Liputan6.com, Jakarta - Kisah keramat kerap mengiringi perjalanan hidup para ulama besar Nusantara. Salah satunya adalah kisah KH Muhammadun, atau yang akrab dikenal dengan Mbah Ma'shum Lasem, seorang ulama kharismatik yang dihormati karena ketawaduan dan kesalehannya.
Dalam satu kesempatan, diceritakan bahwa sembilan wali Allah atau Walisongo datang berkunjung ke kediamannya di Lasem. Kisah ini disampaikan dalam tayangan video di kanal YouTube @KaromahIslam, yang menggambarkan peristiwa tersebut dengan begitu rinci.
Pada suatu hari, sembilan orang tamu datang dan menyatakan keinginan untuk bertemu dengan Mbah Ma'shum. Namun, saat itu, Mbah Ma'shum sedang beristirahat, tertidur di dalam kamarnya.
Ahmad, seorang santri yang bertugas, menawarkan diri untuk membangunkan Mbah Ma'shum. "Apa perlu Mbah Ma'shum dibangunkan?" tanyanya kepada para tamu.
Namun, para tamu itu serempak menolak tawaran Ahmad. Mereka, yang tadinya telah duduk melingkar di ruang tamu, memilih berdiri dan melantunkan sholawat dengan khusyuk.
Setelah beberapa saat, mereka pamit meninggalkan kediaman Mbah Ma'shum, tetap menolak untuk dibangunkan.
“Tidak usah, biarkan Mbah Ma'shum beristirahat,” jawab mereka dengan nada serempak dan penuh hormat.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Walisongo Sampai Tak Mau Mbah Mashum Terganggu
Setelah para tamu pergi, Mbah Ma'shum tiba-tiba terbangun. Ia bertanya kepada Ahmad tentang apa yang baru saja terjadi. Ahmad lalu menjelaskan bahwa ada sembilan tamu yang datang untuk menemuinya, namun mereka tidak ingin Mbah Ma'shum diganggu dari tidurnya. Mendengar cerita tersebut, Mbah Ma'shum meminta Ahmad untuk segera mengejar tamu-tamunya.
Namun, ketika Ahmad bergegas menuju arah yang ditunjukkan, ia tertegun. Meskipun baru saja meninggalkan rumah, para tamu tersebut telah menghilang dari pandangannya, seolah-olah lenyap tanpa jejak.
Mereka diperkirakan masih berada sekitar 50 meter dari kediaman, tetapi tak satu pun dari mereka tampak lagi.
Ahmad kembali ke dalam rumah untuk melaporkan hal tersebut kepada Mbah Ma'shum. Dalam keadaan masih berbaring, Mbah Ma'shum dengan tenang menjelaskan kepada Ahmad bahwa sembilan tamu itu adalah Walisongo, sembilan wali Allah yang tersohor di Nusantara.
Sosok yang berbicara dan memimpin rombongan tamu tersebut adalah Sunan Ampel, salah satu wali yang dikenal bijaksana.
Setelah menjelaskan bahwa yang datang adalah para wali, Mbah Ma'shum kembali terlelap dengan tenang. Kisah ini mengandung pesan mendalam tentang penghormatan yang tinggi dari para wali kepada Mbah Ma'shum, bahkan hingga rela tidak membangunkannya saat sedang beristirahat.
Advertisement
Kisah di Balik Kedatangan Walisongo
Mbah Ma'shum dikenal sebagai sosok ulama yang sederhana dan penuh dengan kesalehan. Kisah ini semakin menambah keyakinan masyarakat akan kedalaman spiritualnya, yang bahkan diakui oleh para wali Allah.
Bagi masyarakat Lasem, Mbah Ma'shum menjadi panutan, bukan hanya karena ilmunya yang tinggi, tetapi juga kerendahan hatinya.
Mbah Ma'shum lahir sekitar tahun 1868, dan sejak muda dikenal sebagai sosok yang rajin menimba ilmu dan memperdalam agama.
Nama besarnya hingga kini terus dihormati dan dikenang, tidak hanya di Lasem tetapi juga di seluruh Nusantara.
Kisah kedatangan Wali Songo ini menjadi salah satu dari banyak kisah yang melingkupi kehidupan Mbah Ma'shum, yang dipandang sebagai orang alim dengan karomah yang luar biasa.
Kehadirannya memberikan inspirasi, terutama bagi kalangan santri yang ingin meneladani kesederhanaan dan kebersahajaannya.
Ahmad, sebagai santri yang setia menemani Mbah Ma'shum, menyaksikan sendiri peristiwa langka ini. Ia bahkan menjadi perantara dalam menyampaikan pesan Wali Songo kepada Mbah Ma'shum.
Meski peristiwa ini berlangsung singkat, kehadiran para wali Allah di kediaman Mbah Ma'shum meninggalkan kesan mendalam bagi Ahmad dan para santri lainnya.
Bagi masyarakat yang mendengar kisah ini, ada pelajaran penting yang bisa diambil, yaitu nilai-nilai penghormatan dan keutamaan untuk menghargai orang yang lebih tua atau alim.
Para wali Allah dalam kisah ini menunjukkan teladan dengan tidak mengganggu istirahat seorang alim, meskipun kedatangan mereka penuh niat mulia.
Kisah-kisah seperti ini mengajarkan bahwa Allah dapat mengutus wali-wali-Nya untuk memberikan pesan kepada umat manusia dengan cara yang lembut dan penuh kehormatan. Kehadiran mereka di rumah Mbah Ma'shum memberikan teladan kebijaksanaan dan kepatuhan terhadap nilai-nilai akhlak yang tinggi.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul