Yoga ini menjadi bagian program hilirisasi hasil tambang yang digeber pemerintahan Jokowi. Tak ada lagi ekspor mineral tambang dalam bentuk mentah. Semua harus diolah dulu di smelter. Dengan demikian, hilirisasi akan meningkatkan nilai jual mineral tambang. Hilirisasi menjadi salah satu kunci kemakmuran negara.
Mari kita ambil contoh hilirisasi nikel. Indonesia telah menyetop ekspor bahan mentah nikel sejak 2020. Sejak itu, ekspor nikel harus diolah dulu. Buktinya, pendapatan negara dari nikel melonjak. Pada 2015, ekspor nikel Indonesia hanya Rp45 triliun. Setelah larangan ekspor bahan mentah nikel diberlakukan, nilai ekspornya meroket menjadi Rp340 triliun pada 2021. Pada 2022 melonjak jadi Rp520 triliun, dan tahun lalu angkanya Rp520 triliun.
Dan, smelter ke dua milik PT Freeport Indonesia yang dibangun di Gresik ini menjadi perusahaan tambang yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Smelter ini merupakan fasilitas pemurnian tembaga dengan desain jalur tunggal terbesar di dunia. Smelter ini memastikan seluruh proses pemurnian tembaga yang ditambang di Papua dilakukan di dalam negeri.
Hilirisasi juga mampu menyerap lapangan kerja di dalam negeri. Lihat saja pembangunan smelter PT Freeport di Gresik ini. Jumlah pekerja dalam proses pembangunannya mencapai 40.000 orang. Yoga jadi salah satunya. Setelah beroperasi, smelter tersebut akan menyerap 2.000 tenaga kerja.
Menurut Jokowi, pemasukan negara dari smelter PT Freeport ini akan besar, baik untuk pemerintah daerah maupun pusat. “Hitung-hitungan saya, penerimaan negara kira-kira Rp80 triliun dari PT Freeport Indonesia,” tutur Jokowi.
Angka itu berupa dividen, royalti, PPH Badan, PPH Karyawan, pajak untuk daerah, bea keluar, pajak ekspor, dan lainnya. “Ini angka yang sangat besar sekali,” tambah dia.
Advertisement
Perempuan Mampu Berperan di Industri Pertambangan
Siapapun pasti bangga bisa terlibat dalam pembangunan proyek sebesar smelter PT Freeport Indonesia tersebut. Demikian pula dengan Yoga. Setelah berjibaku selama 30 bulan, proyek yang dibangun itu akhirnya beroperasi dan sangat penting buat kemajuan negara.
Bagi Yoga, tak ada batasan gender untuk berperan dalam pembangunan negara. Laki-laki dan perempuan, kata dia, punya kesempatan sama untuk meraih cita-citanya. Hak perempuan untuk bisa mandiri sama besarnya dengan kaum lelaki.
“Laki-laki atau perempuan bisa mengambil peranan yang sama dan setara termasuk saat berkarier di industri pertambangan,” kata Yoga.
Dia mengajak para perempuan untuk menggapai cita-cita. Dia bilang, perempuan berdaya bukan sekadar angan-angan, melainkan bisa terwujud. Yoga telah membuktikan ucapan tersebut.
“Bekerja yang keras, bekerja yang cerdas, tidak takut melangkah, sedikit apapun langkah yang diambil selama tepat akan membawa mendekat kepada cita-citamu meski setinggi langit. Selamat menemukan perananmu,” ujar Yoga.
(*)