IHSG Tersungkur 1% pada Sesi Pertama, Ini Penyebabnya

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di level tertinggi 7.714,73 dan level terendah 7.599,62 pada sesi pertama, Senin, 28 Oktober 2024.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 28 Okt 2024, 13:00 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok pada perdagangan saham sesi pertama, Senin (28/10/2024).(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok  pada perdagangan saham sesi pertama, Senin (28/10/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan.

IHSG dibuka stagnan di posisi 7.694,66. Pada sesi pertama perdagangan saham, IHSG ditutup merosot 1,1 persen ke posisi 7.610,18. Indeks LQ45 terpangkas 1,16 persen ke posisi 932,33. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. IHSG berada di level tertinggi 7.714,73 dan level terendah 7.599,62 pada sesi pertama.

Adapun sebanyak 385 saham melemah sehingga menekan IHSG. 187 saham menguat dan 216 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 762.213 kali dengan volume perdagangan 13 miliar saham. Nilai transaksi Rp 5,3 triliun.

Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham industri naik 0,17 persen dan sektor saham properti menguat 0,22 persen.

Adapun sektor saham infrastruktur terpangaks 1,35 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti sektor saham keuangan merosot 1,24 persen, dan sektor saham teknologi melemah 1,07 persen.

Sementara itu, sektor saham energi dan basic masing-masing turun 0,29 persen. Sektor saham nonsiklikal tergelincir 0,67 persen, sektor saham kesehatan susut 0,60 persen dan sektor saham transportasi melemah 0,17 persen.

Terkait hal ini, Senior Analyst Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menjelaskan penurunan IHSG salah satunya disebabkan oleh tensi geopolitik di Timur Tengah yang konfliknya sangat kompleks. 

"Kemudian sentimen lainnya adalah kebijakan The Fed untuk menerapkan penurunan suku bunga acuan memang masih terbuka lebar, tapi untuk sementara ini sentimennya masih melemah ya, karena para pelaku pasar akan menyoroti pemilu AS,” kata Nafan kepada Liputan6.com, Senin (28/10/2024).

Hal terkait berikutnya adalah US PCE yang akan dinantikan oleh para pelaku pasar dan terkait isticky inflation yang kemungkinan akan membuat The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) menunda penurunan suku bunga. 

Secara sentimen nasional, pelaku pasar masih menunggu inflasi Indonesia  Karena menurut Nafan hingga saat ini Indonesia masih mengalami deflasi 5 bulan berturut-turut. 

"Nah, di penantiannya penting apakah kita akan mengalami deflasi atau tidak, ini akan menentukan bagaimana kondisi perekonomian kita ke depan,” ujar Nafan.

 


Pembukaan IHSG pada 28 Oktober 2024

Sentimen global kembali memburuk setelah pelaku pasar di Amerika Serikat (AS) khawatir dengan beberapa masalah yang menghantui negaranya. Adapun masalah tersebut yakni krisis perbankan, plafon utang, dan sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berfluktuatif pada perdagangan Senin, (28/10/2024). IHSG sempat menghijau kemudian berbalik arah ke zona merah dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tertekan.

Mengutip data RTI, IHSG dibuka stagnan di posisi 7.694,66. Pada pukul 09.12 WIB, IHSG melemah 0,32 persen ke posisi 7.670. Indeks LQ45 melemah 0,38 persen ke posisi 939. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.714,73 dan level terendah 7.649,07. Sebanyak 269 saham melemah sehingga menekan IHSG, sedangkan 159 saham menguat. 192 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 203.409 kali dengan volume perdagangan 3,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.719.

Seluruh sektor saham memerah pada awal pekan ini. Sektor saham energi turun 0,92 persen, sektor saham basic susut 0,46 persen, dan sektor saham industri tergelincir 0,83 persen. Selain itu, sektor saham consumer nonsiklikal susut 0,57 persen, sektor saham consumer siklikal merosot 0,25 persen.

Kemudian sektor saham kesehatan terpangkas 0,39 persen, sektor saham keuangan turun 0,91 persen, sektor saham properti melemah 0,06 persen, sektor saham teknologi anjlok 0,73 persen. Sektor saham infrastruktur merosot 1,1 persen dan sektor saham transportasi melemah 0,35 persen.

Review IHSG

Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG ditutup ke posisi 7.694 pada perdagangan Jumat, 25 Oktober 2024. Saham bank diperdagangkan beragam dengan saham BBNI melemha menjelang rilis kinerja keuangan kuartal III 2024.

Selain itu, jelang akhir pekan juga sepi berita. Namun, saham PANI melonjak, demikian saham BNLI yang melesat di tengah sentimen kinerja keuangan kuartal III 2024.


Kinerja IHSG pada 21-25 Oktober 2024

Pialang memeriksa kacamata saat tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada periode 21-25 Oktober 2024. Koreksi IHSG terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (26/11/2024), IHSG susut 0,84 persen ke posisi 7.694,66 dari pekan lalu di posisi 7.760,06. Koreksi IHSG diikuti kapitalisasi pasar bursa yang terpangkas 0,61 persen menjadi Rp 12.888 triliun dari pekan lalu Rp 12.967 triliun.

Selama periode 21-25 Oktober 2024, investor, investor asing jual saham Rp 3,62 triliun. Kondisi ini berbeda dari pekan lalu yang catatkan aksi beli saham Rp 1,2 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 40,9 triliun.

Mayoritas sektor saham melemah selama sepekan. Sektor saham infrastruktur pimpin koreksi dengan turun 2,34 persen. Diikuti sektor saham perawatan kesehatan susut 1,95 persen, sektor saham properti dan real estate melemah 1,86 persen, sektor saham basic materials tergelincir 1,35 persen.

Kemudian sektor saham consumer nonsiklikal terpangkas 0,17 persen, sektor saham energi melemah 0,33 persen, sektor saham consumer siklikal merosot 0,37 persen.

Sementara itu, sektor saham industri naik 2,56 persen, sektor saham keuangan bertambah 0,20 persen, sektor saham teknologi melesat 1,95 persen dan sektor saham transportasi dan logistic mendaki 0,96 persen.

Di sisi lain, rata-rata volume transaksi harian bursa naik 16,96 persen menjadi 27,31 miliar saham dari 23,35 miliar saham. Rata-rata nilai transaksi harian bursa menguat 9,49 persen menjadi Rp 11,96 triliun dari Rp 10,92 triliun. Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa menguat 9,04 persen menjadi 1,37 juta kali transaksi dari 1,25 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya