Liputan6.com, Jakarta - Teror bom palsu menargetkan sejumlah maskapai India yang memicu kekacauan perjalanan dan mengancam keamanan nasional. Beberapa ancaman menyebabkan penerbangan dialihkan ke Kanada dan Jerman. Ancaman bom palsu bahkan memicu Inggris dan Singapura mengerahkan jet tempurnya untuk mengawal pesawat hingga mendarat dengan selamat.
Advertisement
Mengutip AFP, Minggu (27/10/2024), setidaknya 275 ancaman bom tercatat sejak pertengahan Oktober, semuanya dilaporkan palsu, menurut kantor berita Press Trust of India (PTI). Media India lainnya bahkan menyebut jumlahnya bisa mencapai hampir 400 ancaman.
Pemerintah menyebut penyebaran ancaman tersebut sangat tidak terkendali Untuk itu, pemerintah setempat memperingatkan platform media sosial soal konsekuensi atas beredarnya ratusan ancaman bom palsu terhadap maskapai bila mereka 'tidak menghapus informasi yang salah dengan segera', sebagaimana diatur dalam berbagai undang-undang yang ada.
"Kasus tindakan jahat, dalam bentuk ancaman bom palsu terhadap maskapai tersebut, menimbulkan potensi ancaman terhadap ketertiban umum dan keamanan negara," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan pada Sabtu, 26 Oktober 2024.
Ancaman bom palsu semacam itu, selain memengaruhi sejumlah besar warga negara, juga mengacaukan keamanan ekonomi negara. "Pengecualian dari tanggung jawab untuk informasi pihak ketiga... tidak akan berlaku jika perantara tersebut tidak mengikuti kewajiban uji tuntas," tambahnya.
Peringatan pemerintah India tidak menyebutkan nama perusahaan media sosial mana pun, tetapi mengutip pemberitahuan advisori dari Kementerian Teknologi Informasi. Tapi, banyak pesan ancaman bom disebar melalui unggahan di X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, dan otoritas penerbangan sipil harus memeriksa setiap ancaman yang ditujukan kepada maskapai penerbangan.
India Bakal Revisi Undang-undang Penerbangan
"Skala penyebaran ancaman bom palsu semacam itu telah diamati sangat tidak terkendali karena ketersediaan opsi 'meneruskan/berbagi ulang/mengirim ulang/mengirim ulang' di platform media sosial," kata Kementerian Informasi.
Kementerian tersebut mengatakan perusahaan harus melaporkan setiap pelanggaran yang kemungkinan mengancam persatuan, integritas, kedaulatan, keamanan, atau keamanan ekonomi negara, dan bekerja sama dengan cepat dengan agen pemerintah untuk membantu penyelidikan.
Pemerintah pada Senin, 21 Oktober 2024, mengatakan sedang membahas tindakan legislatif untuk merevisi undang-undang penerbangan dan keamanan pesawat. Tujuannya untuk menjadikan mereka yang membuat ancaman tersebut, atau terlapor, bersalah atas kejahatan serius dengan hukuman potensial yang lebih lama.
India, demokrasi terbesar di dunia, secara teratur masuk dalam peringkat lima besar negara di dunia untuk jumlah permintaan yang dibuat oleh pemerintah untuk menghapus konten media sosial. Tahun lalu, pengadilan India menjatuhkan denda USD61.000 (sekitar Rp957 juta) kepada X setelah platform tersebut gagal dalam upaya untuk menolak perintah menghapus tweet dan akun yang kritis terhadap pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi.
Advertisement
Remaja 17 Tahun Ditangkap Polisi
Sebelumnya, polisi di ibu kota keuangan India, Mumbai, telah menangkap seorang anak di bawah umur karena diduga mengunggah ancaman bom online awal pekan ini, kata menteri penerbangan India pada Rabu, 16 Oktober 2024. Belakangan diketahui bahwa ancaman bom itu palsu
“Tindakan nakal dan melanggar hukum tersebut merupakan masalah yang sangat memprihatinkan dan saya mengutuk keras segala upaya yang membahayakan keselamatan, keamanan, dan integritas operasional sektor penerbangan kita," kata Ram Mohan Naidu Kinjarapu, Menteri Penerbangan Sipil India dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Facebook.
"Kami memantau situasi dengan cermat dan memastikan bahwa setiap tindakan yang diperlukan telah diambil terhadap tindakan tersebut," tambahnya.
Ia mengatakan seorang remaja yang tidak disebutkan namanya telah ditangkap. Media lokal melaporkan bahwa polisi telah menahan seorang anak laki-laki berusia 17 tahun dari Kota Rajnandgaon di negara bagian Chhattisgarh. Remaja tersebut diduga mengeluarkan ancaman untuk menjebak seorang teman yang berselisih masalah duit dengannya.
Bertanggung Jawab atas 3 Ancaman Bom Palsu di Pesawat
Menurut situs berita NDTV, anak laki-laki tersebut mengunggah ancaman tersebut menggunakan akun di platform media sosial X yang memiliki nama samaran temannya. Ayah anak laki-laki tersebut dan pemilik akun X yang digunakan juga dipanggil polisi untuk diinterogasi, lapor Economic Times India.
Naidu mengatakan bahwa bocah tersebut bertanggung jawab atas ancaman yang menargetkan tiga penerbangan. Ancaman yang diunggah pada Senin, 14 Oktober 2024, melibatkan dua penerbangan IndiGo - satu ke Muscat, Oman dan satu lagi ke Jeddah, Arab Saudi, – dan satu penerbangan Air India ke New York, lapor Economic Times.
"Semua orang yang bertanggung jawab atas gangguan ini akan diidentifikasi dan dihukum sebagaimana mestinya," kata Naidu.
Setidaknya delapan penerbangan maskapai terkemuka IndiGo menjadi sasaran ancaman semacam itu. Tiga pesawat Spicejet, dua pesawat Vistara, dan empat pesawat Air India juga menerima pesan serupa secara online minggu ini, menurut perhitungan Reuters. Ancaman palsu itu terus berlanjut.
Advertisement