WHO Ingatkan Situasi yang Kian Memburuk di Gaza Utara Akibat Serangan Israel

WHO menyebut kekurangan pasokan medis yang diperparah dengan akses yang sangat terbatas membuat orang kehilangan bantuan untuk perawatan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 28 Okt 2024, 17:03 WIB
Warga Palestina berjalan di sebuah jalan dengan membawa barang-barang mereka setelah meninggalkan rumah mereka di Beit Lahia, Jalur Gaza utara pada Selasa 22 Oktober 2024. (Islam AHMED/AFP)

Liputan6.com, Gaza - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa situasi bencana di Gaza Utara yang dilanda perang berpotensi semakin memburuk.

"Situasi di Gaza utara sangat buruk," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus di aplikasi X.

Ia juga memperingatkan bahwa kekurangan pasokan medis yang kritis, diperparah dengan akses yang sangat terbatas, membuat orang kehilangan perawatan.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (28/10/2024) Tedros menyoroti Kamal Adwan, rumah sakit terakhir yang berfungsi di Gaza utara.

RS ini diserbu oleh pasukan Israel pada Jumat (26/10) menurut kementerian kesehatan di Gaza.

Kementerian menuduh bahwa serangan terhadap fasilitas di kamp Jabalia, tempat Israel melancarkan operasi besar awal bulan ini, menewaskan dua anak.

Mereka menyebut pasukan Israel menahan ratusan staf, pasien, dan orang-orang yang mengungsi selama serangan itu.

Militer Israel mengatakan, pasukannya beroperasi di sekitar Kamal Adwan, tetapi tidak mengetahui adanya tembakan langsung dan serangan di area rumah sakit.

Tedros mengatakan bahwa otoritas di Gaza telah memberi tahu WHO yang sempat kehilangan kontak dengan stafnya di rumah sakit, bahwa pengepungan telah berakhir.

"Namun, pengepungan itu harus dibayar mahal," katanya.

 


3 Petugas Kesehatan WHO Terluka

Ilustrasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Credits: pexels.com by Ann H

WHO mengatakan tiga petugas kesehatan dan karyawan lainnya terluka dalam serangan dan puluhan petugas kesehatan ditahan di rumah sakit.

"Setelah penahanan 44 staf pria, hanya staf wanita, direktur rumah sakit, dan satu dokter pria yang tersisa untuk merawat hampir 200 pasien yang sangat membutuhkan perhatian medis," kata Tedros Sabtu lalu.

"Laporan tentang fasilitas rumah sakit dan persediaan medis yang rusak atau hancur selama pengepungan sangat menyedihkan," katanya.

Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya