Liputan6.com, Tel Aviv - Seorang presenter TV Israel dikritik setelah terekam meledakkan sebuah gedung di Lebanon saat siaran.
Dalam video yang beredar, presenter berita di Channel 12 Danny Kushmaro terlihat mengenakan rompi antipeluru dan helm saat seorang tentara Israel memberi tahu dia cara mengoperasikan alat peledak.
Advertisement
Seorang tentara memberi tahu Kushmaro bahwa sebuah gedung di dekatnya telah digunakan untuk meluncurkan roket ke Israel utara. Setelah hitungan mundur, jurnalis itu kemudian menekan tombol detonator, yang menghancurkan gedung itu seketika.
Tidak ada rincian tambahan yang diberikan tentang lokasi kejadian.
Insiden itu menuai kecaman di media sosial, dengan banyak yang menyebutnya sebagai pelanggaran etika jurnalistik.
Etan Nechin, koresponden Haaretz di New York, menggambarkan laporan Kushmaro "memuakkan" dan mengatakan itu terjadi pada saat jurnalis Palestina dan Lebanon menghadapi jumlah pembunuhan dan penangkapan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ofer Cassif, seorang anggota parlemen Israel dari Partai Hadash yang berhaluan kiri, merespons peristiwa itu dengan menulis di platform media sosial X, "Danny Kushmaro, seorang jurnalis senior dan pembawa berita Israel, difilmkan di sini mengenakan rompi Pers, meledakkan sebuah gedung di Lebanon dengan tangannya sendiri. Dia kemudian kembali ke studio untuk melaporkan tentang teroris Hamas yang menyamar sebagai jurnalis."
Perang Israel di Lebanon telah menewaskan lebih dari 2.500 orang di negara itu sejak dimulai Oktober 2023, dengan sebagian besar korban terjadi dalam kampanye pengeboman Israel yang intensif yang dimulai bulan lalu. Demikian seperti dilansir Middle East Eye, Senin (28/10/2024).
Pada Jumat (25/10), serangan Israel menghantam sebuah kompleks di Kota Hasbaya, Lebanon, menewaskan tiga pekerja media dan melukai tiga lainnya.
Al Mayadeen mengatakan bahwa Ghassan Najjar, salah satu operator kameranya, dan teknisi siaran Mohammad Reda termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan itu.
TV Al Manar milik Hizbullah juga mengakui bahwa operator kameranya, Wissam Qassim, tewas dalam serangan yang sama.
Para wartawan dilaporkan memang telah berkumpul di Hasbaya, menganggapnya relatif aman setelah tentara Israel meningkatkan serangan ke daerah lain di Lebanon selatan.