Mengenal 4 Fase Menstruasi yang Memengaruhi Fisik dan Mental, Wajib Diketahui

Siklus yang dialami wanita setiap bulan umumnya terbagi menjadi 4 fase, yaitu fase menstruasi, fase folikular, fase ovulasi, dan fase luteal.

oleh Ricka Milla Suatin diperbarui 28 Okt 2024, 13:57 WIB
tahap menstruasi/sumber freepik/freepik

Liputan6.com, Jakarta Ketika memasuki masa pubertas, tubuh akan mengalami perubahan alami pada sistem reproduksi wanita, yang ditandai dengan keluarnya darah dari vagina, dikenal sebagai menstruasi. Penting untuk memahami siklus menstruasi, agar kita tidak terkejut dan dapat menghadapinya dengan baik.

Meskipun pengetahuan ini tampak sangat ilmiah, sebenarnya ini sangat berguna untuk membantu kamu dalam mengelola siklus tersebut. Selain itu, kamu juga dapat lebih memahami cara kerja tubuh dalam menghadapi berbagai siklus sebelum siklus menstruasi.

Siklus yang dialami wanita setiap bulan umumnya terbagi menjadi 4 fase, yaitu fase menstruasi, fase folikular, fase ovulasi, dan fase luteal. Setiap fase ini memiliki makna dan hubungan yang signifikan terhadap perubahan suasana hati, kondisi fisik, serta organ dalam tubuh.

Jadi, apa saja pengaruh dari keempat fase tersebut? Yuk simak penjelasannya berikut ini, sebagaimana dilansir Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (28/10/2024). 


1. Fase Menstruasi

wanita menstruasi/ccopyright pexels/Kaboompics.com

Seperti biasanya, tahap ini membawa kita pada proses di mana lapisan dinding dalam rahim yang terdiri dari darah, sel-sel dinding rahim, dan lendir, yang dikenal sebagai endometrium, akan keluar dan terlepas melalui vagina. Periode ini dimulai dari hari pertama siklus menstruasi dan berlangsung selama 4 hingga 6 hari berikutnya. Pada tahap ini, wanita umumnya mengalami nyeri di bagian bawah perut dan kram di punggung, karena otot rahim berkontraksi untuk membantu melepaskan cairan yang ada di dalam rahim, seperti endometrium.

Selain itu, perubahan suasana hati yang terjadi selama fase ini meliputi perasaan mudah lelah, lesu, dan berkurangnya energi, serta meningkatnya sensitivitas emosional, dan perasaan depresi atau sedih. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kamu menjumpai perempuan yang berada dalam fase ini merasa lebih mudah tersinggung dan lebih emosional saat menghadapi berbagai situasi, karena ketidaknyamanan fisik seperti kram dan nyeri sangat mempengaruhi suasana hati mereka.


2. Fase Folikular

wanita bahagia/hak cipta pexels/ Andrea Piacquadio

Dalam tahap ini, ovarium menghasilkan folikel yang mengandung sel telur, yang menyebabkan penebalan pada endometrium. Proses ini terjadi bersamaan dengan fase menstruasi hingga memasuki fase ovulasi, biasanya sekitar hari ke-10 dari siklus menstruasi yang berlangsung selama 28 hari. Durasi yang dihabiskan dalam fase ini akan mempengaruhi panjang keseluruhan siklus menstruasi tersebut.

Perubahan suasana hati yang terjadi selama fase ini umumnya ditandai dengan perbaikan mood pada perempuan, karena peningkatan hormon estrogen. Estrogen dikenal sebagai hormon yang dapat memperbaiki suasana hati dan meningkatkan perasaan positif. Perempuan cenderung kembali ke suasana hati yang lebih stabil dan positif, merasa lebih bersemangat, kreatif, lebih kuat secara mental, serta lebih bergairah untuk berinteraksi dengan orang lain.


3. Fase Ovulasi

wanita di ranjang/hak cipta pexels/Pixabay

Selama fase ovulasi, sel telur dilepaskan dan siap untuk dibuahi. Sel telur ini bergerak menuju tuba fallopi dan kemudian menempel pada dinding rahim. Umumnya, sel telur hanya aktif selama 24 jam; jika tidak dibuahi dalam waktu tersebut, ia akan mati. Namun, jika sel telur bertemu dengan sperma dan dibuahi, kehamilan bisa terjadi. Fase ini disebut masa subur wanita dan biasanya terjadi sekitar dua minggu sebelum dimulainya siklus menstruasi berikutnya.

Perubahan suasana hati yang terjadi selama fase ini meliputi peningkatan aktivitas dan antusiasme, serta suasana hati yang lebih positif, bahagia, dan penuh semangat. Hal ini disebabkan oleh kadar estrogen yang mencapai puncaknya, bersamaan dengan peningkatan hormon luteinizing (LH) dan testosteron, yang membuat banyak wanita merasa lebih energik dan bersemangat dalam menjalani aktivitas. Selain itu, dorongan seksual dan libido wanita sering kali meningkat selama fase ini karena pengaruh hormon-hormon tersebut.


4. Fase Luteal

tahap menstruasi/copyright pexels/cottonbro studio

Setelah fase ovulasi, folikel yang telah pecah akan melepaskan sel telur yang nantinya membentuk korpus luteum. Hal ini menyebabkan peningkatan hormon progesteron yang berfungsi menebalkan lapisan dinding rahim. Tahap ini sering dikenal dengan PMS atau Pre-Menstrual Syndrome.

Gejala yang dialami perempuan selama fase ini sangat bervariasi, mulai dari perubahan suasana hati yang cepat atau mood swings, kecemasan berlebih, mudah tersinggung, hingga pikiran yang stres dan depresi. Selain itu, ada juga perubahan fisik seperti nyeri pada payudara, munculnya jerawat di wajah, dan perut kembung, yang semuanya dapat mempengaruhi perubahan suasana hati lebih lanjut.

Mengetahui berbagai fase menstruasi ini penting bagi perempuan agar lebih memahami tubuh mereka dan siap menghadapi perubahan yang terjadi. Jika perubahan suasana hati sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengurangi gejala tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya